Seminggu setelah Taeyong memutuskan untuk pindah dari kediaman Jung, Mark belum sempat mengatakan terimakasih kepada kekasih ayahnya itu karena sudah membantunya untuk mendapat nilai yang cukup memuaskan. Ia masih tak mengerti masalah detail mengenai ayahnya dan Taeyong. Ayahnya masih puasa bicara mengenai masalahnya tersebut. Bukannya kepo, Mark hanya meresa tidak nyaman sekarang, meskipun awalnya inilah yang ia inginkan.
Malam itu benar-benar membuat Mark gelagapan sendiri. Beberapa teman kelasnya mengajaknya ke pub. Dan destinasi meraka berganti-ganti sampai akhirnya Jeno mengajaknya ke bar, dan memberi tahu Mark mengenai stripper pujaan banyak lelaki yang membuatnya ingin datang lagi dan lagi. Mark cukup kaget mendengar nama Taeyong keluar dari mulut Jeno. Mungkin Jeno masih SMA, tapi ia sudah beberapa kali keluar-masuk bar setelah ujian selesai. Katanya untuk bersenang-senang.
Baru kali ini Mark masuk ke sebuah bar. Melihat beberapa orang melenggak-lenggok telanjang dengan bantuan tiang silver. Otaknya begitu penuh dengan nama Taeyong. Ia bahkan masih tak percaya ketika Jeno memberinya foto Taeyong yang sedang beraksi. Jeno bahkan menyuruh Mark untuk ke kamar VIP karena ada hadiah kecil untuknya disana. Tapi Mark menolak. Ini cukup menakutkan. Ia tahu bahwa ia cupu. Terlalu penakut untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya semacam itu.
Ia pulang larut kali itu. Tapi Jaehyun tidak peduli. Jaehyun masih berkutat dengan beberapa buku tebal dan pekerjaan mahasiswanya. Setelah Mark masuk ke kamar ia merebahkan diri. Tidak ada percakapan antara dia dan ayahnya. Hidupnya juga cukup mengerikan setelah ayahnya berhenti untuk memasak dan lebih memilih memberikan makanan-makanan instan untuk persediaan di rumah.
Ketika Mark memutuskan untuk turun dan membuat sereal karena ia merasa lapar, Mark menemukan beberapa botol bir kosong di wastafel cuci piring. Sepertinya ayahnya telah menegak berbotol-botol bir. Jadi Mark membuat dua mangkuk sereal coklat lengkap dengan susu.
Ia mengetuk kamar ayahnya. Dan Jaehyun sedang duduk didepan komputer yang menyala. Menengok anaknya yang masuk tanpa dipersalahkan dulu.
"Ayah mabuk?" Tanya Mark menyodorkan satu mangkuk berisi sereal di depan Jaehyun. Ia menaruhnya disamping keyboard komputer.
Jaehyun hanya diam. Memandangi sereal yang baru saja diletakkan oleh Mark.
"Ayah mau cerita?" Mark kemudian duduk bersila di kasur empuk milik ayahnya. Beberapa baju milik Taeyong masih menggantung di gantungan baju. Ada satu buku modul Korea untuk perguruan tinggi di meja komputer. Setiap kali Jaehyun melirik barang Taeyong, ia mengembuskan napas beratnya. Seperti baru saja melepaskan hal yang sebenarnya takut ia lepaskan.
"It's okay dad. Eat. Make you feel better." Ujar Mark menyendokkan serealnya.
Ini dini hari. Lagi pula Jaehyun harus bekerja besok. Tapi tidak mungkin. Mark masih penasaran dengan permasalahan ayahnya. Ngomong-ngomong apakah ayahnya tau Taeyong dulu seorang stripper? Atau masalah ini memang bermasalah dari masa lalu Taeyong? Mark hanya bertanya-tanya.
Jaehyun mengambil serealnya. Kemudian memutar kursinya untuk berhadapan dengan anak semata wayangnya itu. Ia menyendok pelan dan memasukkannya ke mulut. Mulutnya terasa pait mencekat. Ada gelenyar panas saat ia membuka mulut. Mungkin terlalu banyak minum bir membuatnya merasa seperti ini.
Jaehyun menyedot ingusnya. Tetap menyendok sereal. "Mark," ujarnya pelan disela-sela kunyahannya.
"Yes?"
"Terimakasih."
Mark mengangkat alisnya sambil mengerjap beberapa kali. "Yeah, don't mention it. Anyway, are you two er... broke up?"
Jaehyun berhenti mengunyah. Menelisik mata anaknya. "Is that what you want?"
"What?...Ayah terlihat menyedihkan sekali aku serius. Ini tidak baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mess
FanfictionMess; A Jaeyong Fanfiction by shaphireavox Mark tidak menginginkan orang tua kedua. Dia tidak pernah menginginkan kedatangan sesosok Taeyong dalam hidupnya. Karena selama 17 tahun dia hanya bersama Jaehyun -ayah yang sangat mencintainya. Tetapi Jaeh...