Lalu aku melipatnya lagi.
Aku mengambil tissue ketiga.
Aku membuka lipatannya.Deg
Deg
Deg
Kenapa dia menulis hal seperti ini?
Kenapa juga hatiku seperti ini?
...............
"Namaku Yoga. Aku memang anak berandalan. Jauh dari kata baik. Entah sudah berapa banyak dosa yang kulakukan.
Aku hanya seorang laki-laki yang mengharapkan cinta darimu.
Aku tau aku jauh sekali dari karakteristik orang yang kamu inginkan menjadi jodohmu.
Aku lebih dari kata nakal. Namun bukankah hak ku untuk merasakan rasa cinta?
Jika aku tidak mengutarakan cintaku dan memilih untuk diam, menunggu keajaiban, maka aku bukan laki-laki.
Amel, aku benar-benar jatuh cinta padamu"
Kenapa hatiku seperti ini? Kenapa aku merasa seakan-akan Yoga sangat tulus dengan tulisan itu?
Tidak
TidakAku tidak boleh terkecoh dengan apapun yang dia lakukan. Aku bisa saja terjerumus ke dalam hubungan yang dilarang. Aku harus tetap teguh pada pendirianku.
Aku semakin yakin jika aku memang harus menjauh dari Yoga.Tak ku hiraukan lagi dua tissue yang belum kubuka. Aku menyimpan tissue itu ke dalam laci meja belajarku bersamaan dengan permennya juga.
Dibelakang permennya, bertuliskan"I love you".
Aku langsung berangkat sekolah tanpa mau memikirkan semuanya. Aku hanya ingin fokus pada belajarku.
Akhirnya, aku sampai di kelasku dan langsung menuju bangkuku.
"Astagfirulloh" kagetku.
Ada sepuluh kerupuk jengkol bungkusan kecil. Apa-apaan ini? Ko ada orang serese ini?
Seperti halnya kemarin, hari ini juga terdapat kertas yang berisi tulisan. Kubuka tulisan itu."Awalnya, aku kirim kamu coklat karena aku kira kamu suka coklat. Tapi sepertinya kamu takut gemuk makanya kamu bagiin coklatnya.
Karena aku tau kamu takut gemuk, aku beliin permen karet biar bantu proses pelangsingan tubuh kamu. Biar kamu ngunyah terus, terus pipi kamu tirus. Tapi kayanya dugaan aku salah juga. Ternyata kamu gak ada niat buat tirusin pipi, soalnya kamu bagiin juga semua permen karetnya.
Sekarang aku yakin kalo kamu gak suka yang manis-manis. Makanya aku bawain kerupuk itu. Terima ya"
Aku langsung menoleh ke segala arah. Kenapa dia tau kalo aku membagikan semuanya? Apa dia mata-mata? Atau sebenarnya anak kelas? Tapi siapa?
Yoga? Apa mungkin?Aku langsung memasukan semua kerupuk itu ke kolong bangkuku. Untung saja dinda belum datang, bahkan yang lain pun baru ada tiga orang.
Beberapa menit berlalu. Teman-temanku mulai berdatangan termasuk Dinda.
Lalu kulihat Yoga.
Astagfirulloh, apa yang terjadi padanya?
Wajahnya terutama di sudut mata kanannya agak membiru. Bajunya tidak beraturan.
Aku menatapnya. Yoga pun menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KaKaDeDe (Kutikung Kau Dengan Do'a) (COMPLETED)
Ficción GeneralTahap revisi Ini adalah beberapa halaman ceritaku dengannya, Yoga Putra. Murid baru berandalan yang menyatakan cinta padaku di hari pertama aku dengannya bertemu. Aku Amelia Putri tak pernah tertarik dengan pacaran sehingga aku selalu mengabaikan s...