Hari ini hari berjalannya festival dan lomba akhir tahun. Ada banyak properti dipasang di sekitar aula, panggung mini dibangun di tengah lapangan basket. Jungkook tengah berada di kelas, membongkar kotak besar berisi baju ganti untuk mereka tampil siang nanti. Mempersiapkan segala sesuatu benar-benar menyita tenaganya. Meskipun ada Hoseok, Namjoon dan Seokjin yang juga ikut membantu sedari tadi, tapi Jungkook tetap merasa lelah.
"Aku merasa seperti panitia saja! Harusnya yang kulakukan sekarang adalah makan makanan kecil yang disediakan mereka untuk peserta. Bukannya melipat baju seperti tukang laundry begini."
Seokjin mengomel di ujung ruangan. Tapi tangannya tak berhenti bekerja dengan luar biasa rapi. Jungkook dan Hoseok sampai tertawa bergantian.
"Biar kubantu." Namjoon tiba-tiba mendekati Seokjin, mengambil baju yang terlipat dan memasukkannya dalam kotak. Wajahnya dihiasi senyum lembut menanggapi omelan Seokjin. Jungkook dan Hoseok berpandangan. Sama-sama paham jika ada sesuatu terjadi di antara mereka.
"Jimin dimana? Ini sudah jam berapa? 2 jam lagi giliran kita." Seokjin mengeluarkan ponsel. Mencari-cari nomor pemuda kecil yang tak muncul sejak pagi.
Hoseok hanya mengangkat bahu tanda tak tahu. Sedangkan Jungkook sedari tadi juga menyadari. Ia juga mencari. Dimana anak itu? Bukan tipikal seorang Jimin terlambat datang atau menghilang saat ia diperlukan."Aku disini, hyung."
Semua menoleh ke arah pintu. Jimin berdiri disana dengan Taehyung disebelahnya. Kemudian ia melenggang masuk.
"Hei, maaf terlambat. Aku menunggu jemputan Taehyung tadi."
Jimin melempar senyum kepada Jungkook. Mengambil selembar baju untuk ia kenakan. "Ini punyaku?" tanyanya kalem. Jungkook mengangguk. Tidak bersuara.
Suasana mendadak canggung. Yang dilakukan Seokjin dan Namjoon adalah pura-pura membersihkan kelas yang sebenarnya tak perlu dilakukan. Sedangkan Hoseok menatap Jimin, Jungkook, Taehyung bergantian, dengan mata melotot. Tak berusaha menyembunyikan rasa tegang sama sekali.
"Aku akan keruang ganti." Jimin bersiap keluar kelas, tapi tangannya ditahan Taehyung.
"Kutemani."
"Tidak perlu Tae. Aku bisa melakukannya sendiri kok." Jimin tersenyum, melepaskan pegangan Taehyung dengan sentuhan halus. Kemudian melirik ke Jungkook. "Kau akan ganti baju juga?"
Terkesiap, Jungkook memandang Taehyung sebelum ragu-ragu menjawab. "Aku rasa iya."
"Yasudah. Sekalian saja."
Entahlah. Jungkook sebenarnya tidak memiliki alasan untuk tidak mengangguk. Ia melakukannya. Tapi dengan perasaan yang tidak nyaman. Taehyung mematung di dekat Jimin. Mengalihkan atensi pada Jungkook yang mengambil pakaian. Tidak ada tatapan tajam seperti kemarin. Hal inilah yang membuat Jungkook tidak nyaman.
Mereka melenggang ke ruang ganti. Meninggalkan sekumpulan pemuda yang terus melempar tatap hingga Jungkook dan Jimin hilang dibalik pintu. Melangkah tanpa percakapan. Jungkook hanya mencuri pandang dibalik bahunya. Jimin menatap lurus kedepan. Tanpa ekspresi.
"Apa semua terkendali?" Jungkook memecah hening. Membuat Jimin menoleh padanya.
"Terkendali? Kurasa begitu. Aku sudah ingat semua gerakan dengan baik."
Jungkook tahu Jimin mengerti apa yang dia maksud. Tapi pemuda kecil itu mencoba mengalihkan pembicaraan. Oke Jungkook paham. Mungkin Jimin tidak ingin membicarakan ini sebelum mereka tampil.
Jadi Jungkook hanya mengangguk. Melanjutkan tujuan mereka berada disini. Ganti baju.Jimin menanggalkan pakaian tanpa ragu. Menggantinya dengan satu stel kemeja dan celana jeans ketat. Ia memakai luaran jas berwarna hitam. Busana yang sama dipakai Jungkook. Mereka berpandangan sebelum menilai satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
EARTH [VminKook]
FanfictionSelama ini, Jimin menganggap jika dunianya tercipta untuk Taehyung. Ia mengabdikan diri untuk mencintai tunangannya yang sempurna. Namun siapa sangka, hari dimana ia menerima ajakan Jungkook untuk menari adalah permulaan atas perubahaan besar dalam...