Part 7

5.5K 330 4
                                    

"WOii!!! Bolanya oper ke gue, njirrr..." teriak Chacha kesal masih berlari kecil di lapangan.
"Diky bego!! Oper ke gue!! Pe'A." Chacha menghampiri Diky lalu mengeblak kepala Diky.
"Sory Cha! Gue pikir ngak nyampai tadi." mohon Diky sambil menghindari Chacha yang ingin memukulnya lagi.
"Makanya bego jangan di pelihara." ucap Chacha.
"Ya elah. Kayak gue pernah pintar aja." Diky meringsut pergi dengan santainya dari Chacha sedangkan Chacha tak berhenti-henti menggerutu di pingir lapangan.

Hari ini kelas Azka adalah olahraga dikarenakan kebiasaan siswa yang ingin olahraganya lebih lama dan di dukung oleh kelas yang tidak di kunjungi sang guru dengan alasan urusan keluarga, maka terlihatlah satu kelas tak  beraturan.

Ada yang ngerumpi berkelompok, nonton film lewat laptop bersama-sama, tiduran di kelas, ngerjakan tugas sekolah, dan ikut nebeng olahraga sambil menunggu waktu jam pergantian pelajaran. Ya..tentu aja sudah berganti dengan seragam olahraga.

Jika Chacha suka dengan futsal maka Azka sangat menyukai basket. Di setiap kesempatan Chacha selalu mencuri pandang dengan Azka bahkan dengan sengaja Chacha berteriak nyaring agar Azka mau meliriknya. Bahasa gaulnya sih caper-caper gitu.

"Senang lu ye sekarang, si Azka ngeliatin lu melulu dari tadi." kata Diky ikut duduk di pingir lapangan dengan Chacha sambil meneguk air mineral yang entah milik siapa.
"Biasa aja kale. Orang cantik mah memang sering di perhatiin apalagi kan gue calon istrinya, jadi ya... Ngak salah die ngeliatin gue." Chacha menghendikkan bahunya pura-pura tidak tahu jika Azka melihat sedari tadi.

Seluruh sekolah sudah bosan mendengarkan Koar Koar Chacha yang pemr sana sini tentang Azka yang sebagai calon suaminya sedangkan Azka tidak membantah ataupun membenarkan perkataan Chacha. Jika di lihat dari sikap mereka berdua harus diakui kalau mereka udah akrab dari kecil, bahkan dari kelas 4 SD Chacha sudah pulang pergi dengan Azka di jemput ayah Azka ataupun sebaliknya.

"Ehh,, si Reno belom nongol aja dari tadi, kemane dianya?" tanya Chacha memperhatikan sekitarnya.
"Kayak kagak tau aja lu, biasalah di balkon atas palingan bikin kabut penyakit.hahaha." jawab Diky seadanya.
"Gue kasihan sama Reno." Chacha menampilkan wajah kasihan menerawang ke depan.
"Kasihan kenapa lu? Tumben lu punya sisi manusiawi." Diky mulai mengelap wajahnya dengan baju sehingga membuat sebagian tubuhnya kelihatan.

"Sebenarnya gue tersinggung dengan ucapan lu. Pengen gue tonjok tau gak? Tapi karena gue lagi males ribut ama lu jadi fine aja." ucap Chacha.
"Terus lu kasian kenapa?" tanya Diky mengibaskan tangannya berharap gerah di tubuhnya bisa mendingan.
"Yaa,, gue kasian aja liatnya. Kebanyakan ngerokokkan bisa ngerusak tubuh, entar kalu Reno mati dia nggak bakalan bisa ngerasain selangkang perempuan lagi." jelas Chacha laly mengembuskan nafasnya.

"Bangsat! Gue kira apaan. Tapi gue setuju ama lu Cha. Gue rasa pergaulan Reno makin nggak bener. Dulu ngerokok sekali sekarang berkali-kali, bahkan sekarang paling sering tawuran sama sekolah tentangga. Gue berharap aja Reno nggak bakalan nyobain yang namanya Narkoba." ucap Diky panjang lebar membuat Chacha kagum.
"Harus gue akuin, walaupun lu bego-sebegonya tapi sisi manusiawi lu patut di acungin jempol, Dik. Gue bangga sama lu." Chacha menganggukkan-nganggukkan  kepalanya.

"Ya udah gue balik kekelas dulu." ucap Chacha lalu menjauh dari Diky.
"Lah? Jam olahraga belum habis baru mulai woi.." teriak Diky.
Chacha menoleh, berkata " kelas Kaka udah masuk duluan,bara semangat gue bakalan hilang kalau dia nggak ada, so gue capcus duluan, mau ganti baju. Gerah gue." ucap Chacha lalu melanjutkan jalannya menuju ke dalam sekolah.

...

Bel pulang berdering serentak membuat siswa bergegas memasukan peralatan sekolahnya kedalam tas lalu pulang, ada pula sebagian siswa yang masih berada di lingkungan sekolah dikarenakan kegiatan eskul ataupun numpang wifi sekolah.

"Ya alloh Ren, lu baru masuk? Orang semuanye udah pada pulang ehh, elu baru masuk." ucap Chacha yang sudah siap ingin keluar daru kelas.
"Gue lagi malas masuk Cha." Reno menghampiri bangku paling belakang lalu mengambil tasnya yang terisi apapun di laci.

"Gue khawatir sama elu Ren. Pergaulan lu udah kagak bener." Chacha berjalan ke arah salah satu meja lalu duduk di atasnya.
"Santai aja Cha! gue masih bisa ngendaliin diri sendiri. Gue tau kok maksud lu! Tenang aja. Lagian ada dia kok yang buat gue betah di sekolah." Reno ikutan duduk di atas meja lalu merentangkan kakinya kedepan.

"Gue berharap aja hidup lu bisa lebih baik lagi. Setidaknya lu bisa berubah demi dia." Chacha sangat tahu jika teman brandalannya ini sedang jatuh cinta dengan siswi kelas sebelah.
Reno rela bolos kelas karena ingin melihat sang pujaan hatinyadari balkon sekolah.
Menurut Reno setiap mimik wajah sang pujaan sangat menarik untuk di pandang.

"Gue cabut dulu ya, gue pengen liat dia bentar." Reno mulai berjalan keluar kelas dan menghilang disudut pintu kelas.

Chacha juga mulai berjalan keluar dari kelas melewati koridor dan tangga menuju keparkiran.
Di parkiran Azka sudah menunggunya sambil memainkan ponselnya.

"Kemana aja sih, aku chat WA nggak di balas." Azka memberikan helm kepada Chacha lalu mulai menstaterkan motornya.
"Hp aku ketinggalan." ucap Chacha singkat lalu menaiki kuda besi Azka.

Azka mulai menjalankan kuda besinya menjauhi sekolah dan berhenti di tempat biasanya Chacha beli sate. Chacha dengan bingung mengikuti Azka yang sudah duduk di kursi makan.

"Mau makan dulu? Kamu keliatannya dari tadi diam mulu, kenapa?" tanya Azka.
"Nggak papa kok." jawab Chacha.
"Dari kata 'nggak papa' kamu aku khawatir, cha. Kamu bukan tipe yang bisa nyembunyiin masalah. Cerita aja Cha." ucap Azka.
"Nggak kok. Pulang aja sekarang! Satenya di bungkusin aja." ucap Chacha lalu keluar dari warung sedangkan Azka menyusul dengan kantong kresek di tangannya.

Chacha bimbang ingin menceritakan masalahnya dengan Azka. Ia takut jika Azka akan membiarkannya saja.
Mungkin ini moment terakhir ia dengan Azka.
Chacha memeluk erat pinggang Azka di atas motor sedangkan Azka mengatur debaran jantungnya yang berdetak tidak beraturan.



End

Jangan tanya kenapa absurd😂😂lagi nggak fokus nulis, lagi ada masalah juga😣😣dirumah suasananya lagi nggak nyaman banget. So butuh doanya biar kelar masalahnya biar bisa fokus nulis lagi.🙏🙏🙏

My Love's AzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang