4

5.4K 352 1
                                    

Chacha mensejajarkan langka kakinya dengan Azka sedangkan Azka terlihat tidak terlalu peduli dengan Chacha yang sedari tadi menggertu dirinya.

"Kaka tungguin Chacha!! Kaka kenapa sih? Chacha capek ni." Azka hanya melirik Chacha lalu melanjutkan jalannya..
"Lahh,,,malah di tinggalin. Tungguin." Chacha  berlari kecil menyamakan dirinya di samping Azka.
"Kaka kok cuek?" tanya Chacha. Yang ditanya hanya diam sedang Chacha bingung  dengan sikap Azka yang tiba-tiba berubah.

Selama perjalanan pulang, Azka hanya diam mendengarkan ocehan Chacha bahkan Azka masih terdiam ketika Chacha memukul helmnya di kepalanya karena ia melajukan motornya.

"Kaka mau coba kue buatan Chacha, ngak? Kalau mau entar Chacha bawain bu--." ucapan Chacha terpotong ketika Azka mengambil helm dari dirinya dan langsung melesat pergi meninggalkan Chacha di depan pagar rumahnya.
"Kaka kenapa sih kok cuek gitu, yaa? Apa jangan-jangan Kaka punya cewek baru? Wahhh,,,,,, jadi dia cuek dengan aku cuma gara-gara itu? Ngak bisa di biarin ni...." gumam Chacha sepanjang kakinya berjalan kedalam rumah.

"MAMA NANTI CHACHA KERUMAH KAKA." teriak Chacha di dalam kamarnya.
"Jangan kemaleman."
"Oke, ma."

Di depan mansion berwarna putih dengan enterior ala eropa terlihat gadis dengan rambut pirang berjalan masuk kedalam mansion  tersebut.

"Bundaa Rana...." panggil Chacha dengan nada riangnya. Kirana menutup majalah yang berada di depannya lalu menatap Chacha dengan senyum lembut nya.

"Eehh,,,Chacha! Kapan datangnya sayang? Kok nggak bilang-bilang sama bunda?" Chacha meraih tangan Kirana lalu mencium pangkal telapak tangan Kirana.

"Kakanya ada, bun?" Chacha celingak-celinguk melihat sekeliling, matanya tak henti-henti melihat setiap celah sudut di ruang tamu, tapi tetap saja ia tidak menemukan seseorang yang di carinya.
"Dikamar! Panggilin gih! Dari tadi kagak makan tu anak." ucap Kirana.
"Oke, bun. Chacha bakalan bujukin kaka buat makan." Chacha melesat pergi menuju kamar Azka

Kedatangan Chacha bukanlah hal yang tidak biasa bagi Kirana, Chacha sendiri sudah dianggap putri sendiri bagi Kirana maupun Trisbian, jadi Chacha sama sekali tidak canggung jika harus berhadapan dengan orang tua Azka.

Sesampai di tangga Chacha melihat Inara sedang menurunin di tangga.
"Kak Chacha?" Inara mempercepat dirinya menuruni tangga.
"Kak Azka di dalem kamar?" tanya Chacha.
"Ada tuh dikamar, mogok makan keknya." Inara mengusap dagunya dengan perlahan-lahan. "Kak Chacha lagi berantem sama kak Azka?" tanya Inara. Chacha hanya mengerutkan keningnya pertanda ia sedang bingung.

"Perasaan ngak tuh." jawab Chacha.
"Lah,,tuu kak Azka ngambek mukulin bantal sambil nyebutin nama kak Chacha, ape maksudnya coba?" "kayak gini nih." Inara memceritaka kelakuan Azka ketika ia memukul bantal dan guling hingga membuat isinya dalamannya.

"Ya, udah. Kak Chacha kekamar Kak Azka dulu." ucap Chacha.
"Sipp, hati-hati kak, kak Azka lagi BDMD tuh."
"Okeh."

Sekarang Chacha berada di depan pintu kamar Azka.

Tok tok tok

Hening

Tok tok tok

"Kaka,,bukain dong pintunya Chacha mau masuk nih." Chacha masih mengetuk pintu Azka.

Hening

"Kaka marah yaa sama Chacha? Chacha minta maaf deh kalau Chacha ada salah sama Azka. yaaahh walaupun Chacha nggak tau kesalahan Chacha apa." bisik Chacha di akhir kalimat.

Hening

"Kaka,, Chacha minta maaf, maafin Chacha dong. Chacha bakalan ngelakuin apa aja buat Kaka, Chacha janji. Promise. Yaa,,yahh." ucap Chacha dengan nada manjanya.

Hening

"Kaka...."desah Chacha.
Cha mengembungkan kedua pipinya lalu menendang kecil angin di kakinya.

"Yakin bakalan mau ngalakuin apa aja buat aku?" Chacha mendongak kepala lalu membalikkan badannya kebelakang.
"Kaka." gumamnya.

....

My Love's AzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang