18.

851 37 0
                                    

Dina pov.

Seminggu sudah..
Acara lomba rohis pun di gelar.. Suara tepuk tangan yang meriah setelah perserta lomba sudah melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Yap, aku sedang menonton lomba hafalan juz30 ini.
Para dewan juri pun sudah melantunkan ayat dari salah satu surah dan peserta wajib menlanjutkan ayat tersebut.

Kini giliran kelasku, kelas 11-2 dan wali kelas ku pun sudah memilih murid yang menjadi wakil nantinya di lomba.

"Kita lanjut, ke perserta kelas 11-2 untuk Ina lianti dipersilahkan naik keatas panggung."

Riuh penonton membuat lomba ini semakin meriah, busana muslim dan mewajibkan Setiap laki-laki memakai kopiah dan untuk perempuan memakai kerudung.

"DINAAAAAA." aku sudah hafal teriakan ini, aku pun membalikan badanku dan mendapati syalwa dan sahabat-sahabatku sedang berdiri sambil memegang makanan.

Makanan??

Haduh perut aku saat ini sudah meminta jatah nya. Tak butuh waktu lama, tanpa berpikir aku berlari dan..

BRUKK.

Haduh kakiku sepertinya terkilir, dan aku kaget ketika ku lihat celana yang dikenakan orang ini bukan rok dan berarti ini laki-laki???
Dengan ragu aku mendongakan kepala dan tepat!

Dia gilang.

Sungguh, kini aku sedang dalam proses melupakannya.
Berusaha tidak terlihat bahwa aku merindukannya.
Ah aku bukan munafik, tapi aku memang harus melupakannya.
Karena rasa sayangku dan cinta ini wajar, fitrah. Aku  harus menjaga ini.

"Eh sorry din, masih suka jatoh 'nya din hehe. Jadi inget gua pas lu masih deket sama gua dulu, geus gua bilang jalan teh ulah buru-buru masih wae kaya kitu." ucapnya sambil membantu untuk bangun, tapi ku menolaknya dan langsung menghampiri sahabat-sahabatku disana.

"Aduh kaki aku teh sakit eh." rengek ku berusaha mendapatkan perhatian . duh sedih banget si hehe

"Lagian si kamu mah lari-lari."

"Tau wooo"

"Lebay."

Kok syalwa bicaranya jutek?
Kenapa??

"Syal, mau dong makananna aku teh laper." ucapku sambil memasang muka melas .

"Minta sama nu lain. Dah ah gua mau ka kelas tiba-tiba hawana jadi hareudang!" ucap syalwa dengan nada sedikit sinis.

Terlihat dari wajahnya kalau syalwa sedang menahan marahnya.

"Kunaon eta si syalwa?" tanya putri.

"Mung--"

"Dina, Putri di panggil pak zeze di aula." panggil seorang siswi yang menjadi panitia lomba.

"Ah iya, hatur nuhun ya. Nanti aku sama dina ka aula."

Sebenarnya aku masih penasatan dengan ucapan Dera yang terpotong itu.

"Sok atuh lanjutin omongan kamu teh ra." aku penasaran apa penyebab syalwa tiba-tiba jadi jutek.

"Atuh si dina mah, geus atuh kita ka aula heula teu enak pak zeze udah nungguin kita disana." sambil menarik tanganku.

Nanti aku tanya langsung ke syalwa nya deh, jadi kepo nihh haduh.

Tari dan wiwi sedang sibuk mengatur yang lomba hafalan juz30 di lapangan utama, sedangkan aku dan putri di panggil pak zeze untuk mengatur berjalannya lomba cerpen islami yang berada di aula sekolah.

Pejuang Istiqomah [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang