Sweet Lies

2.1K 161 17
                                    


Krystal ingin kabur detik ini juga, agar ia tahu ini hanya sebuah mimpi, bukan balas dendam atau rencana busuk Kai untuk mengerjainya lagi.

Jika benar ia mengerjai Krystal, demi Tuhan ini yang terparah.

Kai tahu ia tidak ingin menikah dengan pria keturunan Mandarin itu, ia tidak mau bertunangan dengan orang yang bahkan tak di sukainya.

Dan apa kata si china tadi?

"Sesuai janjiku, Krystal akan datang di hari pertunangan kami."

Krystal meremas jemarinya, menumpahkan seluruh kekesalan disana, ia marah, ia kecewa, ia ingin menangis sekarang. Tapi jika ia melakukannya, ia tahu bedebah itu akan senang atas kemenangannya.

Krystal melirik sekilas pada Kai yang tengah duduk sembari tertawa bersama wanita berambut blonde itu, tampangnya seperti tak memiliki dosa apapun. Padahal detik ini Krystal benar-benar ingin menghilang dari kekonyolan gila ini.

Entah seseorang tiba-tiba datang mengacau, gempa bumi atau apapun yang jelas harus ada yang membantunya kabur dari sini. Siapapun atau apapun Tuhan, aku mohon.

Ia terus berdoa dalam hati, acara pertunangan itu sepertinya sudah akan di mulai, semua kursi yang disediakan sudah terisi penuh. Matanya makin melotot sempurna saat sebuah layar proyektor menampilkan gambar masa kecilnya dan pria keturunan Mandarin itu, ia tak peduli pada itu sekarang.

Mungkin mereka sudah mengenal dari kecil, atau apapun itu Krystal tak peduli, bagaimanapun perasaan gadis itu bukan untuk pria china yang sekarang tengah menggenggam tangannya erat. Shit.

Pria bernama Luhan itu menarikny ke podium saat gambar masa kecil mereka selesai di putar. Ia merangkul bahu Krystal dengan sangat protective.

"Seperti yang para hadirin lihat, satu persatu foto menunjukan betapa dekatnya aku dan calon tunanganku yang teramat cantik ini." Krystal mengumpat dalam hati, ingin rasanya menendang Luhan sampai ia tersungkur dan jatuh dari atas panggung kalau bisa. Tapi pasti orang tuanya akan sangat malu jika itu terjadi.

"Jujur saja, jika aku boleh jujur. Mungkin aku pria paling beruntung yang bisa di jodohkan dengan nona manis ini. Dia cantik, muda, pintar, dan tentu saja menarik. Tapi.." Luhan melirik Krystal sejenak sembari tersenyum penuh arti pria mandarin itu mengacak rambut Krystal gemas.

"Aku menyukainya dan menyayanginya, hanya sebatas kakak kepada adiknya. Jika yang kalian tahu selama ini aku adalah ceo muda yang berbakat, semua itu karena arahan dan bimbingan dari ayahku, jadi terima kasih untuk bimbingannya. Dan tentu saja ibuku yang selalu sabar dalam mendidikku. Tapi tidaklah cukup mengaturku dalam dunia pendidikan dan pekerjaan, masalah jodoh biarkan aku memilih pilihanku sendiri, mungkin dia bukan wanita yang sempurna di mata ayah ataupun ibu tapi dia begitu berharga untukku." Luhan berjalan menuruni panggung dan mengulurkan tangan pada gadis yang duduk di samping Kai.

Krystal terkejut bukan main, kedua orang tuanya masih santai tak merespon apapun. Sedangkan orang tua Luhan juga masih tenang seolah apa yang di lakukan anaknya itu bukan kesalahan fatal. Mempermalukan kedua orang tuanya di acara khidmat seperti ini bukankah hal yang benar-benar sangat tidak terpuji?

"Ya hari ini aku akan bertunangan, tapi bukan dengan Krystal adikku. Melainkan dengan wanita yang selama ini tak henti menyemangatiku disaat aku tertekan oleh semua tugas yang di bebankan kepadaku. Aku mencintainya tidak peduli orang akan berkata apapun tentang betapa kacaunya acara ini. Aku akan tetap menikah dengannya."

Keheningan tiba-tiba saja menyergap, Krystal makin tak bisa berkata-kata ia tak mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi disini. Namun semuanya berubah saat kedua orang tua Luhan tertawa geli, setelahnya tuan dan nyonya Jung juga ikut tertawa membuat Krystal semakin diam tak tau harus berbuat apa di atas panggung dan di tonton puluhan tamu undangan seperti saat ini.

[Kaistal] My Rival, From Childhood!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang