Rembulan terang dengan bintang yang berkerlap-kerlip memperindah langit malam. Menambah kesan romantis bagi pesta topeng yang sedang dirayakan. Pesta yang digelarkan di sebuah rumah mewah bak istana dengan halaman begitu luas.
Sesuai dengan perjanjian, perayaan hari jadian Darwin dan Denaya dirayakan di kediaman Devian.
Acaranya dirancang sebaik mungkin. Makanan dan minuman tertata rapi diatas meja-meja panjang, di berbagai sudut disediakan bunga dari berlain-lainan jenis dan warna. Di tengah-tengah tempat diletakkan sebuah patung besar angsa putih couple berbentuk hati. Pesta topeng yang diadakan serta patung angsa putih berpasangan merupakan simbol pesta tersebut.
"Selamat, ya. Akhirnya jadi juga pestanya."
"Iya, Eve makasih," jawab Denaya.
"Kamu cantik banget, Nay. Aku hampir tidak mengenalmu, apalagi kau memakai topeng."
"Kamu tidak kalah cantik, Eve. Aku juga hampir tidak mengenalmu."
"Gara-gara memakai topeng, kita hampir tidak mengenal satu sama lain, ya," sambung Devian.
"Lagian kenapa kalian memilih pesta topeng, tidak ada pilihan yang lain apa? Ditengah-tengah ada patung angsa besar. Buat apa? Merusak pemandangan saja," Albert mencibir.
"Topeng sama angsa punya makna tersendiri bagi kita." kata Darwin.
"Makna apa? Basi pakai makna segala," kata Albert.
"Kamu jadi cowok nggak romantis sekali, ya. Pantas tidak ada yang mau," ujar Evelyne.
Albert tergugu,"Aku orangnya romantis, cuma nggak pakai makna segala." Albert membela diri.
"Kalian mau tau maknanya?" tanya Darwin, yang ditanya hanya mengangguk, "akan kami beritau sekarang!" Darwin mengajak Denaya menuju ke panggung yang sudah disediakan.
"Selamat malam semuanya!"
Semua tamu yang hadir menghentikan kegiatan masing-masing ketika mendengar Darwin dan Denaya menyapa diatas panggung.
"Malaaaam." sambut para hadirin, serentak.
"Terima kasih semuanya sudah hadir dalam perayaan hari jadian kami." Darwyn melihat Denaya sekilas lalu melanjutkan.
"Malam ini merupakan malam istimewa bagi kami. Semoga dengan perayaan ini hubungan kami menjadi semakin berwarna dan semakin mempererat hubungan kami."
"Sebelumnya apa ada yang tau kenapa kami mengadakan pesta topeng dan ada patung angsa di tengah-tengah tempat?"
Semua yang hadir melihat kearah patung yang dibicarakan. Para tamu ada yang menggeleng, mengendik mengatakan tidak.
"Pasti tidak ada yang tau, kan? Biar kujelaskan." Darwin menarik napas sebelum melanjutkan.
"Ketika kami saling jatuh cinta. Kami sama sekali tidak tau menahu tentang Dia yang lagi kami sukai. Kami hanya memendam perasaan yang kami rasakan, kami hanya mengagumi dari jauh, tidak pernah bertegur sapa. Seakan-akan kami tidak saling mengenal, tidak saling menyukai. Padahal dibalik sikap kami berdua, Kami memiliki perasaan yang sama. Maka dari itulah kami memilih pesta topeng. Karna dibalik topeng seseorang yang dikagumi juga mengagumi."
Semua hadirin bertepuk tangan, saling bersuit-suitan.
"Baiklah," sela Denaya di tengah-tengah hebohnya tepukan. Para hadirin terdiam sejenak.
"Kali ini aku yang akan jelaskan. Angsa putih berpasangan berbentuk hati. Bentuk hati merupakan cinta bagi kami. Sedangkan warna putih, warna yang melambangkan kesucian cinta kami... Maknanya sedikit singkat tapi sangat berkesan bagi kami."

KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER
RomanceDevian Austin seorang lelaki tampan berjurusan Penelitian di University Clevehard. Universitas paling ternama. Akhir-akhir ini Devian menjadi pendiam. Padahal Dia terkenal periang, Ia sering melamun sambil senyum-senyum sendiri. Itu terjadi semenjak...