"Jadi, sekarang apa lo bisa ngasih tau gue kenapa kita ke Ancol buat nyari inspirasi proyek lo?"
"Karena gue pengen. Apa lagi?"
Leon melirik kepadaku yang duduk di sebelahnya, dan tidak berkata apa-apa lagi.
Jadi, tadi pagi, aku mengirim pesan padanya dan memintanya menemaniku ke Ancol mencari inspirasi untuk proyekku. Dan di sinilah aku sore harinya, di dalam Fortuner miliknya, duduk di sebelahnya yang masih mengenakan pakaian kerja.
Aku menyenderkan tubuhku dengan nyaman di bangku penumpang, dan mulai mengutak atik radio.
Aku berhenti di sebuah stasiun radio yang memutar lagu disney favoritku, Beauty and the beast.
Mau versi Celine Dion dan Peabo Bryson, atau versi Ariana Grande dan John Legend, aku tetap suka.
Tale as old as time
True as it can be
Barely even friends
Then somebody bends
UnexpectedlyJust a little change
Small to say the least
Both a little scared
Neither one prepared
Beauty and the BeastEver just the same
Ever a surprise
Ever as before
And ever just as sure
As the sun will rise...Tanpa sadar aku ikut menyenandungkan nadanya walaupun dengan lirih. Aku merasakan Leon melirikku, tapi dia diam saja, jadi aku mengabaikannya.
Tak lama kami memasuki area Ancol, dan Leon membawa mobilnya menuju ke pantai. Dia memarkirkan mobilnya dan langsung turun dari mobil setelah mematikan mesin. Belum sempat aku membuka pintu, dia sudah membuka pintu untukku.
Aku mengernyit bingung, terutama ketika dia mengulurkan tangan untuk membantuku turun.
"Lo tadi naiknya susah," jelasnya tanpa kutanya, dan aku nyengir.
"Lo sweet juga ya ternyata," kataku sambil menyambut uluran tangannya. Tadi aku memang agak kesulitan naik karena mobil ini tinggi dan aku pendek.
Aku mengucapkan terimakasih dan dibalas hanya dengan anggukan. Dipikir-pikir dia memang agak irit bicara sih. Dia menutup pintu mobil, menguncinya, sebelum mengikutiku yang berjalan duluan.
Aku melihat cukup banyak orang di sini, mengingat ini bukan hari libur.
Aku berjalan menuju dermaga dan Leon berjalan di sebelahku.
"Lo tau dermaga ini dinamain apa?"
Leon mengerdikkan bahu sebagai jawaban.
"Dermaga hati. Gara-gara ini," kataku sambil menunjuk tulisan 'Dermaga Hati'.
"Oh.."
Aku melihat banyak pasangan muda-mudi ataupun segerombolan remaja sibuk berfoto di sini. Dan tanpa kusadari, seseorang yang memegang ponsel untuk memotret terus mundur tanpa melihat ada kami di belakangnya, dan alhasil dia menabrakku cukup kencang.
Aku hampir saja jatuh, seandainya sebuah lengan yang kokoh dan keras tidak memeluk bahuku dan menarikku ke dadanya.
Dadanya??
Jantungku langsung berdebar kencang. Aku kaget karena Leon menggeram, persis seperti binatang buas.
Pria yang tadi menabrakku langsung pucat dan terus menerus minta maaf.
![](https://img.wattpad.com/cover/127315767-288-k307442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nina and the Lion [TERBIT]
ChickLitCerita sudah dihapus sebagian untuk kepentingan penerbitan meet Karenina, gadis 23 tahun dengan penampilan seperti anak remaja dan nggak bisa pasang sekat antara otak sama mulut. meet Leonardo, pemuda 23 tahun dengan penampilan seperti penculik ana...