Setelah selesai menidurkan hyunsoo, myungsoo masuk kedalam kamarnya dengan mata yang terlihat sembab. Melihat bagaimana putranya terus menangisi suzy membuat hatinya benar benar sakit. Ingatannya seperti kembali ditarik kedalam masa lalu, dulu ia juga pernah mengalami hal yang sama seperti hyunsoo bahakan mungkin lebih parah dari itu. Masa kecil yang tidak pernah bahagia. Jika saat ini hyunsoo masih bisa memilikinya sebagai seorang ayah, maka tidak dengan dirinya. Ia sendiri, menahan perasaaan sesak itu sendiri. Tidak ada yang datang untuk sekedar menghiburnya. Bahakan setiap malam yang bisa ia lakukan hanya duduk di sudut kamar sambil menangis terisak karena mendengar suara pertengkaran kedua orang tuanya.
Setiap hari ia berusaha terlihat baik baik saja hanya demi membuat putranya bahagia tapi apa yang ia dapat hari ini? Semua usahanya hancur sia sia hanya karena wanita itu. Wanita yang tidak mempunyai perasaaan, bahakan kepada darah dagingnya sendiri. Batas kesabarannya sudah cukup sampai disini, ia bukanlah seorang malaikat maupun tuhan yang tidak bisa merasakan perasaan sakit.
Myungsoo menuangkan sebotol soju kedalam gelas setelah itu meneguknya sampai habis. Kembali, ia mengisi gelas itu hingga penuh, dan satu detik berikutnya gelas itu kembali kosong. Dia melalukannya berulang ulang tidak tahu kapan akan berhenti. Dan saat ia ingin meneguk satu gelas terakhir kedua matanya malah terfokus pada sebuah botol kecil yang ada diatas meja.
Penenang... Ya, Isi dari botol yang saat ini sudah berpindah di tangannya adalah sebuah obat penenang. Obat yang selama ini membantunya dalam menghadapi semua masalah hidupnya. Entah itu dulu saat kedua orang tuanya meninggal maupun sekarang tentang masalahnya dengan suzy. Tanpa ia sadari setiap kali ia merasa marah tertekan dan juga bersedih obat inilah yang selalu ada untuknya.
Bibir tipis itu saling tertarik membentuk senyuman sinis. Tanpa berpikir panjang ia segera membuka botol tersebut dan mengeluarkan beberapa isinya. Dimasukkannya tablet tablet kecil itu kedalam gelas yang sudah terisi penuh dengan cairan soju, dan saat obat itu sudah larut dengan cepet ia menegaknya sampai tandas. Apa pun yang akan terjadi nanti maka biarlah terjadi. Yang ia butuhkan saat ini hanyalah sebuah ketenangan. Ya... Hanya itu saja...
*******
Tok tok tok
"Ny. Kim? Anda pulang?"
Suzy tersenyum tipis "ahjumma dimana myungsoo oppa?"
"Tuan ada dikamarnya, saya akan memanggilnya. Tuan pasti sangat senang melihat anda pulang"
"Tidak perlu" lee ahjumma dan suzy segera mengalihkan pandangannya saat mendengar suara dingin seseorang mengintrupsi pembicaraan mereka.
"Untuk apa kau kemari?"
Myungsoo berdiri disana, ditengah tengah anak tangga, menatap tajam kearah suzy. Tidak ada seulas senyum diwajah pria itu. Dan suzy sadar jika pria itu kini tengah marah kepadanya.
"Mianhae" suzy berjalan mendekat begitu pula dengan myungsoo. Melihat ada hawa hawa menegangkan diantara keduanya lee ahjumma segera pergi dari sana.
"Kau datang kesini untuk meminta maaf?"
"Ne" suzy menundukkan kepalanya dengan air mata yang kembali berlinang "Aku tahu aku sudah melakukan banyak kesalahan. Pria itu bukanlah pria baik baik tidak seharusnya aku meninggalkan kalian demi pria sepertinya. Mianhae oppa, jeongmal mianhae" ucapnya sambil terisak pelan.
Myungsoo tersenyum sinis "Sekarang kau meminta maaf setelah mengetahui pria itu bukanlah pria yang baik? Apa jika kau tidak mengetahui semuanya kau juga akan datang kesini dan melakukan hal yang sama seperti saat ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIANHAE
FanfictionJika melepasmu adalah satu satunya cara untuk bisa membuatmu bahagia maka aku akan dengan senang hati melakukannya. -kim myungsoo -bae suzy