Suasana lapangan basket sangat riuh malam ini. Jimin tak bisa mengalihkan pandangan dari kerlap kerlip lampu supporter di seberang tempatnya berdiri. Rahangnya jatuh, tidak berhenti menggumamkan kata wow sejak mereka masuk area tribun. Jungkook tidak bisa menahan senyum. Tangannya mengamit jari-jari pendek Jimin penuh perhatian. Menuntun pemuda kecil untuk duduk ditempat yang nyaman.
Mereka hanya datang berdua pada akhirnya. Namjoon dan Hoseok berkata akan datang terlambat karena mereka ingin makan malam dulu. Sejujurnya Jungkook meragukan. Ia tahu betul kalau Namjoon dan Hoseok merasa sungkan pada Jimin. Sungkan karena mereka menyaksikan langsung bagaimana pemuda mungil itu menangis tadi siang. Mungkin mereka tidak tahu bagaimana harus bersikap. Mungkin mereka berpikir kalau Jungkook dan Jimin butuh waktu sendirian.
"Mana Taehyung?" Jimin sedikit meninggikan suara meski faktanya suara Jimin benar-benar kalah dengan sorakan para pendukung yang berlomba menyuarakan yel-yel.
Jungkook mengangkat bahu tanda tidak tahu. Tapi seseorang disebelah mereka berkata pertandingan babak pertama selesai dan tim sekolah mereka sedang beristirahat. Jimin mengangguk mengerti dan kembali duduk tenang di tempatnya.
Disampingnya, Jungkook mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mata hitam itu berhenti pada sosok Kim Taehyung yang berdiri di bawah tribun. Menghujaminya dengan tatapan tajam. Jungkook ingin memanggil Jimin untuk memberitahukan keberadaan Taehyung awalnya. Tapi melihat Taehyung yang seolah ingin membicarakan sesuatu dengannya -hanya mereka- Jungkook mengurungkan niatnya.
Taehyung berbalik, membawa langkah menuju pintu masuk sebuah ruangan di bawah tribun. Jungkook tidak tahu itu ruangan apa. Tapi hatinya berkata bahwa ia harus mengikuti Taehyung.
"Jimin, aku akan ke toilet dulu. Tunggu disini."
Tanpa menunggu persetujuan, Jungkook berlari menuruni tangga. Mengarah pada ruangan asing yang dimasuki Taehyung.
Itu adalah sebuah aula dengan banyak kursi. Nyaris seperti bioskop. Mungkin ruangan ini sering dipakai untuk technical meeting atau pertemuan yang berhubungan dengan olahraga. Cat putih disekeliling membuat ruangan terang benderang. Jungkook mencari taehyung. Ia menyusuri tangga kecil pemisah sisi barisan tempat duduk. Menemukan sosok Taeyung di kursi barisan paling depan. Duduk seakan sudah menunggu kedatangan Jungkook.
"Kau disini." Taehyung memecah hening. "Ada apa?"
Jungkook terdiam sesaat. Berpikir bahwa ia hanya mengikuti naluri. Merasa Taehyung sendiri yang memanggilnya kesini.
"Kamu menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu. Jadi aku mengikutimu."
Taehyung mendenguskan tawa kecil. "Datang dengan Jimin-ku?"
Jungkook mengangguk sekali. "Aku ingin menonton juga. Jadi rasanya tidak ada salahnya kami pergi bersama."
"Katakan, kenapa kau senang berada didekat Jimin?"
"Karena kami adalah teman." Jawaban mantap dari mulut Jungkook.
"Benarkah? Apa kau tidak suka padanya?"
Terdiam sebentar, Jungkook mencerna pertanyaan Taehyung. "Tentu aku menyukainya. Karena itulah kami berteman."
Taehyung tertawa lagi. Suaranya menggema di dalam ruangan kosong. Jungkook tidak mengerti. "Apa yang lucu?"
"Kau tahu betul apa yang kumaksud Jeon Jungkook. Kau menyukai Jimin bukan sebagai teman."
"Aku tidak begitu."
Pembohong. Jungkook mengatai dirinya sendiri.
"Kalau begitu, bagaimana kalau Jimin yang suka padamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EARTH [VminKook]
FanfictionSelama ini, Jimin menganggap jika dunianya tercipta untuk Taehyung. Ia mengabdikan diri untuk mencintai tunangannya yang sempurna. Namun siapa sangka, hari dimana ia menerima ajakan Jungkook untuk menari adalah permulaan atas perubahaan besar dalam...