Cek, cek, hana, dul, set. Siji, loro, telu. Ok em, selamat malam semuanya! Haha, gimana puasanya? Lancar kan?:v
Em, oe minta maaf minggu ini atau bahkan bulan ini oe ndak bisa update seperti biasa. Karena udah memasuki masa2 akhir menjadi junior di senior high school:( ya, oe sebentar lagi ujian. Jadi oe mau hiat sebentar, heheh. Sebagai gantinya, oe hari ini bikin part selingan. Antara Fajar sama Senja. Mohon pengertiannya:) yap! Tanpa babibu, happy reading gais!
***
"Hei."
"Hm."
"Gue pengen tahu gimana rasanya punya adik."
Senja yang saat itu sedang fokus pada tab-nya menoleh pada Fajar yang kini menatapnya dengan tatapan yang ingin tahu. Ralat. Sangat ingin tahu.
"Kenapa lo pengen tahu?" tanya Senja.
"Gue anak tunggal. Gue penasaran gimana rasanya jadi kakak." Fajar menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue pernah berharap suatu saat gue suka sama seseorang yang lebih muda dari gue. Tapi nyatanya gue selalu ketemu sama orang yang lebih tua."
"Hei, lo bosan hidup ya?"
"Nggak kok, gue masih pengen hidup. Gue masih pengen ketemu lo." Pemuda itu langsung membuang muka. Ia sendiri tidak paham mengapa Senja menjadi lebih sensitif akhir-akhir ini.
Gadis yang beberapa saat lalu baru saja menyelesaikan tugasnya itu meregangkan tubuhnya. "Kenapa lo tiba-tiba nanya itu?"
Fajar terkekeh pelan. "Gue iri ngeliat lo sama Lusi kayak gitu." Selanjutnya ia mendapat pelototan dari gadis yang ada di sampingnya.
"Iyakah?! Hei! Gue tanya sama lo, apa yang bakal lo lakuin kalau lo punya adik laki-laki yang manja sama lo, yang selalu ganggu ketenangan lo? Apa lo tahan hah?"
Fajar mencebik. "Tapi tetap aja. Gue itu kesepian."
"Kalau lo punya adik perempuan dan gue punya adik laki-laki, kayaknya percakapan ini nggak bakalan ada deh."
Pemuda itu membuang napas kasar. Kini suasana kembali canggung. Senja pun kembali fokus pada tab-nya. Di tengah kesunyian yang cukup mencekam, datang seseorang memecah kesunyian tersebut.
"Permisi, Bu Asri!" seru orang tersebut.
"Iya?" Fajar segera keluar untuk menemui orang tersebut. "Eh? Cici Lia? Ada apa, Ci? Silahkan masuk."
"Ah, nggak usah. Ibumu ke mana?"
"Ibu lagi ke pasar belanja bahan buat bikin roti. Memangnya kenapa Ci?"
"Em, Cici ada urusan mendadak. Kokoh lagi nggak di rumah juga. Cici boleh titip anak Cici? Sebentar doang kok. Kamu sendirian di rumah?"
"Uh, aku sih sama temen aku." Fajar melirik ke arah Senja yang tampak tak peduli akan situasi yang tengah pemuda itu hadapi. "Mungkin kita bisa jagain anak Cici."
"Ah! Ide bagus! Satu jam lagi Cici balik lagi ke sini, makasih Fajar!"
"Ah, iya, Ci, sama-sama."
"Semua yang kamu butuhkan ada di sini, kalau dedek-nya nangis kasih dia susu. Airnya jangan terlalu panas. Udah itu aja kok, maaf Cici buru-buru."
Lantas wanita bernama Lia itu bergegas pergi. Fajar rasa wanita itu kini tengah dalam posisi yang penting sampai harus menitipkan anaknya pada orang lain.
"Kayaknya doa lo langsung terkabul." Senja tidak sepenuhnya acuh pada Fajar. Ia juga mendengarkan percakapan pemuda itu dengan Lia.
Fajar menatap buntalan yang tengah tertidur pulas di gendongannya. "Baiklah, kau akan menjadi adikku selama satu jam ke depan."
"Umurnya berapa tahun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar dan Senja
Genç KurguKetika Fajar dan Senja bertemu. Fajar Rizky Mahendra, siswa pindahan yang mampu membuat dunia seorang Senja Azalea Kusuma berubah. Fajar yang memiliki masalah dalam hidupnya, harus berjuang menutup kesedihannya di hadapan teman-temannya. Termasuk Se...