11

5K 289 2
                                    

Update 2x  aku seneng kalau banyak yang komentar buat aku lebih semangat nulisnya...

Reading guys~~

Pagi senin yang cukup mendung, membiarkan para siswa berdiri dengan lega tanpa perlu merasakan kepanasan.
Di tengah lapangan sekolah terlihat para siswa berdiri dengan sejajar dan perkelas dalam posisi 'istirahat di tempat'

Di podium yang sudah osis siapkan, pembina dengan semangatnya berpidato tanpa tahu para siswanya sudah mulai bosan mendengarkan, ada yang berbicara dengan nada yang sangat pelan, dan mungkin ada beberapa siswa tidak sabar ingin upacara ini berakhir di karenakan ingin mengerjakan sebagian tugas yang belum di isi.

Suara tepuk tangan di lontarkan untuk para perwakilan OSN. Para perwakilan OSN di perintahkan untuk kedepan. Para perwakilan guru di sediakan untuk menyerahkan mendali atas kemenangan mereka.

Dari semua Olimpiade Mapel, Azka dapat meraih juara satu untuk Mapel Kimia dan akan mewakilin untuk tingkat provinsi.
Ketika nama Chacha di sebutkan para suporter dari berbagai cabang olahraga bersorak riuh dan bertepuk tangan dengan hebohnya.

Chacha hanya mendapatkan juara 3 dan termasuk peserta favorit ketika lomba itu.
Chacha mulai berfikir 'apa ia harus izin agar bisa menemani Azka untuk berlomba nantinya.' Chacha menganggukkan kepalanya menimbang ide yang menurutnya cukup cemerlang itu.

"Iiihhh,,, lo yakin mau ikut kemah nanti." Chacha mengalihkan perhatiannya saat mendengarkan suara teman sekelasnya.
"Mau gimana lagi, gue kan bantara. Pemimpin pasukan pas ucara pramuka lagi, mau nga mau harus ikut kan." ucap salsa.
"Lo nga takut apa? Kalau gue sih ogah-ogah mau ikutan." ucap syifa dengan nada takut.

Chacha berjalan menghampiri mereka lalu nimbrung dengan santainya di samping mereka.
"Emangnya ada apaan sih? Sampai kalian segitunya?"tanya Chacha dengan naluri kekepoan nya.
"Ehh, elu nga tau napa kalau si grace mati bunuh diri di kossan nya?" tanya puja.
"Katanya si grace mati karena di hamilin sama cowoknya." tambah tiwi membuat suasana di sekitar mereka sedikit mencekam.

"Maksud lo si grace itu? Kelas IPS 2 itu? Elo nga salah?" tanya Chacha yang mulai tertarik dengan obloran geng emak-emak.
"Iyalah, elo selama ini kemana aja sih? Ohhh gue lupa elo kan ikut OSN ya jadi nga tau. Sory sory." Vira menepuk jidat karena kelupaan.
"Katanya juga arwah si grace gentayangan lo. Bahkan di kamar kossan sering dengar suara cewek nangis gitu. Serem deh." patrisia mengelus leher belakangnya merasakan bulu romanya meremang.

"Lah dia kan matinya di kossan nya kenapa pada takut ikut kemah? Apa masalah coba? Tanya Chacha.  Kalau di fikir-fikir si grace kan matinya di kamar kossan nya dia sendiri kenapa malah ada yang sampai takut ikut berkemah jum'at malam nanti.

"Elo sih kurang asupan informasi. Elo tau kan tempat duduk di samping lapangan entu. Nah, kata satpam sekolah kita dia sering liat kayak bayang cewek yang mirip grace duduk di tempat ikut sambil nangis lagi. Dan lagi di tempat itukan nanti di dirikan tenda kemah , bikin horor tau nga?" jelas salsa.

"Jadi maksud lo si grace gentayangan gitu? Anjing banget!!!! Gimana dong? Gue ikutan kemah nii! Ogah banget gue di hantuin arwah si grace.!" ucap Chacha dengan nada terkejutnya dan panik.

"Nah, kita juga mikirin itu. Kita juga takut kali." ucap salsa di angguki teman-temannya.
Pembicaran mereka terpotong karena pak Budi masuk ke dalam kelas dan mulai mengajar.

Malam Kemah

Suasana begitu ramai di perempat malam para siswa bergumpul melingkari api ungun bernyanyi sambil bertepuk tangan. Mereka bernyanyi di iringi dengan gitar yang di main si idola dalam eskul musik yang bernama Jio (serius nama2 teman-teman azka sama Chacha ini real nama teman aku di dunia nyata) banyak yang bilang jika suara Jio ini mirip Ariel Noah.

Banyak siswi yang memperhatikan Jio bermusik, tak khayal beberapa siswi yang hanya menatap Jio dengan pandangan kagum mereka.
Chacha yang ikut bernyanyi di samping Jio dengan semangat karena Jio menyanyikan salah satu lagu favoritnya yaitu Taeyeon- 11:11

Chacha sebenarnya jenuh di karenakan belahan jiwanya tidak bisa hadir di sebabkan kumpulan buku sialan yang mengharuskan Azka belajar untuk mempersiapkan dirinya jadi Azka tidak bisa hadir untuk ikut kemah.

Chacha mengalihkan pandanganya ketika menangkap bayangan putih di jalan koridor menuju tangga lantai dua.
Chacha mengerutkan dahinya, memincing matanya memperjelas penglihatannya.

"Ehh,,Yo... Lo liat bayangan di sana, Nga?" Chacha menunjuk tangga kelas mereka. Jio mengenyitkan dahinya bingung lalu melihat ke arah jari telunjuk Chacha.
"Cha jangan mcem-macem Lo, walapun ini bukan malam jum'at tapi ini udah hampir tengah malam Cha. Jangan ngomong sembarangan Lo." tegur Jio.

Keluarga Jio memang masih mempercayai hal-hal mistis itu sehingga membuat Jio sedikit tahu dan cenderung hati-hati jika menginjakkan kakinya ke daerah tertentu, seperti di sekolahnya ini.

"Iihhh,,,beneran Yo! Gue liat sesuatu tadi.. Di situ..." ucap Chacha dengan kesal sehingga orang-orang di sekitarnya memperhatikan dirinya.
"Cha Lo nga usah ngomong sembarangan deh... Lo tau kan sekolah kita ini tanahnya bekas perbantaian zaman belanda dulu..jangan ngomong yang aneh-aneh deh...!"  Yarda menasehati Chacha yang sepertinya ngotot dengan yang di lihatnya.

"Sumpah!! Beneran gue benar-benar liat bayangan tadi di sono. Gue nga boong! Beneran sumpah! Kalau lu pada kaga percaya lu pada bisa liat kebenaran di bola mata gue!" Ada beberapa yang terkekeh memdengarkan penuturan Chacha, ada beberapa juga yang ikut melihat sekitar untuk memastikan apa yang ada diucap Chacha.

"Yaudah!! Lu cek sono!" usul albar.
"Boleh, tapi temenin gue." sahut Chacha.
"Lani, irma, Lo temenin gih Chacha liat ke sono."
"Yaelah!! Kan Chacha yang ngomong begitu kenapa gue sama lani yang nemenin. Ogah gue! Kenapa nga yg lain aja." Irma protes dengan keputusan Jio yang memilihnya dan lani untuk menemani Chacha melihat situasi di sana.

"Ayo ah! Takut banget, setia kawan Lo sama gue." Chacha menarik-narik masing-masing lengan irma dan lanisedangkan yang di tarik protes tidak mau.

Dengan berbekalkan 2 buah senter Chacha, Irma dan Lani memberanikan diri mereka menuju tangga koridor.

"Udah balik yuk, gue takut ni." Lani mengoyangkan pelan lengan tangan Chacha dan Irma bersamaan tapi di tepis pelan oleh Chacha.

"Bentar aja Lan! Nanggung ni." ucap Chacha.
"Tapi buruan..." Chacha bisa mendengar suara Lani yang bergetar menahan tangis.
"Iya...iya..." sahut Chacha.

Mereka melanjutkan jalannya menuju belokkan koridor.

"Ehhh...bebek..bebek...bebek..." Latah Laniketika mendengarkan bunyi detuman tong sampah.
"Apaan sih lo Lan, teriak kagak jelas gitu." Irma memukul pelan bahu Lani.
"Tadi gue dengar bunyi tong sampah kek ada yang mukul gitu." ucap Lani sambil menujuk ke arah tong sampah yang berada di sebrang mereka.

Chacha menyoroti tong sampah itu dengan senter di tangannya.
"Yaelah,, tong sampahnya jatuh gara-gara ada ayam tu di sono. Tu... Liat...!" Chacha mengerakkan dagunya kearah depan agar Lani juga melihatnya juga.
"Syukur...bukan mbak Kun." Lani mengelus dada sambil mengucapka kalimat syukur.

"AAAAAAAAAA" mereka berteriak serempak ketika melihat kain putih yang tergantung di belakang tangga sekolah.

Lani merasakan jika ia sudah mau kencing dalam celana pramukanya sedangkan Irma menutup matanya takut dan terkejut melihat hal itu.

"ANJING!!! BABI!!!!SETAN JAHANAM!!!!! SIAPA YANG NAROH MUNGKENA DI BAWAH TANGGA SEKOLAH, HAH??????"  Chacha berteriak kesal ketika ia membuka matanya melihat yang sebenarnya di hadapan mereka hanya mungkena yang dj gantung sehingga terlihat seperti mbak kun yang melayang.

Baru saja ia merasa jantung nya jatuh teronggok di bawah tangga karena mengira kain itu mbak kun.. Ehhh... Ternyata hanya mungkena. Rasanya Chacha ingin mengoyakkan kain tersebut jika ka tidak menghormati agama yang selama ini ia pegang teguh. Baru Chacha teringat jika beberapa panitia pramuka menaruh jebakan untuk uji nyali bagi anggota pramuka pemula dan merekalah yang menjadi kelinci percobaan di karenakan kekepoan Chacha.

Chacha membawa kedua temannya pergi dan sesekali bercanda mengulangi espresi Lani yang sudah menangis sambil memeluk Chacha....

.....

My Love's AzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang