"Coba kamu cari tahu kenapa Papa kamu bisa pulang sambil mabuk. Kenapa dia bisa sampai rumah kalau dia lagi mabuk?" tanya Arga saat ia dan Senja menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin.
"Itu ... belum gue cari tahu. Kalau lo nggak nanyain gue juga nggak bakal kepikiran ke situ," jawab Senja.
"Kan aneh orang mabuk bisa sampai ke rumah," sahut Arga.
"Oh iya, Kak Kevin pengen ketemu sama lo."
Arga hampir tersedak mendengar ucapan Senja. Ia tak menyangka kakak kelas yang sempat berusaha membuatnya menjauh dari Senja pada akhirnya ingin bertemu dengannya.
"Gimana kalau nanti pulang sekolah aku ke rumah kamu?"
"Tapi kalau ada Papa?"
"Memangnya Papa kamu kerja apa?"
"Semacam pemilik perusahaan."
"Tenang aja aku punya banyak cara buat kabur. Tapi, bukannya aku ngatain orang tua, tapi apa masuk akal seorang pemilik perusahaan pulang dalam keadaan mabuk di siang bolong?"
"Iya ya? Pinter juga lo ya."
Arga menyeringai sombong.
"Kadang-kadang," lanjut Senja santai.
Arga hanya memasang wajah malas. Sementara Senja terkekeh geli.
***
"Lo yakin mau ke rumah gue?" tanya Senja saat hampir sampai di rumah.
"Laki-laki itu harus gentle. Apapun yang mau dibicarakan sama Kevin, aku harus terima," jawab Arga.
Senja mengangguk. Diam-diam ia kagum dengan sikap Arga. Tak pernah sekalipun ia lari dari masalah. Tidak seperti dirinya yang lemah. Dari laki-laki itu, ia belajar banyak hal.
"Wow! Rumahmu kayak istana ya," celetuk Arga sambil terus memandangi interior rumah Senja.
"Kok lo jadi norak sih?"
"Ehe, maaf."
"Gue mau ganti baju dulu ya. Nanti gue balik lagi." Senja pun beranjak menuju kamarnya di lantai dua.
Arga memilih duduk di sofa ruang tamu.
"Dasar cewek, tamu bukannya disuruh duduk dulu malah langsung pergi," gumam Arga.
Muncullah Kevin dari balik pintu utama. Ia sedikit terkejut dengan keberadaan Arga di ruang tamu. Baik Arga maupun Kevin, keduanya sama-sama berjengit kaget.
"Ngagetin sih lo?! Masuk rumah salam dulu kek, ketok pintu kek!" seru Arga.
"Ah bodo amat! Rumah gue ini bukan rumah lo!" seru Kevin tak ingin kalah. "Eh ada yang pengen gue bicarain sama lo, ayo ikut gue."
Kevin pun mengajak Arga ke rooftop rumah. Angin sepoi-sepoi menyambut mereka.
"Lo ke sini karena disuruh Senja atau kemauan lo sendiri?" tanya Kevin.
"Entahlah. Tadi sih dia bilangnya lo mau ketemu sama gue. Ya udah gue iyain. Jadi itu termasuk disuruh atau kemauan sendiri?"
"Bodo amat, Ga. Lo cuma muter-muter pembicaraan doang!"
"Yaelah lo, ngegas mulu dari tadi."
Kevin menghela napas. "Gue denger lo ribut sama Ari."
Arga mengangguk polos.
"Karena lo nggak suka Senja diganggu?"
Arga mengangguk lagi.
"Gue cuma mau titip Senja sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar dan Senja
Genç KurguKetika Fajar dan Senja bertemu. Fajar Rizky Mahendra, siswa pindahan yang mampu membuat dunia seorang Senja Azalea Kusuma berubah. Fajar yang memiliki masalah dalam hidupnya, harus berjuang menutup kesedihannya di hadapan teman-temannya. Termasuk Se...