°01°

259 41 38
                                    

Pagi yang cerah menyambut langit Jakarta hari ini. Matahari baru saja terbangun, membagikan sinar hangatnya ke setiap kota, membiarkannya menembus kaca-kaca ruangan. Sinar itu memaksa masuk melewati celah gorden kamar gadis yang genap berusia enam belas tahun itu.

Gadis itu masih bergelung di bawah selimut nya, ia masih terhanyut dalam mimpi indahnya. Tiba tiba pintu kamarnya terbuka lebar, memperlihatkan seorang cowok bertubuh tegap lengkap dengan seragam lengkap yang melekat di tubuhnya--oh jangan lupakan roti tawar dengan selai coklat yang memenuhi mulutnya.

"Adek bangung woi! Ubah siang ngih, kalo kagak bangung gua kinggal bogo!"ucapnya sambil menarik selimut gadis itu . (Adek bangun woi! Udah siang nih, kalo kagak bangun gua tinggal bodo!)

Gadis itu mendesah pelan, ia merutuki abangnya yang membangunkannya pagi-pagi buta begini.

"Ah ilah bang! Ngapain sih bangunin gue pagi-pagi buta kayak gini! Ganggu aja, " ia menarik selimutnya lagi sampai ke dada dan melanjutkan bunga tidur yang tadi sempat tertunda.

Cowok itu menelan sisa roti di dalam mulutnya seraya menarik selimut adiknya lagi"Eh buset! Pagi-pagi buta? Mata lo kali yang buta. Lo mau telat di hari pertama masuk sekolah? 10 menit lagi nggak turun gua tinggal, " ucapnya final, ia pun turun kebawah untuk menunggu adiknya bersiap.

Setelah mendengar kalimat terakhir abangnya, mata gadis itu terbuka lebar, selebar daun kelor--halah

Ia melihat jam yang terpampang di dinding kamarnya dan waktu menunjukkan pukul 06.40 "what the--" ia pun langsung menegakkan tubuhnya dan ngibrit ke kamar mandi.

Gausah mandi lah, udah cakep ini,batinnya

Ia pun menggelengkan kepalanya mengingat 10 menit lagi ia harus selesai bersiap untuk kesekolah, jika tidak abangnya akan meninggalkannya dan jika abangnya meninggalkannya ia akan telat di hari pertama.

Haduuh pusing pala dedek

***

Ia mendengar suara klakson yang ditekan sepertinya dengan tidak sabar itu beberapa kali. Ia bergegas turun ke bawah menemui abangnya yang sudah menunggu di luar karena takut ditinggal ia sampai lupa akan sesuatu.

Athaya menupuk keningnya lupa "Yaampun Bunda!"

Ia berlari ke ruang makan dengan tergesa gesa dan menemukan bundanya sedang mengoleskan selai coklat pada roti tawar. Menyadari ada seseorang dibelakangnya Bunda Athaya--Disa bangkit seraya tersenyum ke anak perempuannya.

"Adek, jangan lari lari atuh nanti jatuh. Nih sarapannya dimakan di mobil aja ya. Liat tuh abangmu udah nggak sabaran gitu, "ucap Disa dengan terkekeh di akhir kalimatnya.

Langsung saja Athaya mengambil kotak bekal yang diberikan bundanya."Makasih ya bunda. Aya berangkat dulu, assalamualaikum " Aya adalah panggilan kecilnya.

"waalaikumsalam" Athaya menyalami tangan bundanya dan mencium singkat pipi kirinya lalu berlari ke luar menemui abangnya.

Sesampainya di dalam mobil, ia mengenakan seatbelt nya, membuka kotak bekal yang diberikan bunda dan memakan roti yang berisi selai cokelat itu . Mobil segera dilajukan dengan kecepatan sedang oleh Abangnya--Aldevaro.

"Ck! Lama amat sih lo."kesalnya pada Athaya

"Yauda sih, kan tadi gue ngambil ini dulu" ucap Athaya seraya menunjukan kotak bekal yang berisi roti itu

"Kata bunda kalo gue nggak sarapan nanti disekolah bisa laper, kalo laper nanti nggak konsen belajar, kalo nggak konsen belajar nanti bisa bego, kalo beg-"

Varo melongo mendengar ocehan adiknya yang hanya dengan satu tarikan napas, "Stop it!" ia memfokuskan dirinya dengan jalanan lagi.

Athaya mengerucutkan bibirnya ia kesal karena abangnya memotong ucapan yang belum ia selesaikan. Ia memakan rotinya dengan buas untuk melampiaskan kekesalannya.

Mobil Varo sudah memasuki gerbang sekolah. Mereka membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai kesekolah karena jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh. Segera ia memakirkan mobilnya. Athaya turun di susul oleh Varo yang sedang mengunci mobilnya.

Varo merangkul bahu Athaya dan berjalan di koridor kelas diselingi oleh lelucon yang dibuat Varo. Banyak para siswa dan siswi yang berlalu lalang melihat mereka dengan tatapan iri.

"Bang, nanti pulangnya tungguin Aya ya, " ujar Athaya di tengah jalan,mereka berpencar mencari kelasnya masing-masing.

"Hm, nanti gue tunggu di parkiran, " jawab Varo

"Yaudah Aya ke kelas dulu ya bang. Dadah abang"

Abangnya memasang wajah ingin muntah ketika mendengar nada bicara Athaya yang sengaja di imut imut kan"Geli najis. Ade siapa sih lo, "

Athaya tertawa melihat ekspresi abangnya itu "Ade babang Paro" ia meninggalkan abangnya sendirian disana entah lah mungkin abangnya itu langsung ke kelasnya atau ke tempat teman temannya dikantin.

Athaya tidak peduli.

***

XI IPA 2. Ternyata itu adalah kelas Athaya, ia memasuki kelasnya dan disambut oleh teriakkan nyaring milik sahabatnya

"AYAAA!!" Teriak Naya dengan heboh ia melompat kegirangan karena ia bisa sekelas lagi dengan sahabatnya.

"Nay, jangan teriak teriak gitu dong, malu" Athaya berjalan kearah kursi yang berada di paling belakang dekat jendela. Ia duduk dan mendengarkan ocehan milik sahabatnya itu.

"Iyadeh iya. Hmm.. Ath, lo--udah mandi kan? " tanya Naya sedikit berbisik.

Athaya membulatkan matanya,"apaan sih Nay,pertanyaan lo nggak bermutu banget" ia mengambil novelnya dan mulai membaca, sebenarnya itu hanya alibi nya saja untuk mengatasi rasa malunya.

Naya tertawa mendengar respon sahabatnya itu, ia tahu Athaya tidak benar benar membaca novelnya dengan serius.

Athaya hanya berpura-pura.

"Hahahaha.. Udah deh jujur aja, nggak usah pura pura gitu.Gila lo Ath, masih aja kayak dulu," Naya tertawa dengan kencangnya, ia tahu kalau dulu Athaya kesiangan pasti jarang mandi, mentok mentok cuma gosok gigi sama cuci muka doang.

Athaya mendengus sebal, "terserah apa kata lo aja deh Nay,"

"Aya balum mandi tak tung twang tak tung twang"

***

Setelah meledek Athaya, keduanya lanjut bercerita.
Mereka bercerita tentang liburan semester kemarin, yang diiringi oleh tawa mereka.Sesekali Athaya melirik kearah pintu tetapi pandangannya langsung ia alihkan lagi ke Naya dan menyimak ceritanya.

Oh, ternyata dia juga disini, batin Athaya

Tak lama setelah itu bel masuk berbunyi dengan nyaring pertanda jam pertama akan segera dimulai.

Tbc.

Happy Reading:)

-See u
Davina

1 Des 2017

Athaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang