13. Alasan Senja

121 8 0
                                    

"Fyuh ... akhirnya selesai bikin rotinya," kata Fajar, "mau diantar ke mana, Bu?"

"Ke rumah Pak Adi, anterin sana," jawab Asri.

"Oke."

Fajar pun bersiap untuk mengantar pesanan.

"Bu, Fajar berangkat, assalamualaikum," ucap Fajar.

"Waalaikumsalam," jawab Senja dan Asri bersamaan.

"Nah udah aman sekarang," kata Asri.

"Emang kenapa, Bu?" tanya Senja.

"Ibu pengen tahu kenapa kamu sampai milih nginap di sini," jawab Asri yang membuat Senja terkejut.

"Bukan Ibu melarang kamu buat nginep. Ibu boleh kan tahu alasan kamu?"

Senja mengangguk.

"Pertama, kenapa kamu milih nginep di sini? Apa nggak ada temen perempuan yang lain?"

"Saya nggak punya temen sejak beberapa bulan yang lalu. Entah kenapa mereka tiba-tiba menjauh dari saya."

Asri mengangguk mengerti. "Dan alasan kamu sampai milih nginap?"

"Itu ..."

Senja berpikir sejenak. Akhirnya ia memberanikan diri untuk memberi tahu Asri alasannya.

Karena banyak masalah yang berhubungan, gadis itu memilih untuk menjelaskan masalah keluarganya saja.

Asri mendengarkan cerita Senja dengan seksama. Ia paham sekali dengan masalah tersebut.

Bagaimana tidak, ia juga mengalami hal yang tak jauh berbeda dengan keluarganya.




Keluarga yang hancur.




"Kamu bisa menganggap keluarga ini sebagai keluarga kedua kamu. Kamu bisa anggap Ibu sebagai Ibu kamu," kata Asri sambil tersenyum.

"Terimakasih sebelumnya. Saya masih menyayangi keluarga saya, tapi keadaan membuat saya menjadi terpojok dan tidak memiliki pilihan lain," jelas Senja.

"Sekarang kamu punya keluarga ini, jangan sedih lagi. Sering-sering main ke sini, biar galaunya hilang," kata Asri sambil menyeka air mata Senja yang sudah membanjiri pipinya.

Senja berusaha tersenyum. "Terimakasih, Bu."

Tak lama Fajar pun kembali. "Assalamualaikum, epribadeh!!!"

"Masuk ke rumah itu ketuk pintu, ucapin salam, tunggu dibukain pintunya, baru masuk. Bukan main nyelonong ngagetin orang," jelas Asri menasihati putra satu-satunya itu.

"Ya maaf, Bu," jawab Fajar.

"Ibu mau ke kamar dulu, silahkan kalau mau ngobrol atau apa," pamit Asri.

"Anjir! Ada PR math!" Fajar langsung masuk ke kamarnya mengambil buku PR-nya.

Hal yang sama pun dilakukan Senja. Ia membuka bukunya. Tetapi ia tidak menemukan tugas baru.

"Kok gue nggak ada PR?" tanya Senja.

"Lo tidur pas pelajaran Bu Rika, ya pantes nggak ada tugas di buku lo," jawab Fajar.

"Oh."

"Nih, mumpung belum gue kerjain." Fajar memberikan bukunya.

"Cih, lo pikir gue tukang nyontek?"

"Iya sama-sama."

"Makasih."

***

Malam telah berlalu. Kini matahari telah terbit di ufuk timur. Memberikan kehangatan untuk kehidupan bumi.










Fajar dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang