°09° (Part 1)

55 9 7
                                    

Loving can hurt

-Photograph

-Athaya-

Bel istirahat sudah berbunyi, semua anak anak berhamburan keluar kelas untuk melepas penat selama kegiatan belajar berlangsung tadi. Kini Dion sudah berada didepan kelas XI IPA 2. Tepatnya kelas Athaya. Cowok bermata hitam itu melihat kedalam kelas, ia menemukan Athaya sedang memasukan peralatan tulisnya ke dalam tas. Gadis itu melihat ke pintu, ia menemukan Dion sedang tersenyum memandanginya. Ia buru-buru merapikan seragamnya dan berbicara sebentar ke Fero.

"Gue makan bareng sama Dion. Kyaa!" jerit Athaya tertahan. Fero tidak menjawab apapun, ia masih memasang muka datarnya.

"Lo kok nggak seneng sih?!" tanya Athaya.

Fero mengendus kesal, "Nggak seneng gimana sih. Nih nih," Ia memamerkan senyum paksanya.

Athaya tersenyum lebar. "Nah gitu dong."

Naya sudah kekantin duluan bersama Violin sejak Athaya beritahu kalau hari ini ia akan kekantin bersama Dion.

"Athaya." Panggil Dion. Athaya menoleh dengan cepat, memperlihatkan senyum lebarnya ke Dion.

"Iya sebentar, Yon." Athaya melihat ke Fero, "Dah ya gue mau ke kantin sama Dion. Lo jangan nyusul. Nanti malah ngerusak momen gue hehe."

"Hai." Sapa Athaya.

"Udah siap?" tanya Dion.

"Siap ngapain?"

"Siap gue bawa ke KUA hehehe."

Blusssshhh. Sontak saja perkataan Dion membuat pipi Athaya memerah. "A-ap-apaan sih!"

" Cie blushing cie..." ledek Dion.

"Nggak! Gue nggak blushing! Ga-gajelas lo!" Athaya langsung mempercepat langkahnya.

"E-eh ATH! TUNGGUIN WEI. Hahaha."

Mereka berjalan kekantin dengan obrolan ringan diselingi tawa, membuat beberapa pasang mata menatap iri keduanya

Fero memandangi kepergian Athaya dengan wajah datarnya. Cowok bermata hazel itu memasang earphonenya. Mungkin musik dapat mengalihkan pikirannya untuk sejenak.

***

Suasana kantin sangat ramai seperti hari-hari biasanya. Mata hitam Dion menjelajah isi kantin, ia mencari tempat duduk yang kosong.

Bingo!

Dion langsung menarik Athaya ke tempat duduk di paling ujung. Athaya masih berusaha meredam detak jantungnya yang sedari tadi berdetak dengan hebat. Ia melirik tangannya yang masih setia digenggam oleh Dion. Sedari tadi orang-orang melihat mereka dengan tatapan bingung.

"Iiih itu siapa yang dipegang sama my prince?!!"

"my prince pala lo botak! "

" Itu anak XI IPA 2 anjiir."

"Pacarnya?"

"HAH PACARAN?!"

" IIHH ENVY ANJIR. BISA DIPEGANG GITU SAMA KAK DION!"

Athaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang