17.

690 37 0
                                    

Sekolahan...

"Nanti kita adakan satu event dimana rohis kita akan kelihatan siapa saja yang semangat dalam kegiatan rohis kita kali ini." ucap guru sebagai pembina rohis.

Dina, Tari, putri dan wiwi pun sedari tadi menyimak apa yang di ucapkan pak zeze.

"Gimana zaid?" tanya pa zeze ke zaid yang dari tadi hanya memainkan pulpen hitamnya.

"Mmm, yaa pa saya teh setuju." jawabnya

"Setuju, setuju wae kamu mah."

Tiba-tiba tari menarik kerudung dina, dan membuat Dina menoleh karena tari berada di belakang dina.

"Apa ri?" tanya tari dengan wajah heran.

"Itu, gimana kalau kita adain lomba juz 30 nanti kita cari jurinya dari dewan guru di sakola kita." usul Tari.

"Mmm, emang kita mau adain lomba rohis dan diantara itu kita cantumim lomba-lomba islami kitu. Tapi nanti aku bilang deh ke zaid tentang usul kamu tadi."

Dan tari pun hanya mengangguk kecil seraya tersenyum.

Pengurus rohis pun sedang menyusun panitia untuk setiap perlombaan.

Hafalan juz 30√
Kaligrafi√
Cerdas cermat√
Cerpen islami√
Nasyid√

Dina dan putri di pilih menjadi panitia cerpen islami.
Sedangkan tari dan wiwi dipilih menjadi panitia hafalan juz 30

Sedangkan zaid, dia menjadi penanggung jawab atas semua lomba.

"Ya sudah, seminggu deui lomba ieu sudah di laksanakan. Saya harap semua pengurus bisa kompak dan dapat berkerja sama untuk membuat lomba ieu teh sukses. Dan tunjukkan kepada semua siswa sekolah ieu Pemuda-pemudi islam dapat berkarya dengan tata cara islam. Jadikanlah masa muda kita dengan penuh kebaikan.. Ganti pergaulan bebas dengan pergaulan islami."

"Dan saya ucapkan sekian dan terimakasih yang sudah hadir dalam rapat rohis mingguan ini. Wassalamua'alaikum warohmatullahi wabarokatuh."

"Wa'alaikumusallam warohmatullahi wabarokatuh."

Sekolah ini sudah sepi, karena rapat rohis di adakan setelah pulang sekolah.
Tari, dina, wiwi dan putri pun berjalan menuju halte depan sekolah nya.

Langit senja yang begitu terlihat membuat siapapun yang melihatnya Pasti akan terkagum-kagum.
Dan mereka merasa sepi karena tidak ada celotehnya lucu dari mulut syalwa..
Dera pun merasa kesepian karena setiap harinya Syalwa dan dera tidak akan pernah absen untuk Debat mengenai hal-hal yang tidak penting.

Sudah 3 haru semenjak kecelakaan itu, syalwa belum di bolehkan pulang oleh pihak dokter yang menangani nya.

"Eh itu angkotna."

"Kang..kang.."

Dan angkot yang menjadi kendaraan setia mereka pun berhenti tepat didepan mereka.
Sudah menjadi kebisaan mereka pulang bersama, sejak pertemuan pertama mengikat talu persahabatan mereka semakin erat.

"Tumben din, zaid teu ngajak pulang bareng hehe." putri membuka topik selama di perjalanan.

"Atuh bagus dong put, aku teh juga teu mau bareng sama dia ." jawabku dengan cepat.

"Ya ya, oh iyaaa."

"Kenapa put?" tanya tari dan wiwi bersamaan.

"Ciee kompak nanyanya." ledek putri

Memang putri memiliki kepribadian yang humor, dan selalu aktif sama seperti dina. Tetapi mereka hanya menujukkan sifatnya aslinya didepan yang sudah lama di kenalnya dan tentunya didepan mahrom nya.

Pejuang Istiqomah [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang