°09° (Part 2)

64 7 3
                                    

Tidak ada keindahan tanpa rasa sakit

--Tumblr

-Athaya-

Beberapa tahun lalu..

Bel istirahat sudah berbunyi. Athaya segera merapikan alat tulisnya. Ia akan kekantin bersama Anna, Aniar, Aurel dan Naya. Mereka sudah satu paket. Ketika dikantin mereka berlima bertemu teman-teman Dion. Ada Luthfi, Daniel, Angga dan Dion sedang memakan pesanan mereka masing-masing. Ketika Athaya sedang memesan bakso, teman-temannya meninggalkannya. Dion dan teman-temannya pun tidak ada.

"Lah gua ditinggal?"

Athaya melihat ke penjual bakso lagi, "Mang, nggak jadi ya. Aya ditinggal sama para kurcaci."

Mang Deni mengangguk, "Iya neng. Nggak apa-apa."

Athaya segera kembali ke kelas. Ketika melihat kearah lapangan, ada Dion dan Fero sedang bermain sepak bola. Hanya berdua.

"Kayaknya tadi Dion masih dikantin. Cepet amat udah kesini aja." gumam Athaya.

Mereka-- Dion dan Fero--memang sudah seperti saudara. Athaya tersenyum kecil dan mempercepat langkahnya kekelas. Sesekali matanya melirik kearah lapangan.

Ia kini sudah berada didepan kelasnya, tetapi ketika ia memutar knop pintu, pintu itu ternyata terkunci. Bukan dikunci memakai kunci--halah apasih--, melainkan dikunci dengan teman-temannya Dion dan Athaya bermodalkan tangan mereka. Menahan agar pintu tidak bisa dibuka.

Athaya berusaha dengan sekuat tenaganya untuk melawan beberapa orang didalam. "WOI BUKAIN PINTUNYA!!" teriak Athaya.

Anna dan Naya muncul dari jendela, "NGGAK MAU WLEEEE."

"KALIAN NGAPAIN SIH. SEGALA DIKUNCI BEGINI." teriak Athaya sambil menggedor-gedor pintu. Ia melihat kearah jendela, tetapi langsung ditutup oleh Anna menggunakan gorden.

Athaya menjadi pusat perhatian orang sekitar, karena sedari tadi ia menggedor-gedor pintu sambil teriak.

"WOI ANGGA! JANGAN MENTANG-MENTANG BADAN LO SEGEDE GAJAH, LO BANTUIN MEREKA! GUE NGGAK CONTEKIN PR LAGI YA!"

Angga yang mendengar ancaman itu langsung mengendorkan tangannya dari knop pintu, "Dan, bukain aja ya. Nasib pr gua ada ditangan Athaya."

"JANGAN! Tenang aja, kan ada Anna." jawab Daniel tenang.

"Oh iya lupa." Angga menahan pintu itu dengan badannya.

"DANIEL! BELOM AJA GUA COPOTIN SEMUA GIGI LU ITU!"

"ASTAGFIRULLAH." Daniel menutup mulutnya.

Sementara itu didalam kelas..

"Eh cepetan ngiketnya!"

"Ngomong mulu lo. Bantuin."

"Eeh pake vas bunga nii."

"Lah anjir kayak sesajen."

"Angga! Tahan yang bener pintunya."

"Cepetan woi."

Anna, Aniar, Aurel, Naya, Angga, Daniel dan Luthfi sedang sibuk kesana-kemari membawa beberapa peralatan. Luthfi dan Aurel mengikat tas Athaya dan Dion, Anna, Naya dan Aniar menata vas bunga disekitarnya, Daniel dan Angga menahan pintu masuk agar tidak ada yang masuk kekelas.

"Eh Fi, jangan iket mati. Kasian." ujar Aurel.

"Taro mana ini wei."

"Dibelakang aja."

Athaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang