Part 19

1.6K 70 4
                                    

2 tahun kemudian

Banyak orang yang lulu lalang di sini. Ya di tempat ini. Namanya masjid agung, namun aku tak mau menyebutkan kota yang aku tinggali ini.

Aku baru saja keluar dari masjid ini setelah mengikuti tablig akbar bersama ustadz handy bonny. Aku memang penggemar ustadz Handy bonny, tentu saja dengan ustadz Evie Effendi. Aku suka gaya bicaranya yang memang berbeda dengan ustadz yang lain.

Ah itu ustadz Handy Bonny, beliau berada sekitar dua meter di diepanku. Dia bersama siapa?

Mengapa aku ingat dia saat melihat perawakan orang itu?

Mungkinkah?

Melihat dari cara jalannya aku yakin dia

Eh mereka mau pergi kemana?

Apa aku intip saja agar aku tak penasaran?

Aku harus mengejar mereka dan memastikan orang itu

Bruk!!!

"Aduh!" Keluh seorang anak perempuan yang kemudian memungut buku-buku yang jatuh akibat ulahku tak sengaja menabraknya

"Maaf ya teh" sapaku sambil membantu mengambil buku-buku yang terjatuh tadi

"Iya gapapa" katanya

Saat aku melihat kembali ke arah ustadz handy, mereka sudah tidak ada. Kemana perginya mereka. Aku berlari mencari kesana kemari. Aku berlari seperti ini bukan karena aku ingin berfoto bersama ustadz Handy, tanpa kusebutkan alasanku, kalian pasti sudah tau.

Sudah dua tahun kebelakang aku  kehilangan jejaknya. Jejak orang yang memiliki ketulusan  cinta yang sesungguhnya. Jejak yang aku pastikan hanya ada satu dari seribu orang. Jejak yang bahkan mungkin tak akan aku temui lagi dalam diri orang lain. Yang pasti, dia hanya dia. Banyak yang lebih baik darinya. Tapi, aku hanya ingin dia. Dengan segala kepribadiannya.

Kalian ingin tau apa yang terjadi pada kami dua tahun yang lalu?

Aku tidak tau apa aku bisa menceritakannya dengan baik,

Apa aku bisa kuat?

Dengan menceritakan kejadian tersebut, sama sama aku memutar memori kesedihanku.

Namun, tak boleh ada yang kita cintai lebih dari sang pencipta.

Bagaimanapun kesedihanku, aku tak mau mengalihkan cintaku.

Bagaimana pun kita mencintai oranglain,

Kita harus mendekati sang pencipta,

Bukan untuk menjadi baik agar mendapatkan yang baik

Namun, kita harus mendekatkan diri pada sang MahaKuasa, meminta pada Alloh langsung, dan dengan cara yang paling ampuh yaitu tikung di sepertiga malam.

"Tikung dia di sepertiga malam" ucapan ustadz Handy selalu terngiang.

Betapa romantisnya jika dia juga selalu mendoakanku.

Bersambung

Aku bakal ceritain semuanya di part selanjutnya yaa. Stay terus untuk baca ya ^^

KaKaDeDe (Kutikung Kau Dengan Do'a) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang