[13] actually what should i do?

692 160 10
                                    

sekitar jam 4 lebih 15 sore, eunbi kemudian pamit.

"moga moga cepet sembuh, mbin-" kata eunbi, sebelum beranjak.

"makasih, bi-"

"yaudah gue pulang duluan-"

"eh tunggu tunggu, chanwoo mana lah suruh nganterin lo pulang dia-"

"eh nggak usah, mbin. gue bisa naik grab."

"alah nggak usah- WOOOOOO!" teriak moonbin, lagi.

chanwoo lalu muncul dari kamar mandi dengan kebingungan. "ngapain sih mbin, lagi sakit juga tereak tereak-" keluh chanwoo.

"anterin eunbi pulang" pinta moonbin.



















"makasih, woo." ucap eunseo setelah turun dari mobilnya jungwoo.

"okee sama sama. duluan ya-" balas jungwoo masih dari kursi mobilnya. sambil dadah dadah ke eunseo.

setelahnya, jungwoo berlalu dan berganti dengan suara motor menuju ke halaman depan.

"eh lo berdua-" seru eunseo saat melihat chanwoo dengan eunbi. eunbi segera turun dari motor dan menghampiri eunseo. sebelum itu, sudah mengucapkan terimakasih pada chanwoo duluan.


chanwoo, hanya menatap diam eunbi yang perlahan menjauh darinya. bukan tak menyangka, hal seperti ini memang dari awal sudah mungkin akan terjadi, mengingat bagaimana kedekatan ketiga sahabat itu sejak kecil.

chanwoo sempat berpikir. berpikir tentang bagaimana cara untuk tiba tiba menjauh dari kehidupan keduanya, tapi itu sulit.

ingin rasanya chanwoo mengalah, karena chanwoo merasa dirinya sudah kalah telak dari mooonbin. tapi, selama ini, semua itu hanyalah wacana chanwoo.









"gimana moonbin? udak baikan?" tanya eunseo sambil menyenderkan diri di tembok.

"ya biasalah, orang kecapekan doang-"

"loh jangan disepelein loh bi. siapa tau gejala penyakit serius apaan gitu-"

"enggak ah udah gue pastiin. cuma demam aja. itupun udah gak tinggi tinggi amat." kata eunbi, lagi.




karena kunci kamar eunseo yang kelupaan masih dibawa dahyun, maka eunseo sementara tiduran di kamar eunbi. sambil menunggu dahyun balik.




"seo-" panggil eunbi setengah berbisik.

"hmm" respon eunseo yang udah merem di kasurnya eunbi. "apaan?"

"menurut lo, gue harus gimana sih?" tanya eunbi sambil duduk menghadap eunseo.

"gimana apanya hwang eunbi???"









"soal chanwoo sama moonbin. belakangan ini, gue ngerasa gak nyaman aja karena mereka tibatiba barengan ngungkapin semuanya waktu itu-"











eunseo membuka mata dan membangunkan dirinya.

"eunbi harus tegas." begitu kata eunseo, singkat dan padat.

eunbi menghela nafasnya, kasar. "gue kudu tegas gimana sih, seo?? apa gue harus marah marah ke mereka sekarang?? kenapa gue harus terlibat masalah besar kaya begini sih..." keluh eunbi.



"bukan gitu, eunbi. ini bukan masalah yang harus dibesar besarkan. maka itu, perlahan harus diselesaikan-"









eunbi lantas membenarkan bantalnya dan segera berbaring di kasurnya.

"nanti malem, lo tidur sini aja seo. ada banyak yang pengen gue ceritain ke elo-"

eunseo mengangguk, menyanggupi.























hwanwoong buru buru nyelesaiin pinjaman bukunya satu tumpuk di perpus, begitu tahu udah hampir jam 5 sore.

bukan karena perpus tutup jam segitu, tetapi masalahnya adalah urusan di BEM pasti udah selesai sebelum jam 5 tepat.

bukan juga karna takut tidak mengikuti rapat kali itu, justru karna ingin hadir tepat di hadapan gadis itu saat nanti si gadis yang ia maksud tepat keluar dari ruangan BEM.




hwanwoong segera berlari sekencang mungkin ke arah kantor BEM setelah urusannya selesai.





dan benar saja, di depan sudah terlihat banyak mahasiswa yang baru saja keluar karena rapat selesai.









"HHH PAS!" seru hwanwoong sambil mengatur nafasnya beberapa meter sebelum pintu utama.

dirinya lalu membenahi langkah, sempurna. sambil mendekat ke ruangan.

tepat saat pinky, keluar dari sana.









"pinky~ makan bareng di luar yuk~"












pinky setengah terkejut namun menjawab ajakan itu dengan hati hati.

"maaf woong hari ini gak bisa, lain kali aja ya. gue udah ada janji mau ketemu kak junhui-"









senyum hwanwoong luntur seketika.

#2 Automne Doré✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang