PART 10

174 15 0
                                    


HAPPY READING......

                        ******

Cahaya masih berada di pelukan orang itu dan terus menangis.
Sedangkan orang yang di peluk pun bingung kenapa Cahaya bisa sampai nangis seperti ini.
Padahal tadi dia baik-baik saja dan pergi ke Kantor Ferro untuk menemuinya.

" Cahaya, loe kenapa sih? " tanya orang itu.

" Zahra " panggil cahaya lirih.

Yap. Orang yang tadi memanggil Cahaya adalah Zahra.

" Mending kita duduk dulu ok. Terus loe cerita sama gue kenapa loe bisa kayak gini " Ucap Zahra sambil membawa Cahaya untuk duduk di bangku Tamana.
Setelah mereka duduk Zahra memberikan Cahaya minum supaya dia bisa tenang.

" Sekarang loe cerita sama gue. Jangan nangis terus kayak gini. Kan gue jadi bingung " tanya Zahra.

" Aku bodoh banget ya?. Aku tau aku emang baru pertama kali jatuh cinta. Tapi bukan berarti dia bisa nyakitin aku kayak gini " Ucap Cahaya.

" Tunggu dulu, maksudnya Ferro nyakitin loe gitu? " tanya Zahra bingung. Cahaya hanya mengangguk.

" Nyakitin loe gimana sih maksudnya? " tanya Zahra yang masih bingung.

" Dia cuman jadiin aku pelarian. Karna aku mirip sama cinta pertama dia " jawab Cahaya.

" Astaga. Jadi di cuman mainin loe gitu? " tanya Zahra. Cahaya pun mengangguk.

Zahra yang melihat Cahaya nangis lagi pun langsung memeluknya.

" Kenapa dia jahat banget sama aku Ra " ucap Cahaya di sela- sela tangisnya.

" Tu cowok brengsek banget sih ternyata. Awas aja kalau gue ketemu sama dia. Gue bejek-bejek tu mukanya " ucap Zahra kesel. Lalu Zahra mengajak Cahaya untuk pulang.

" Maaf ya gue nggak bisa nemenin loe " ucap Zahra.

" Nggak apa-apa kok. Makasih ya udah nganterin aku " jawab Cahaya.

" Yaudah kalau gitu gue pulang ya " ucap Zahra.

Setelah mobil Zahra pergi. Dia lalu masuk kedalam lift untuk menuju kelantai di Mana kamarnya berada.
Lalu dia masuk kedalam dan menutup pintu. Lalu menangis disana. Apa yang harus dia lakukan sekarang?.

Dia telah jatuh terlalu dalam kepada Ferro. Tapi apa yang Ferro lakukan padanya.
Dia ingin menghindar dari Ferro. Tapi dia tidak bisa. Dia sudah jatuh terlalu dalam padanya.
Tapi kalau dia saja yang merasakan cinta percuma juga kan.

Dia lalu bangkit u dari duduknya dan menuju ke dalam kamarnya. Dia langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur miliknya dan menangis tersedu-sedu disana. Kenapa nasib selalu memperlakukannya seperti ini? Ini tidak adil.

                      *******

Suara ketukan pintu pada ruangan Ferro langsung membuat pria itu menoleh sekilas lalu kembali terpaku pada pekerjaannya.

" Masuk " pintanya. Dan orang yang berada di luar itu langsung masuk.

" Sir, rapat dengan perusahaan Golden Corp masih satu jam lagi " kata sekretarisnya itu.

" Baiklah " jawab Ferro singkat tanpa menoleh kearah sekretaris itu.

" Kalau begitu saya permisi "  ucap sekretaris itu lalu berjalan keluar.

       CEKLEKK....

Siapa lagi yang masuk tanpa mengetuk pintu.

" Siapa? " Lalu diapun menoleh ke arah orang yang sudah berdiri di hadapannya itu.

 CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang