9. Jaehyun

18.1K 2.8K 112
                                    

Ponsel Taeyong berkedip sekali. Pemiliknya masih ada di kamar mandi. Taeyong sangat benci jika privasinya diusik oleh orang lain, tapi Jaehyun kan bukan orang lain. Ia mengintip sejenak ponsel yang menyala itu. Dan melihat bahwa Taeyong berjanjian dengan seseorang. Nomornya tidak tersimpan. SMS mereka cukup panjang dalam percakapan. Malam ini adalah malam dimana Taeyong mempunyai janji dengan temannya. Itu yang Jaehyun tau.

Tapi mengapa bertemunya harus di bar? Apa yang akan Taeyong lakukan. Jaehyun tau bahwa tidak baik memendam masalah seperti ini, mungkin Jaehyun akan menanyakannya langsung pada Taeyong.

Atau menunggu Taeyong mengatakan yang sebenarnya dengan sendirinya.

Pintu kamar terbuka dan Jaehyun berpura-pura untuk tidak terlalu peduli dengan ponsel yang mulai berderit. Ia hanya melirik sesekali, sampai akhirnya membaringkan tubuh dan merasakan belaian singkat pada kepalanya. Belaian Taeyong membuai Jaehyun begitu lembut. Jaehyun ingin semua ini berjalan lama. Tapi ia memilih untuk berdiam tak membalas perlakuan Taeyong.

"Jam berapa kau berangkat?" Tanya Jaehyun menatap lurus ke mata Taeyong.

"Sebentar lagi. Aku baik-baik saja. Hanya sebentar." Jawab Taeyong perlahan.

"Ini sudah jam 9, apa perlu ku antar saja?"

"Jaehyun," Taeyong mengecup Jaehyun kecil. Kecupan singkat agar Jaehyun berhenti mengkhawatirkannya.

Jaehyun mendesah. Mengembuskan napas panjangnya. "Oke, hati-hati. Jika ada apa-apa telpon aku."

"Tentu."

"Aku mencintaimu,"

Taeyong tersenyum mendengar kalimat singkat Jaehyun. Ia menangkupkan kedua telapak tangannya pada wajah Jaehyun. Meremasnya sedikit dan memberikan ekspresi gemas. "Aku juga. Aku janji akan pulang cepat oke?"

Jaehyun mengangguk. Menggenggam tangan Taeyong yang baru saja membelai pipinya.
-
-
-
-
-
Suara musik dari bar berdentum keras ditelinga Taeyong. Cukup lama ia tak mengunjungi tempat ini. Mantel abu yang ia kenakan cukup membuat kehangatan untuk tubuhnya. Perlahan Taeyong masuk, memijakkan kakinya lebih masuk ke dalam bar.

Disana, ada Yuta yang sedang menyesap sampanye dengan wajah sumringah sedang berbicara dengan seseorang. Taeyong menghampirinya. Itu Lucas. Orang yang berbicara dengan Yuta.

Taeyong memasang wajah biasa saja. Ia duduk didepan Yuta yang akhirnya mengatakan 'hai' padanya.

"Bagaimana kabarmu?" Lanjut Yuta mengulurkan tangan untuk meminta jabat tangan.

"Aku baik. Apa yang kau lakukan disini Lucas? Dan Yuta, bagaimana konsep yang akan kau jelaskan padaku?" Ujar Taeyong tidak begitu nyaman dengan situasi saat ini.

Lucas tersenyum. "Aku sering kemari Taeyong, kau lihat penari-penari telanjang itu?"

"Ya, aku tak peduli." Jawab Taeyong cepat.

"Hei Taeyong rileks, santai saja." Kata Yuta.

Taeyong tidak nyaman disini lama-lama. Meskipun dulu bar merupakan rumah kedua setelah apartemennya.

"Aku belum sempat mengatakan semuanya pada Jaehyun. Aku akan mengatakannya setelah kau menjelaskan detail pekerjaan ini padaku." Ujar Taeyong. Kemudian Lucas pergi dari obrolan mereka, mencari kesenangan dari orang-orang telanjang yang menggoyangkan tubuhnya.

MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang