"hoahm" eunbi menguap panjang, sambil mengucek ucek matanya.
"ngantuk ya bi?"
"gak, woo. laper. ya jelaslah orang nguap mah ngantuk, bukan laper, jung chanwoo-"
"mampus lo kena omel nenek sihir-" goda moonbin yang langsung mendapat pukulan keras di bahu oleh si empunya, hwang eunbi.
"tar gue mau tidur bentar jan gangguin-" pesen eunbi sambil ambil posisi di sofa atas. ninggalin kedua cowok itu yang masih ngadep layar laptop, di karpet bulu, ruang tengah rumah chanwoo.
ya, jadi sepulang dari kampus tadi, ketiga anak itu pergi ke rumah chanwoo buat ngerjain kerkel. rumah chanwoo sih mewah ya, lumayan lah buat seukuran di kota besar kek gini.
chanwoo juga aneh sih, udah tau rumahnya ada, malah pilih uyel uyel sekamar kosan sama si moonbin.
"elah tau dari dulu lo punya rumah segede ini, gue kaga cari kosan lah, woo. pilih numpang di rumah lo, aja-" kata moonbin. chanwoo hanya tertawa.
maklum saja, soal rumah ini juga baru ia ceritakan pada moonbin dan chanwoo dua hari yang lalu. makanya, mereka berdua setengah protes setengah bersyukur.
♡
donghyun rasanya mau dobrakin pintu, mau pecahin kaca. mau brutal aja setelah ngeliat ceweknya malah sama cowok yang tak lain adalah sang mantan.
namun donghyun sadar, bahwa ini juga salahnya untuk tidak menceritakan apapun soal ibunya pada dahyun.
donghyun juga tak ingin memperkeruh suasana dengan berprasangka yang buruk. oleh karenanya, dia segera meninggalkan tempat tanpa berpikir lebih panjang lagi.
tak juga menghiraukan suara yang sedari tadi memanggilnya dari belakang. atau mungkin karena donghyun tidak sama sekali menyadarinya.
"lah donghyun kok gak denger suara gue sih? bener donghyun bukan sih?"
tiba tiba saja dari dalam kamar vernon, dahyun keluar dengan wajahnya yang pucat.
"v-vernon siuman! panggil dokter-" kata dahyun, yang langsung disambut mata berbinar dari mamanya vernon dan umji langsung berlari memanggil dokter.
sambil menunggu upaya lanjutan dari dokter, umji dan dahyun duduk di ruang tunggu depan, sambil sedikit berbincang.
"ah iya emang, papa gue yang nyaranin buat bawa vernon ke rs ini."
"ooh gitu-" dahyun mengangguk paham, soal umji yang menjelaskan mekanisme bagaimana vernon bisa dirawat di rumah sakit ini. mengingat bahwa papa umji adalah bagian dari ikatan dokter yang cukup berada di kota tersebut.
"oh iya, hyun. tadi gue liat donghyun jalan jalan di koridor sini. emang yang sakit siapa?" tanya umji, tiba tiba.
"donghyun? yang bener, ji?" dahyun balik bertanya sambil langsung berdiri.
umji mengangguk, "tadi gue panggilin tapi dia gak noleh sama sekali. dia lari ke arah ruang operasi deh kayanya tadi-" lanjut umji sambil menunjuk ke arah selatan.
tanpa bertanya lagi, dahyun langsung mengambil ponselnya dan berlari meninggalkan umji.
"EH EH DAHYUN MAU KEMANA????"
merasa kebingungan, dahyun lantas menuju ke tempat resepsionis, untuk menanyakan keterangan pasti soal donghyun.
"permisi mbak, apa ada pasien masuk atas nama kim donghyun?"
"maaf mbak, kalau untuk pasien tidak ada. tapi ada salah satu kerabat pasien yang terdaftar sebagai wali kedua yang bernama kim donghyun." jelas wanita itu.
"di kamar nomor berapa mbak?"
"masih berada di ruang operasi, untuk pasien dengan wali kim donghyun sejak 2 jam yang lalu."
"apa pasiennya wanita?"
"ya, benar sekali mbak."
dahyun lemes dengernya. itu pasti ibunya donghyun. akhirnya dia lari ke arah ruang operasi yang diberitahukan mbak mbak resepsionis. bukannya mau berburuk sangka, namun firasat dahyun mengatakan bahwa itu adalah ibunya donghyun.
yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, kalau iya ibunya donghyun dioperasi di rumahsakit ini, berarti donghyun telah berbohong padanya soal ibunya yang sakit di kampung?
di ujung lorong akhirnya dahyun benar benar mengetahui kebenarannya.
donghyun. cowok itu sedang terduduk dan menundukkan wajahnya frustasi di depan pintu ruangan operasi.
sampai saat dahyun akan menghampirinya, beberapa dokter lantas keluar dari ruangan dan donghyun yang langsung menghampiri, serta seorang pria paruh baya lain dan seorang gadis kecil.
entah apa yang dikatakan dokter itu, sampai membuat donghyun pada akhirnya jatuh dan terisak di pelukan ayahandanya.
dahyun ingin mendekat dan bertanya, namun pada akhirnya dia tahu bahwa,
"maaf, nak donghyun. saya gagal untuk menyelamatkan ibu kamu. maaf-"
donghyun kehilangan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 Automne Doré✔
Proză scurtă❝They come, at the right time to the right person.❞