03. Rencana Liburan

371 32 28
                                    

Semenjak kejadian di Lab. Devian tidak lagi memikirkan gadis itu. Walaupun sesekali teringat olehnya, Dia cepat-cepat membuang ingatan itu.

Ketika jam isatirahat tiba.
Devian tak lagi ke pinggir hutan. Ia tidak melamun, menyendiri apalagi senyum-senyum sendiri. Devian benar-benar menganggap gadis itu cuma halusinasi belaka. Ia menjadi Devian yang dulu. Devian yang ramah, ceria, sering berkumpul bersama sahabatnya. Saat ini pula Devian sedang berkumpul dengan sahabatnya di kantin kampus sambil membicarakan liburan akhir tahun.

"Liburan kali ini ada rencana mau kemana?" tanya Albert memulai pembicaraan.

"Akhir bulan musim semi, jadi serunya ke..." Darwyn memikirkan tempat yang cocok untuk berlibur di musim semi. "Bagaimana kalau ke Belanda, Disana banyak beragam jenis bunga. Siapa tau ada bunga orskyrose. Jika beneran ada, kita cabut saja," sambungnya.

"Tidak ada bunga itu disana. Ke Belanda sudah sering. Bagaimana kalau ke Belgia, kita belum pernah kesana bukan?" usul Albert.

"Kita belum pernah ke Belanda saat musim semi. Jadi usul aku tetap ke Belanda," bantah Darwin.

"Kali ini harus ke Belgia," ucap Albert tak mau kalah.

"Kita tanya Devian. Kamu pilih Belanda apa Belgia?"tanya Darwin. Ia berharap Devian akan memilih Belanda.

"Aku pilih jerman," Devian menjawab singkat.

"Anak ini beda lagi!" ujar Darwin malas, "harus pilih antara Belanda dan Belgia."

"Aku sudah bilang ke jerman, kan?" Devian cengesan.

"Serius!" titah Darwin murka.

"Ya sudah. Aku memilih Belgia."

"Mampus, kali ini kita ke Belgia," Albert berkata kegirangan ke arah Darwin yang terlihat menyerah.

"Boleh gabung tidak? Kalian lagi membahas apa?" tanya Evelyne hadir tiba-tiba. Membuat mereka bertiga mendongak ke arahnya.

"Boleh! Kami lagi membahas rencana liburan hendak kemana," jawab Albert.

"Oh, kalian mau liburan kemana?" tanya Evelyne mendudukkan diri di kursi samping Devian.

"Belgia," Darwyn menyahut kecewa, "Aku mengusul ke Belanda. Tapi takdir berkata lain."

"Belgia seru juga. Aku pernah ke Belgia sekali."

"Berarti, kamu tau banyak tempat disana?" tanya Albert.

"Tidak juga, lupa-lupa ingat lah."

"Memang liburan ini? Kamu mau kemana?"

"Belum tau?" Evelyne menggeleng.

"Kalau begitu. Ikut kami saja," saran Albert.

"Serius!" Evelyne berbinar.

"Iya serius."

"Beneran? Makasih, ya. Aku senang sekali."

"Iya, biasa saja, Eve."

"Dev, nanti malam kamu ada rencana mau kemana?" tanya Evelyne ke Devian yang hanya diam dari tadi.

"Nanti malam ya? Memang kenapa?" Bukannya menjawab, Devian malah bertanya.

"Aku mau mengajak kamu makan malam, bisakan?" harap Evelyne. Devian melihat Albert sedikit berbeda.

"Nanti malam Aku ada acara keluarga, acaranya tidak bisa di tunda. sepertinya Aku tidak bisa pergi. Maaf ya," ucap Devian berbohong.

"Tidak perlu meminta maaf, Dev. Aku tau acara keluarga itu penting," desis Evelyne tersenyum simpul.

"Kurasa Albert tidak ada kegiatan apa-apa nanti malam. Kalian pergi berdua saja bagaimana?" Devian menaik turunkan alisnya pada Albert.

FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang