°10° (Part 2)

83 6 3
                                    

Lucu bukan?  Aku mencintaimu tapi kamu mencintai dia.

-Teruntuk seseorang yang kutemui didepan rumah, kemarin sore.

-Athaya-

"Gue khawatir."

Satu kata yang meluncur dari bibir Dion membuat Athaya teringin berjingkrak saking senangnya. Tetapi keadaan tidak memungkinkan, makanya itu ia hanya memutar bola matanya. Tangannya ia paksa lepas dari genggaman Dion. Kalau tidak ingat kata-kata Reviana, mungkin sekarang ia akan tersenyum lebar. Melupakan pusing yang dideritanya.

"Lo balik aja kekelas. Gue gak papa." Athaya memunggungi Dion, matanya sengaja ia pejamkan.

"Nggak."

Athaya mengendus kesal, "Terserah."

Dion menyenderkan tubuhnya dikursi, ia mengambil ponselnya yang bergetar. Ada beberapa pesan dari Luthfi.

LINE
Luthfiganxz : WOI TELOR ONTA!

Luthfiganxz : BALIK LO! DICARIIN BU TRI NIH WOI!

Luthfiganxz : CEPETAN ELAH. DOI NGOCEH MELULU. CAPE DENGERNYA HAYATI MAZZ.

Dion memutar bola matanya malas.

Dion : Uname u aly kuadrat.
Dion : Y.

Dion memasukkan ponselnya, melihat ke Athaya yang masih memunggunginya. Sebelum kekelas, Ia pergi ke wastafel menemukan handuk kecil disana. Lalu ia basahkan sedikit, berjalan lagi ke tempat Athaya. Memasangkan handuk itu dikening Athaya. Dijadikan kompresan sementara untuk menghilangkan panasnya.

"Gue kekelas dulu ya. Nanti istirahat gue kesini lagi. Get well soon." Dion tersenyum, meninggalkan ruang serba putih itu.

Athaya tidak menyadari, karena ia benar benar sudah terlelap.

***

Bel istirahat berbunyi, Naya tergesa-gesa merapikan alat tulisnya. Tanpa aba aba ia segera berlari menuju UKS. Ia amat sangat khawatir dengan keadaan Athaya. Setibanya di UKS, Naya menemukan dua orang yang berada dibilik dua.

Naya menyipitkan matanya, "Fero?"

Orang yang merasa terpanggil pun menoleh kearah pintu. "hm."

"Nggak, gue kira Dion. Soalnya tadi dia gue suruh kesini." Naya menghampiri ranjang Athaya. "Gimana Ath? Lebih baik?"

Athaya mengangguk, "Lebih baik. Tapi masih pusing aja."

"Syukurlah."

Athaya tersenyum. Ia menatap kosong daun pintu.

Katanya khawatir. Katanya mau kesini. Dasar PHP.

*

Dion merutuk. Ingin sekali ia kabur sekarang. Saat ini seluruh anak kelas XI IPA 3 masih berkutat dengan buku mereka. Jam istirahat mereka dipakai oleh guru yang mengajar alasannya karena beliau telat masuk. Sebagian dari mereka banyak yang tidak memperhatikan materi.

"Ah ilah gue belom sarapan juga. Waktunya istirahat malah dipake, emangnya gue bisa fokus kalo perut laper." Oceh Luthfi.

Dion tidak tahan lagi, ia bangkit dan langsung berlari keluar kelas menghiraukan kicauan dari gurunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Athaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang