Pagi yang cerah terasa beda, kepergian Iqbal membuat hati seorang perempuan ber-syari cokelat yang kini berada di sampingnya menangis dalam diam. Mereka tidak punya jalinan erat dalam hubungan namun mengenal cukup lama membuat perpisahan menjadi berat.
"Mya," panggil Iqbal pelan tapi pasti.
Azzmiya menengok ke arah suara sembari tersenyum hangat. "Iya," jawabnya dengan nada sendu.
"Kamu ingat janjiku kemarin?" tanya Iqbal menelisik. Mencoba mencari kepercayaan dari jawaban yang akan terlontar nantinya.
"Pergilah dan pulanglah sesuai janjimu, jangan pernah ingkari bila memang benar-benar mencintaiku,"
jawab Azzmiya tanpa ragu. Pandangan yang sedari tadi menatap lurus kedepan ia tolehkan menghadap Iqbal sekilas."Tunggu aku pulang, tagih janjiku meminangmu! tanpa di tagih pun aku akan berusaha menempati semua janjiku. InsyaAllah. Namun jika aku tidak kembali dalam waktu dua tahun, kamu bisa terlepas dari janji itu, kamu boleh tetap menunggu atau pergi mencari pendamping yang pantas untukmu," ucap Iqbal getir menimbulkan sedikit ketidak percayaan bagi Azzmiya. Ini menjadi percakapan terakhir untuk mereka. Ketika petugas mengatakan pesawat Palembang-Jakarta siap melakukan penerbangan.
Iqbal memberikan senyum terbaiknya ke wanita yang kini sedang melambaikan tangan sembari membalas senyumnya. Mengukir kenangan yang tidak mampu di lupakan, membuatnya berat untuk meninggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZMIYA LARASATI
Spiritual"Pergilah dan pulanglah sesuai janjimu, jangan pernah ingkari bila memang benar-benar mencintaiku. (Azzmiya Larasati)" "Tunggu aku pulang, tagih janjiku meminangmu! tanpa di tagih pun aku akan berusaha menempati semua janjiku. InsyaAllah. (Muhamad I...