Hai semua. Karena ada yang meminta aku untuk melanjutkan cerita ini, akhirnya aku melanjutkan cerita Amel dan Yoga setelah menikah. Terimakasih para readers yang sudah menginspirasiku. Semoga kalian selalu suka dengan cerita ini ya 😊 happy reading dear 🤗
Keesokan harinya
"Kenapa rasanya ada beban di pinggangku"
Aku mulai membuka mata.
"Oh iya, aku sudah menikah" pikirku.
Erat sekali pelukannya dan kini wajahku berhadapan dengan dadanya.
Aku merasa pegal. Aku sedikit menggeser tidurku hingga aku bisa menatap wajahnya.
Ia sedikit terusik, sedikit mengendurkan pelukannya, namun beberapa detik kemudian ia mengeratkannya lagi.
Kini posisi kami terbalik, kini aku yang mendekapnya.Seperti anak bayi.
Kalau tidur terlihat polosnya.
Dia yang awalnya ku benci, tak kuhiraukan sekalipun godaannya, bahkan aku sempat meremehkannya. Astagfirulloh.
Namun tak kusangka ia bisa berubah. Aku bahagia. Sangat. Terlebih saat aku menyadari jika dia sudah mengganti niatnya untuk berubah bukan lagi karena aku. Aku yakin itu. Melihat selama ini dia menahan diri untuk tidak menghubungiku sama sekali dalam proses hijrahnya. Bahkan dia menghindar dariku secara terang-terangan. Hal itu juga yang membuat ayahku menerimanya. Ayah tau semuanya. Cerita dari awal, dari mulai yoga menggangguku hingga ia berubah. Aku menceritakannya semuanya dan alhamdulillah ayah percaya.
Hidungnya mancung sekali. Aku ingin mencubitnya. Namun aku tahan keinginan itu karena takut dia bangun. Aku mengusap-usap rambutnya.
Aku tak tau kalau dia sedang dalam keadaan sadar, apa aku masih bisa berbuat seperti ini padanya? Entahlah, aku masih malu padanya, namun aku juga senang seperti ini.
"Nyaman sekali, bagaimana aku bisa menginjakan kakiku untuk mandi"
Kagetku bukan main. Saat kulihat, dia masih memejamkan mata. Namun aku yakin ia sudah bangun. Aku langsung melepaskan dekapanku.
"Kenapa dilepas?" Katanya dengan lebih mengeratkan pelukannya. Bibirnya menyentuh leherku.
Aku geli.
Aku mencoba menjauhkan kepalanya dari bahuku. Namun berat.
"Lepaskan, aku mau mandi" kataku dengan mencoba melepaskan tangannya dari pinggangku.
"Ini jam berapa?"
Pergerakan bibirnya membuatku semakin geli."Jam 3. Ayo bangun. Nanti kehabisan waktu sholat malam"
"Tapi ini nyaman sekali"
"Tapi aku harus mandi. Lepaskan yoga!"
"Kamu masih manggil aku dengan namaku? YaAlloh, padahal semalam kita"
"Aw!"
Aku langsung mencubit tangannya keras
Tangannya terlepas karena cubitanku.
Apa sesakit itu? Salah siapa aku kan malu.Aku langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk lepas dari pelukannya dan berjalan ke arah lemari, mengambil pakaian kemudian ke kamar mandi.
"Sayang, kamu gamau mandi bareng?"
Kini aku sudah di dalam kamar mandi. Aku langsung menutup dan mengunci pintunya takut ia menjailiku tanpa menjawab pertanyaannya.
Jantungku berdebar tentu saja.
Aku langsung mandi karena takut kami kehabisan waktu sholat malam.
Setelah selesai mandi, aku keluar dengan menggunakan gamis hitam. Kulihat yoga tidur lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KaKaDeDe (Kutikung Kau Dengan Do'a) (COMPLETED)
Художественная прозаTahap revisi Ini adalah beberapa halaman ceritaku dengannya, Yoga Putra. Murid baru berandalan yang menyatakan cinta padaku di hari pertama aku dengannya bertemu. Aku Amelia Putri tak pernah tertarik dengan pacaran sehingga aku selalu mengabaikan s...