"Lo temennya Senja?" tanya Fajar tak percaya.
"Dulu. Cewek itu udah kelewat introvert sekarang," kata Chika. "Fu*k! Tangan gue nggak dijabat, cih."
Fajar hanya menampilkan deretan giginya sambil menjabat tangan Chika. Sekarang? Berarti dulu nggak dong?
"Lo temennya Senja? Dulu dia orangnya kayak gimana?" tanya Fajar.
"Maaf, Bung. Bukan itu yang mau gue bahas," jawab Chika datar. "Sebenarnya lo siapa? Sampai bisa bikin Senja deket sama lo."
"Bukan siapa-siapanya sih," jawab Fajar sambil mengusap tengkuknya.
"Bagus, gue malah jauh sama dia," kata Chika sarkas.
Hening seketika.
"Gue titip Senja sama lo. Kalau ada yang mau lo tahu tentang Senja, datang aja ke kelas gue, XI IPA 2," kata Chika sambil berlalu.
Fajar pun kembali ke kelasnya. Satu fakta terungkap tentang Senja.
Kini Fajar yakin, dahulu Senja tidak seperti ini. Fajar tersenyum tipis. Berusaha optimis dengan yang dilakukannya.
Ia semakin bersemangat membuat Senja kembali tersenyum. Tenanglah, gue bakal ngeluarin lo dari mimpi buruk tak berujung ini!
***
"Iya nggak apa-apa, sekarang Bapak mending bawa ke bengkel aja mobilnya. Saya bisa pulang sendiri," jelas Senja pada supir pribadi yang menelponnya.
"..."
"Iya, saya akan pulang secepatnya." Senja menutup telpon tersebut.
Duh, gimana ya? Jalan ke rumah cuma ada satu. Itu juga sepi, gue harus gimana? Sejenak gadis itu berpikir.
Ia tak mungkin mengajak seseorang, karena ia tak mau kejadian di masa lampau terulang. Akhirnya Senja memberanikan diri untuk berjalan sendirian.
Ia mulai menajamkan tingkat kewaspadaannya. Di tengah jalan, Senja kembali bertemu dengan Fajar. Pemuda itu memanggilnya.
"Senja!" teriak Fajar.
Senja terus melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan panggilan Fajar. Merasa tak ada respon, Fajar pun turun dari sepedanya. Berniat untuk mengejar Senja.
Ia berlari kecil, sambil terus memanggil nama Senja. Senja sudah tak tahan. Meski ia tahu itu hanyalah Fajar, tetapi dirinya tak ingin Fajar terlalu dekat dengan gadis itu.
Soal bekal tadi, itu hanya tanda terimakasihnya. Senja pun berhenti, namun Fajar terus berlari hingga menyebabkan Senja menabrak dada bidang Fajar saat berbalik.
Duk!
"Auw!" pekik Senja.
Senja merasa sedikit pusing, namun tanpa sadar ia berjalan mundur dan masuk ke selokan.
Fajar menghela napas. "Padahal cuma mau nyamperin, kenapa sampai kecebur got begini? Haduh."
Fajar pun menolong Senja. Kini seragam gadis itu berubah menjadi hitam pekat dengan bau tak sedap. Senja menatap Fajar masam.
Fajar mendelik. "Apa? Gue cuma mau nyamperin lo."
"Lain kali, nggak usah nyamperin gue," kata Senja datar.
Senja kembali berjalan, tetapi lengannya ditarik oleh Fajar.
"Udah, nggak usah berontak," kata Fajar sambil menarik lengan mungil Senja.
Anehnya, Senja tak memberontak. Tubuhnya membiarkan pemuda itu menariknya.
Senja semakin merasa tak enak hati dengan Fajar. Ia sering bersikap kasar pada laki-laki itu, tetapi Fajar tetap mau menjaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar dan Senja
Teen FictionKetika Fajar dan Senja bertemu. Fajar Rizky Mahendra, siswa pindahan yang mampu membuat dunia seorang Senja Azalea Kusuma berubah. Fajar yang memiliki masalah dalam hidupnya, harus berjuang menutup kesedihannya di hadapan teman-temannya. Termasuk Se...