6

6K 353 6
                                    

Azka Pov.

Akhirnya penderitaanku selesai juga, setelah sebulan lebih di bully si kembar dan di tambah bullyan dari ayah, sudah cukup membuatku menderita lahir dan batin 😭😭 ditambah Chacha yang tiba-tiba mengatakan ingin menikahiku di depan ayah membuatku demam 2hari karena tidak tidur semalaman karena memikirkan lamaran mendadak Chacha.

"Kaka lop yuu...." teriak Chacha di lapangan sekolah membuat semua perhatian siswa teralihkan karena suara cemprengnya.
"Kaka menikahlah denganku!! Lop yuuu!" teriaknya lagi.
Aku yakin sekarang wajahku pasti merah padam karenanya.
Bukan karena malu tapi karena harga diriku sebagai lelaki harus jatuh karena seorang perempuan.

Rasanya ingin ku lempar Chacha kesungai amazon biar di makan ikan piranha.
"Lah?lah?lah? Kok malah pergi? Kaka nikah yuk!"
Aishhh,, ngapain Chacha harus ngejar sih?
"Jadi gimana? Aku di terima ngak? Nikah yuk!" cha menarik ujung seragamku.
"Chacha apaan sih? Bikin malu tau ngak?!bisa ngak sih Chacha ngak bikin malu Kaka?!" bentakku. Ku lihat Chacha hanya menunduk sesekali memainkan kuku jarinya. Melihat itu membuatku berasa bersalah.

"Jadi Chacha maluin Azka?" cicitnya.
Mampus. Kalau Chacha udah nyebut namanya dan namaku berarti Chacha menyalahkan dirinya sendiri.
"Bukan gitu, aku cuma ngak mau kamu malu-maluin diri kamu sendiri. Aku diam bukan berarti aku nolak kamu tapi aku juga butuh waktu biar bisa  mikir  gimana aku bisa bahagiain kamu atau gak bisa. Aku ngak mau kamu nyesal karena nikah sama aku."jelasku. Aku tidak mau kalau Chacha berfikir kalau aku nolak dia. Harus ku akui juga kalau aku mau nikah sama dia tapi aku juga harus mikir dampak positif dengan negatifnya.

"Jadi?" tanya Chacha dengan wajah melas.
Ahhh,,,jadi gemesin liatnya.
"Tungguin aja...." ku tarik hidungnya hingga Chacha meringis kesakitan.
Chacha memelukku kesenangan, ia bahkan menenggelamkan kepalanya di dada bidangku.
"Kaka bilang lop yuu dong!" pintanya mendongak melihatku. Aku hanya mengeleng pelan menolak dengan halus.
"Aaaaa,,,ayolah....bilang lop yuuu..." rengeknya dengan manja.
"Love you.." bisikku di telinganya. Chacha kegirangan lalu menunjuk kesamping.

"Ehh,, LO dengar kan apa yang Kaka bilang. Mulai sekarang Kaka calon laki gue, kalau lo haus belaian cari laki orang yang lain deh. Janda!" aku menoleh mendapati joanda dkk melihat kearah kami, tatapan joanda seakan ingin menghajar Chacha.
"Baru calon juga bangga lo. Ehh,,asal lo tau aja ya, Jangan kan calon suami yang udah suami istri aja bisa cerai kalau udah ada orang ketiga, dan lo harus jaga aja ya, gue bakalan ambil Azka dari elo. Liat aja entar!" Joanda pergi dengan angkuh sambil menatap sinis Chacha.

"Awas aja Kaka selingkuh, aku bakalan potong itit kamu." ucap Chacha lalu pergi meninggalkan ku. Di catat kalau perlu di tebalin pake pensil 2B 'ninggalin aku' sendiri.
Hell!!!

****

Author Pov.

"Kenapa sih dari cemberut mulu?" tanya Azka ketika sudah sampai di perkarangan rumah Chacha.
"Nggak tau." jawab Chacha lalu menyerahkan helm ke Azka. Azka hanya tersenyum geli.
" besok aku tungguin kamu di perempat depan komplek kamu."ucap Azka.
"Ngapain?"tanya Chacha bingung.
"Kita lari pagi sama-sama keliling taman. Kalau kamu nggak sempat aku bakalan ajak Joanda buat nemenin aku." jawab Azka lalu menstater motornya.
"Ehh,,aku ikut tapi awas kalau kamu ajak Joanda." Chacha mengembungkan kedua pipinya. Azka mengacak rambut Chacha pelan lalu melajukan motornya.

Chacha berlari kecil menuju rumahnya.
"MAMA!!!" teriaknya.
"Ya alloh, kalau pulang tu salam dulu kek." ucap Mama Chacha sambil mengelus dadanya karena kaget mendengar teriakan anaknya.
"Iiiihhh,,senang banget keknya. Ada apaan sih? Sampai senang kek gitu?" tanya Mama cha kepada anaknya.
"Kaka ngajakin aku lari pagi bareng ma." jawab Chacha sambil memeluk Mamanya.
"Ya alloh segitu senangnya." Mama Chacha tersenyum sambil mengelus rambut san anak.
"Iya dong."

"Ya udah Chacha mau ke kamar dulu ya ma, mau nyiapin baju buat besok." ucap Chacha lalu berlari menuju kamarnya sedangkan sang Mama hanya tersenyum kecil melihat sikap duplikat dirinya saat dirinya jatuh cinta dengan Papa Chacha sama persis dengan sikap Chacha.

Di pagi minggu, masih dengan embun yang mulai menipis karena sang mentari mulai memperlihatkan sinarnya.
Di taman terlihat banyak orang-orang yang menghabiskan waktu dengan lari pagi bersama kekasih atau keluarga masing-masing.

Glukk ahhh

Ini adalah botol air kedua yang di teguk Chacha hingga kering, walaupun air tersebut milik Azka tapi Azka tidak pernah mempersalah Chacha yang mengambil tanpa permisi botol airnya yang belum ia sentuh sama sekali.

"Kaka istirahat dulu ya.."
Dan ini adalah yang tersekian kali Chacha memintanya istirahat padahal Azka belum sama sekali mengeluarkan keringat berbanding terbalik dengan Chacha yang di penuhi berkeringat.

"Kalau tau gini Chacha nggak bakalan ikut Kaka lari pagi." Chacha cemberut lalu memijit pelan kakinya.
Azka hanya tersenyum kecil lalu ikut mulai memijit kaki Chacha dengan lembut.
"Masa sih kamu nggak mau lari pagi sama aku? Nabi aja sama istrinya aisyah pernah lari pagi bareng, masa sih kamu kamu ngak mau." ucap Azka masih dengan memijit kaki Chacha yang terbungkus celana traning panjang.
"Masa sih?" tanya Chacha.

"Aisyah bercerita, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlari dan mendahuluiku (namun aku mengejarnya) hingga aku mendahuluinya. Tetapi, tatkala badanku gemuk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak lomba lari lagi namun beliau mendahului, kemudian beliau mengatakan, “Wahai Aisyah, ini adalah balasan atas kekalahanku yang dahulu’.” (HR. Thabrani)".

"Yaudah, yuk lari lagi, aku udah ngak capek lagi kok." Chacha berdiri ia dan Azka mulai berlari kecil bahkan sesekali bercanda bersama.

...

My Love's AzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang