"Sayang. Ayo kita pulang. "
Jiyeon sudah menyelesaikan semua kemoterapinya. Hari ini dia pulang. Jiyeon sudah dijemput oleh ibunya.
Keadaan Jiyeon sudah kembali segar. Jiyeon dapat menghirup udara segar lagi, setelah dua minggu berada dalam ruangan di rumah sakit.
"Aku bisa sekolah lagi kan Bu? "Tanya Jiyeon.
"Iya sayang. Lusa kamu bisa sekolah lagi. Hari ini dan besok kamu istirahat yang banyak. Ibu ada sama kamu. Ibu tidak akan kemana mana. "
Jiyeon ini tinggal berdua bersama kakaknya, ditambah seorang pembantu rumah tangga dan seorang driver.
Ibu Taehee memiliki bisnis yang besar dan mengharuskan dirinya tinggal di luar kota. Dalam seminggu pasti akan menyempatkan waktu untuk mengunjungi kedua buah hatinya. Semenjak kepergian suaminya, ibu Taehee harus memutar otak untuk menghidupi keluarganya.
"Abang gak pulang bu? "
"Abang lagi ada operasi katanya sayang. Dia pulang malam. "
"Oh. "
Selama dalam perjalanan pulang, Jiyeon memandang suasana kota. Ada rasa kerinduan pada dirinya melihat semuanya. Hanya dua minggu berada dalam ruangan menjalani pengobatan, ada rasa bahagia pada diri Jiyeon saat melihat jajaran gedung tinggi.
Sesampainya di rumah. Jiyeon masuk ke dalam kamarnya. Ia tersenyum bahagia. Inilah kamar yang ia rindukan.
"Non sudah pulang. "Seorang pembantu rumah tangga menghampiri Jiyeon dan ibunya.
"Iya bi Irene. Saya sudah pulang. "
"Alhamdulillah. Non sudah sehat kan bu? "
"Iya. Jiyeon sudah sehat. "
"Alhamdulillah. Non. Bu. Saya permisi dulu. Saya sedang menyiapkan makan Bu. "
"Iya. Lanjutkan pekerjaan kamu. "
Bu Taehee merangkul putrinya masuk ke kamar dan duduk ditepi ranjang.
"Maafkan ibu sayang. Ibu terlalu sibuk dan ibu sudah jahat meninggalkan kalian. "
"Tidak bu. Ibu melakukan semuanya untuk aku sama abang kan bu. Ibu adalah ibu terbaik. "
"Ibu akan perbaiki kesalahan ibu pada kalian. "
...
"Eh. Si Jiyeon dah balik ya? "Tanya Jeongseok.
"Hmm. Dia balik hari ini. "Jawab Krystal.
"Beneran dia sakit kanker otak? Kok gue gak nyangka banget yaa. "Ucap Kai.
"Gue juga gak nyangka. Tu anak kan tertutup. "Sambung Moonbin.
"Gue beneran masih soak liat Jiyeon saat di rumah sakit itu. Dia pasti kesakitan banget. "Ucap Krystal.
"Itu efek dari kemoterapi. Setau gue ada macam-macam efek dari kemoterapi. Tergantung si pasien. "Jelas Jeongseok.
"Tau dari mana lo? "Tanya Kai.
"Sepupu gue. Dia pernah di kemo juga. Tapi jenis kemo nya di sinar. Efeknya selain bagian yang disinarin alat menghitam, sepupu gue juga mengalami apa yang dialami si Jiyeon. Tapi ada juga yang rambutnya rontok. Lo tau lah itu mah. "Jelas Jeongseok.
Semua yang mendengar hanya menganggukkan kepalanya.
"Jiyeon jenis kemo apa? "Tanya Moonbin.
"Dia kemo yang dimasukin cairan beberapa labu dalam waktu yang cepet. Itu kan kita liat gaes kemaren kemaren. "Jawab Jeongseok.
"Tar gue tengok dia. "Ajak Krystal.
"Yuk ah. Kita tengok dia. "Kai.
....
Jiyeon dan Chanyeol sedang duduk diteras depan rumah.
"Ji. "
"Iya bang? "
"Minggu depan kita periksa ya. Kamu harus kontrol perkembangan kamu. "Ucap Chanyeol.
"Iya bang. Aku ikutin semua kata abang. "
"Maaf. Kamu harus melakukan kemo dan menderita dengan efeknya. Maafin abang. "
"Gapapa bang ih. Ini kan demi aku juga bang. "
"Kamu masih ngerasa mual gak? Sakit kepala? Atau ada yang lain? "
"Enggak sih bang. Kenapa? "
"Syukurlah. Kalo kamu ngerasa apa-apa. Langsung bilang sama abang ya Ji. "
"Iya bang. Itu pasti bang. "