Suara deruman motor berhasil mencuri perhatian seluruh siswa SMA Bintang diiringi dengan suara pekikan tertahan dari para siswinya.
Keadaan seperti ini sudah biasa di SMA Bintang.
Sementara Si pemilik motor masih setia diatas motornya.Ia membuka helm yang terpasang di kepalanya dan mengacak secara asal rambutnya.
Ia berjalan dengan senyum yang terbit di wajahnya menambah kesan tampan dimata para siswi yang melihat. Banyak yang menyapa cowok itu terutama kaum hawa dan sesekali ia membalasnya. Ia berjalan dengan tas yang disampirkan di bahu kanannya dan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.
Penampilannya hari ini masih seperti biasa, rambut hitamnya itu ia biarkan berantakan, senyum yang merekah seperti biasa, baju seragam yang satu sisinya dikeluarkan dan sepatu converse hitam yang melekat di kakinya.
Ia bukan anak teladan yang disanjung banyak guru, bukan juga anak nakal seperti teman temannya yang menjadi langganan guru BK.
Sering sekali teman temannya bilang, "heran gue sama lo, kenapa lo nggak jadi langganan guru BK ya? Padahal lo kan sama aja kayak kita."
Ia hanya menjawab, "Gue nakal, tapi masih batas wajar." ia terkekeh pelan.
Ia berjalan sambil bersenandung kecil, melihat lihat keadaan sekolah di pagi hari.
Tiba tiba saja satu tangan mendarat di bahunya, "Yon!"Ia menoleh dan menemukan wajah tengil sahabatnya itu."Kaget. Gue kira Setan, "ucapnya sambil terkekeh.
Luthfi mengambil posisi disebelah kiri Dion sambil menabok lengan kekar sahabatnya itu, " Yakali. Masa pagi pagi ada setan."
"Ada. Nih samping gue setannya,"Luthfi mengumpat kecil tetapi masih bisa di dengar oleh Dion.
Dion Sastra Pradianta.
Cowok berparas tampan, bermata elang berwarna hitam gelap, dengan tubuh atletisnya, yang memiliki senyuman yang membuat para siswi melihatnya langsung kesemsem, ia biasa biasa saja tidak cerdas dan tidak bodoh.
Mungkin itu cukup untuk mendeskripsian Dion.
Ia berjalan bersama sahabatnya kearah kelas XI IPA 3 yang berada dilantai 2. Setelah sampai di depan kelas, mereka langsung disambut dengan berbagai teriakan. Luthfi yang berjalan memasuki kelas terlebih dahulu itu kedapatan Tip-X yang berhasil mendarat dengan mulus tepat di wajahnya, ia mengumpat seraya mengelus wajahnya yang menjadi korban pelemparan Tip-X.
"Sialan!Kaget gue. Siapa sih yang ngelempar muka ganteng gue yang melebihi para personel EXO ini. Untung gue kagak jantungan dapet serangan Tip-X secara mendadak. Kalo gue jantungan gimana? Kan nggak lucu headline berita besok 'Seorang Siswa Jantungan dan meninggal di depan Kelasnya Karena Kelemparan Tip-X'," ucapan milik Luthfi itu di hadiahi dengan berbagai sorakan meledek.
"Alah najis. Personel EXO ama lu gantengan Bapak gue kali."
"Eh Lut, kok lo tau EXO. Jangan jangan lo fanboy ya?"
"Hmm.. Itu-anu-nnngg gue tau EXO kan gara gara --anu Bu Muk. Ah, iya gara gara Bu Muk,""Emang sejak kapan Bu Muk fangirl? "
" Alah bacot lo semua,""Alay amat lu Lut,"
"Heh mujaer! Jangan manggil gue lat lut lat lut bae emangnya gue lutung,"Dion yang masih berada di depan kelasnya itu hanya tertawa, ia berjalan memasuki kelas dan mengambil tempat duduk yang berada di pojok paling kiri. Ia mengambil ponselnya yang berada di kantong celana abu abunya itu dan menyalakannya. Ada beberapa notifikasi yang memenuhi layar lock-screen,ia mengabaikan semua pesan yang masuk tetapi ada dua notif yang menarik perhatiannya. Segera ia membuka pesan yang masuk itu, ia terbelalak mengetahui siapa yang mengirimkannya pesan namun ia langsung mengubah ekspresinya menjadi biasa.
Reviana : Hai Dion! Lo masih save nomor gue kan?
Reviana : Lo ada waktu nggak minggu ini? Kita ketemuan di pastel cafe ya,Jam 10. Ada yang ingin gue omongin. See u :)
Ia ragu apakah ia harus menuruti pesan dari Reviana atau ia harus mengabaikannya. Mungkin Dion harus memilih opsi yang kedua.
Dion : Ok.
BODOH.
Kadang otak dan hati tidak bisa diajak kerja sama. Ia menyesal membalas pesan mantan kekasih yang dulu meninggalkannya tanpa alasan.
Artha yang melihat kegusaran Dion pun menghampiri dan bertanya kepada sahabatnya itu, "Lo kenapa sih yon? Kayaknya gelisah banget. Cerita lah,"
Dion yang kaget mendengar pertanyaan Artha itu langsung memasukkan ponsel kedalam sakunya seraya menarik napasnya dengan tenang.
"Nggak ada apa apa, santai aja. Tadi gue cuma kalah nge game." Dion berusaha meyakinkan Artha dengan nada bicara tegasnya. Dan bodohnya Artha mempercayai ucapan Dion.
***
Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, tetapi Dion masih setia duduk diam sambil mengetukkan jari telunjuknya ke meja. Luthfi dan Artha sudah mengajak Dion untuk pergi ke kantin tetapi Dion menolak ajakan tersebut dan memilih untuk menyusul mereka nanti, kedua temannya itu mengiyakan jawaban dari Dion dan mereka segera ke kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar.
Dion masih kepikiran dengan pesan yang dikirimkan oleh mantan kekasihnya itu.
Apa gue nolak ajakkannya aja ya? Dulu aja dia ninggalin gue. Sekarang giliran gue udah nggak inget sama dia lagi, dia ngajak ketemuan. Biar apa dah? Udahlah nggak usah di ladenin,batinnya bergumam.
Eh, baru inget! Tadi kan gue udah bales iya.
Dion mengacak rambutnya frustasi. Ia menyesal--benar benar benar benar me. nye. sal. karena membalas pesan dari Reviana. Ia beranjak dari tempat duduknya dan tujuannya kali ini adalah kantin untuk menyusul teman temannya.
Ketika sampai di depan kantin, matanya menelusuri seisi kantin dan menemukan teman temannya yang sedang menggoda adik kelas yang lewat.
"Hai Via, mau kemana? " genit Luthfi ke salah satu adik kelas yang lewat. Rona merah menjalar di kedua pipi adik kelas yang dipanggil Via oleh Luthfi. Ia langsung mempercepat langkahnya lantaran malu.
"Lah gue di cuekin."
Dion berjalan menghampiri mereka,sesampainya di meja kantin ia langsung memakan makanan yang sudah dipesan oleh Artha tadi.
Dion makan sambil merapalkan kalimat bak mantra.
Jangan dipikirin. Jangan dipikirin. Jangan dipikirin.
***
Vote and comment yaa
8 Des 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Athaya
Teen FictionIni tentang cinta lama yang hadir kembali. Tentang kedua insan yang sama-sama menyukai. Tetapi mereka tidak bisa bersama karena beberapa hal. Athaya dan Dion. Ketika mereka hampir bersama, ada masalah besar yang menimpa Athaya. Sehingga tidak memu...