Gorden kamar Mark terbuka lebar. Matahari mulai menerobos masuk tanpa permisi membuat Mark terbangun karena kilauan sinarnya. Disana, seseorang berdiri membenarkan simpul gorden sambil tersenyum memandang Mark yang masih mencoba mengumpulkan nyawa.
"Pagi, Mark. Bangunlah, kau harus sekolah. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu." Ujar Taeyong lembut.
Mark kembali menutup matanya. Terlalu malas untuk terjaga.
"Ayo Mark. Ayahmu sudah menunggu dibawah."
Mendengar kata 'ayahmu', Mark langsung membuka matanya. Teringat kembali akan masalah yang ia buat kemarin.
Rambutnya acak-acakan, tanpa mengatakan apapun Mark menyambar handuk mandinya dan langsung menuju kamar mandi. Taeyong memperhatikan gerak-gerik Mark. Ia terlalu mencemaskan sikap Mark apabila tiba-tiba berubah.
Bau bacon dan omelette menguar. Pikiran Taeyong begitu teraduk-aduk. Ia hanya menginginkan koneksi hubungan yang baik antara dirinya dan Mark. Pijakan kakinya yang menyusuri kediaman Jung ini benar-benar tidak nyaman. Tapi Taeyong berusaha keras untuk tetap memperbaiki hubungannya.
Ia menuju ke dapur. Menyiapkan tiga piring dengan hidangan yang baru saja ia masak. Setelah siap, ia menghidangkannya di meja makan. Sampai akhirnya ia terkejut ketika sudah menemukan Jaehyun yang ternyata sedari tadi sudah duduk di kursi meja makan.
"Ya Tuhan!" Taeyong terkaget, kemudian memejamkan matanya perlahan sementara salah satu piring masih ada di tangan kanannya.
Jaehyun tertawa. Mukanya masih kusam karena langsung menuju dapur. Binar matanya begitu cerah ketika melihat Taeyong yang akhirnya ikut tertawa dengannya.
Taeyong memukul lengan Jaehyun. "Apa yang kau lakukan!"
"Sebegitu fokusnya sampai kau tak menyadari aku dari tadi sudah duduk manis disini. Apa yang ada dipikiranmu?"
Taeyong menggeleng. Menaruh piring yang ada ditangannya di depan Jaehyun. "Tidak ada."
"Aku tau ketika kau berbohong Taeyong."
Taeyong duduk berjajar berseberangan dengan Jaehyun. Mengambilkan garpu dan pisau kecil untuk ia letakkan pada piring Mark.
"Mark?" Ujar Jaehyun.
Taeyong mengangguk. Kemudian mengalihkan pembicaraan. "Kau berangkat jam berapa?
"Jam sembilan."
Setelah itu atmosfer berubah menjadi hening. Asap bacon pada ketiga piring yang tersaji masih mengepul. Kemudian Mark muncul. Sudah siap dengan seragam rapinya.
"Hai," ujar Taeyong menyapa Mark. Tapi Mark hanya diam, menunduk dan menyembunyikan ekspresinya.
"Have a sit, Mark." Lanjut Taeyong. Senyuman Taeyong mengembang, dan akhirnya Mark mengikuti perintah Taeyong. Ia masih takut bertemu pandang dengan ayahnya.
Taeyong menjadi sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi sekarang. Kedua orang didepannya masih diam tak bergeming. Jadi Taeyong berdehem untuk memberikan sinyal pada Jaehyun.
"Ehm!"
Jaehyun melirik Taeyong, kemudian melirik seseorang yang masih menunduk itu.
"Mark." Ujar Jaehyun.
"Yes dad," Mark begitu cepat merespon. Masih takut memandang ayahnya.
"Mm...anything you want to talk t-"
"Yes."
Jaehyun mengangkat satu alisnya mendengar respon anaknya itu. "Okay. Go ahead."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mess
FanfictionMess; A Jaeyong Fanfiction by shaphireavox Mark tidak menginginkan orang tua kedua. Dia tidak pernah menginginkan kedatangan sesosok Taeyong dalam hidupnya. Karena selama 17 tahun dia hanya bersama Jaehyun -ayah yang sangat mencintainya. Tetapi Jaeh...