#4

199 20 1
                                    

Dua hari setelah menyelesaikan semua proses administratif pindah sekolah dan seragam sekolah barunya pun turut diantar ke rumah. 

Alana kini sudah siap untuk belajar dengan penuh semangat mengenakan seragam sekolah barunya. seragam barunya ini menggambarkan identitas sekolah, dengan kemeja putih yang dipadukan dengan blazer hitam dan dasi pita kotak-kotak merah yang serasi dengan rok selututnya. 

Pagi itu cukup cerah membuat Alana dengan riang berjalanan di jalanan yang masih terlihat sepi, mulutnya bersenandung kecil. Ia singgah sebentar di sebuah mini market, membeli susu rasa pisang, yang akan memberinya sedikit energi tambahan. Hembusan angin yang tenang menyapu wajah Alana ketika ia melanjutkan perjalanannya menuju tempat pemberhentian bus sambil menikmati susu kotak rasa pisang kesukaannya. 

Ketika Alana berjalan di atas trotoar pejalan kaki, sebuah motor ninja hitam melaju dengan kecepatan tinggi dan menerjang kubangan di jalanan, menyebabkan air kubangan yang bercampur dengan lumpur terciprat dan mengenai rok baru Alana. Dalam hitungan detik, seragam sekolahnya yang bersih menjadi kotor.

"Kamu gila ya!!!" seru Alana, "naik motor pelan-pelan dong, emang nya ini jalanan nenek moyang kamu apa!"

Motor ninja hitam itu berhenti tepat lima meter dari tempat Alana berdiri, pelaku yang mengenakan helm full face itu melirik sebentar pada Alana lantas melajukan motornya lagi tanpa ada kata maaf. 

Tangan Alana mengepal erat dengan kedua kakinya menghentak kesal. Perasaan tenang dan damai yang ia rasakan pagi ini telah berantakan akibat pengendara motor yang ceroboh itu. Ditambah lagi, seragam barunya yang terkena cipratan lumpur membuatnya semakin geram. 

Alana cemas karena tidak tahu apakah noda lumpur di seragam nya ini bisa dihilangkan atau tidak. Jika tidak bisa dihilangkan, itu berarti ia harus membeli seragam baru lagi, dan tentu saja harga seragam sekolah Jaya Bangsa tidaklah murah. 

Lagi-lagi Alana hanya bisa menghela napas, merasa kesal, tetapi sadar bahwa ia tidak bisa berbuat banyak. Ia terpaksa melanjutkan perjalanan karena kembali ke rumah akan membuatnya terlambat ke sekolah. 

Semua mata di sekitarnya tertuju pada roknya yang kotor, Alana mencoba untuk tidak memperhatikan tatapan-tatapan itu, hanya berharap agar bus segera tiba. 

Menempuh perjalanan selama tiga puluh menit yang penuh dengan kemacetan, Alana akhirnya turun dari bus diikuti oleh beberapa penumpang lain di pemberhentian bus. Berjalan sebentar dari tempat pemberhentian bus, Alana tiba di depan gerbang sekolah SMA Jaya Bangsa, sekolahnya yang baru. 

Ternyata, Gita telah menunggu di gerbang luar sekolah sambil sibuk mengunyah Choki-Choki. Sorot mata Gita beralih pada rok Alana yang kotor oleh lumpur yang sudah mengering. 

"Kamu abis main air?"

Alana menggelengkan kepala mendengar ledekan Gita dan berkata, "aku kena kubangan air gara-gara motor ninja sialan."

"Kenapa kamu enggak jalan di trotoar?" tanya Gita lagi. 

"Aku lagi jalan di trotoar, tiba-tiba ada motor ninja yang menerjang kubangan air, dan jadinya aku terciprat," jawab Alana kesal. "manusia satu itu benar-benar tidak bertanggung jawab, malah langsung pergi tanpa minta maaf."

Namun, alih-alih merasa kasihan atau memberikan saran, Gita justru tertawa renyah mendengar penjelasan Alana yang cepat seperti rap lagu hip-hop.

Lost in the SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang