"Aku akan ikut denganmu." Jimin menyunggingkan senyumnya.
"keren! Kalau begitu ayo salaman. Kita baru saja menjadi teman baru."
Ragu-ragu, Jimin memandangi tangan yang terulur padanya. Tapi kemudian ia menyambut tangan itu, menjabatnya satu kali.
"C'mon."
Jungkook menarik tangan Jimin turun dari gazebo. Kemudian melepaskannya saat mereka berjalan beriringan di pinggir pantai.
"Ngomong-ngomong tadi kau bilang kau berasal dari Seoul, benarkan? Aku dan teman-temanku juga berasal dari sana. Kami berada disini hanya tiap akhir pekan untuk pergi surfing atau menari."
Jimin mengangguk angguk. "Tapi apa kau selalu begitu?"
Jungkook menoleh. "Maksudnya?"
"Mengajak orang yang baru kau kenal untuk ikut bersamamu."
Mata besar Jungkook mengerjap lucu. Jimin baru sadar kalau orang ini punya wajah yang imut, mirip dengan animasi kelinci yang biasa ia lihat di televisi. Pantas saja ia merasa teringat sesuatu sepanjang Jungkook berbicara.
Berpikir, Jungkook kemudian mengangkat kepalanya menatap langit. Salah satu tangannya bergerak mengusap dagu.
"Engga sih, aku melihatmu sendirian di tempat ini. Kupikir tidak ada salahnya mengajak orang kesepian untuk pergi bersenang-senang."
Jimin menekuk wajah. Tidak suka disebut 'kesepian' meski memang begitu faktanya.
"Pacarku sedang sibuk. Itu sangat menjengkelkan walaupun aku sangat ingin mendukungnya melakukan apapun yang dia inginkan." Ujarnya sambil membuang muka.
Tidak ada respon. Jimin menoleh, melihat Jeon Jungkook menatapnya dengan mata yang melebar takjub.
"Apa?"
Dibalas gelengan. "Itu tadi kalimat terpanjang yang pernah kau ucapkan."
Jimin memutar bola mata. Dirinya bahkan tidak tahu mengapa ia menceritakan hal itu pada orang yang baru dikenal seperti Jungkook. Ia merasa aneh. Segala peristiwa tidak berjalan semestinya hari ini. Jimin merasa semua ini tidak benar. Ada sesuatu dalam diri orang ini yang membuat Jimin merasa seperti bukan dirinya.
"Bagaimana denganmu? Apa pacarmu tidak khawatir kau ada di sini?"
"Aku tidak memiliki pacar."
"Oh." Giliran Jimin mengangguk angguk. Tiba-tiba ingin tahu. "Kenapa kau suka menari?"
Jungkook memasang pose berpikir lagi. "Mungkin karena dengan cara itu, aku bisa mengekspresikan diriku dengan baik. Aku sangat menyukai sensasi saat aku bergerak ditengah alunan musik. Rasanya bebas dan puas. Menyenangkan. Apa kau suka musik?"
"Tidak."
Jungkook memiringkan kepala, penasaran. "Kenapa?"
"Menurutku musik itu sangat transparan. Aku tidak suka dengan efeknya yang membuat orang-orang mengetahui apa yang kurasakan hanya dengan mendengar apa yang kudengarkan."
Alis Jungkook naik sebelah. "Bukannya itu bagus, kau jadi tidak perlu repot-repot curhat, kan?"
"Aku tidak suka menunjukkan apa yang kurasakan pada orang lain." -Kecuali pada Taehyung.
"Kalau begitu kau harus melihat musik dari sudut pandang berbeda. Kebahagiaan datang saat kita merasa bersyukur. Kalau kau menganggap alunan melodi itu sebagai sebuah anugerah kurasa kau akan mengerti mengapa banyak orang sangat suka bernyanyi atau menari."
"Oh ya? Aku tidak terlalu mengerti. Tapi mendengarmu berkata seperti itu, kau seperti orang yang terjebak dalam mimpimu."
"Yap, mimpiku menjadi seorang penyanyi dan penari. Kalau memang sudah menjadi takdir, aku bisa mengejar mimpiku dengan cara mencintai musik dan seni."
KAMU SEDANG MEMBACA
EARTH [VminKook]
FanficSelama ini, Jimin menganggap jika dunianya tercipta untuk Taehyung. Ia mengabdikan diri untuk mencintai tunangannya yang sempurna. Namun siapa sangka, hari dimana ia menerima ajakan Jungkook untuk menari adalah permulaan atas perubahaan besar dalam...