"yaudah nggak usah terlalu dipikirin, han. anggep aja gue gak pernah ngomong gitu ke elo-" kata eunseo sambil beranjak mengambil tas dan keluar ruangan.
"SEO!" panggilan donghan pun tak sama sekali ia hiraukan.
"lo punya selingkuhan ya, seo?!" terakhir, donghan sudah tidak mau berlembut lembut ria.
♡
donghyun udah sampe kosan sekitar 15 menit yang lalu. jam dinding masih nunjukkin pukul 1 lewat 25 menit. pantes aja masih sepi, belum ada yang balik.
donghyun akhirnya tiduran di kasur sambil maen hp.
sampai tiba tiba di pikirannya terlintas nama dahyun. buru buru donghyun mengecek pesan line yang selama beberapa hari ini dia bisukan.
benar saja, dahyun sudah mengirimi banyak pesan. namun tak satupun yang ia balas.
"maafin gue ya, hyun." gumam donghyun sambil beranjak menekan tombol panggil di pojok atas obrolan.
sementara itu, dahyun yang masih menunggu bis di halte depan kampus lumayan terkejut saat melihat nama donghyun di layar ponsel sedang menghubunginya. setelah 3 hari terakhir lost contact.
"halo donghyun?"
"dahyun, maaf"
"donghyun, lo dimana? sehat sehat kan? gue kangen.."
"maafin gue yah.. gue nyuekin lo berhari hari-"
"nggak papa, hyun. gue bisa ngertiin. sekarang lo dimana?"
"gue udah balik, barusan. sekarang di kosan."
"ah syukur deh.."
"gue jemput ya, lo masih ada kelas?"
"udah nggak. gue lagi di halte. nunggu bis.."
"yaudah gue kesana. tungguin"
dahyun lega, senang tidak karuan. akhirnya dia dan donghyun kembali hangat. mungkin donghyun sudah menyadarinya. menyadari bahwa hanya menyesali yang sudah berlalu itu hanyalah percuma. yang seharusnya dia lakukan sekarang adalah mendoakan ibundanya agar tenang di sisi-Nya.
"woe, hyun. belum pulang elah?"
"hih anjir ngagetin doang!" pekik dahyun pada teman sekelasnya itu, juyeon. juyeon cuma cekikikan di atas motornya.
"eh ngapain masih disini? dihipnotis orang ntar diculik lo-"
"HEH NGOMONGNYA SUKA SEMBARANGAN YA LEE JUYEON!!!" seru dahyun sambil beranjak ngejitak temennya itu.
"lah abis lo mencurigakan sih-"
"gimana sih gimana, orang gue lagi nungguin cowok gueeee-" jawab dahyun, kesel.
"elah yaudah. gue duluan aja. daripada jadi setan-" pamit juyeon.
"yaudah sana anjir! setan beneran emang lo tuh!"
setelah juyeon pergi, dan keributan selesai, dahyun balik lagi ke kursi halte sambil ngeluat liat ke layar hp. ngebenahin penampilannya yang kali aja malu maluin kalo ntar ketemu donghyun.
"kim dahyun..."
seseorang menepuk punggung dahyun, dan membuat dirinya sedikit berjingkat karena kaget.
"vernon?"
"makasih ya" ucap vernon sambil tersenyum hangat, tidak seperti biasanya yang penuh dendam.
"for what?" balas dahyun dengan tatapan tidak nyaman.
vernon lagi lagi tersenyum. dan bukannya menjawab lebih dahulu, justru menarik dahyun untuk jatuh ke dekapannya.
"makasih buat hari itu, karena kata umji, lo dateng dan entah kenapa gue lebih cepet siuman-"
"eh eh i-iya sama sama. santai aja. kita kan temen-" jawab dahyun dengan sedikit tergagap, dan berusaha melepaskan pelukan vernon.
"eh maaf maaf. gue refleks soalnya. makasih ya, dahyun." kata vernon, lagi.
dahyun balas tersenyum. meski di hatinya sedikit merasa tidak nyaman saja, karena vernon dari dulu memang tidak berubah. sifatnya yang selalu saja seenaknya sendiri.
"ekhem!"
"donghyun!" seru dahyun saat melihat donghyun sudah berada di situ, entah sejak kapan.
"eh donghyun, turut berduka cita ya, hyun. semoga ibu lo dapet tempat terbaik di sisi-Nya." ucap vernon, sambil menepuk punggung donghyun sebelum akhirnya pergi menjauh.
"oke, makasih non." sahut donghyun sambil tersenyum.
selepas vernon pergi, donghyun sama dahyun diem dieman sejenak.
"apa kabar cantikku?" tanya donghyun kemudian, mencairkan suasana.
bukannya menjawab. dahyun justru terisak dan menangis di bahu donghyun.
"donghyun, jahat. pake banget-"