Bab 11.Punishment

2.7K 105 0
                                    

Emilio Martinez as Devian Eldio Rust

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emilio Martinez as Devian Eldio Rust.

Happy reading😊~

•••♥•••


"Hah...hah...hah..sumpah, gue beneran capek,gila!"
Ody, Dani, dan Vani lari-lari seperti dikejar hantu karena terlambat. Untung pintu gerbang belum tertutup sempurna, jadi mereka bisa nyelonong masuk. Tentunya setelah melakukan debat indah dengan pak Igor penjaga gerbang.


Tapi, telat tetaplah telat. Meskipun lolos dari pak Igor, mereka tetap mempunyai masalah yaitu telat pelajaran guru Bahasa Indonesia. Kebetulan hari ini jam pertama mereka mata pelajarannya sama namun beda pengampu.

Yang pertama, bu Kartika atau biasa dipanggil bu Tika, merupakan pengampu di kelas Dani dan Ody. Kedua, pak Teguh atau biasa dipanggil pak Eguh, merupakan pengampu di kelas Vani.

Kedua pengampu pelajaran Bahasa Indonesia itu memiliki sifat yang unik, berubah-ubah seperti bunglon. Namun mereka bukan sepasang suami-istri.

"Moga aja mereka belom masuk," tiga sekawan itu melanjutkan aksi lari-larinya. Tapi naas, keberuntungan sedang tidak berpihak. Mereka ketahuan sama bu Tika yang hendak menuju kelas.

"Heyyy berhenti kalian!" seruan bu Tika menghentikan aksi mereka dan membuat ketiganya menoleh kebelakang lalu menyengir kuda.

"Eh bu Tika hehehe...pagi buk!"

"Kalian telat ya?" tanya bu Tika.

"Ng-nggak kok buk, cuman kurang tepat waktu hehehe.." jawab Dani dan Vani sambil cengengesan. Sedangkan Ody nyengir selebar-lebarnya menampakkan deretan giginya.

"Itu sama saja telat, jadi kalian harus dihukum ya! Kalau begitu kalian bertiga berdiri di lapangan hormat menghadap tiang bendera sambil mengangkat satu kaki sekarang!"

"Lah jangan dong bu, masa anak teladan dihukum sih!" protes Vani.

"Kalau anak teladan masa telat, hayoo..." Dani terpojok dengan ucapan bu Tika.

"Enggg..seenggaknya jangan berdiri di lapangan dong bu, panas tau bu."

"Iya bener bu panas, hukuman yang lain aja ya bu, yang lebih ringan gitu." timpal Dani berusaha bernegoisasi.

"Iya bu, masa gak kasihan sama kita sih bu?" ucap Ody ikut menimpali dan bernego.

"Boleh, ada hukuman lain buat kalian." seketika wajah tiga sekawan itu berbinar-binar.

"Apa bu?" tanya mereka penasaran.

"Lomba debat," wajah berbinar mereka berubah cemberut.

"Aduh bu, yang lain selain berdiri di lapangan sama lomba debat dong bu."

Kenapa mereka menolak hukuman lomba debat? Jawabannya adalah mereka malas. Yah, malas untuk latihan, dan berdebat. Mereka bukan ahlinya jika disuruh berdebat.

"Nggak ada. Sudah, kalian pilih saja berdiri atau pilih lomba debat. Tidak ada negoisasi lagi." bu Tika tersenyum setan.

"Yahhh buu, yaudah deh lomba debat aja." putus mereka pada akhirnya walaupun setengah hati.

"Nah, pilihan yang bagus. Kalian bertiga nanti istirahat kedua ke ruangan saya ya, kita mulai latihannya hari ini karena satu minggu lagi lomba akan diadakan," jelas bu Rita.

"Langsung toh bu? Apa gak kecepetan bu? Saya bukan anak pandai loh bu," Ody mulai beralasan mengelak.

"Halah alasan aja kamu, pokoknya nanti kalian saya tunggu di ruangan saya." ucap bu Tika final.

"Baik bu," ujar mereka lemas. Bu Tika memang tidak bisa dibantah.

"Dani dan Ody kalian cepat ke kelas sekarang atau mau saya tambah hukumannya?" ancam bu Tika.

"Baik buuu," Dani dan Ody melesat menuju kelasnya.

"Dan kamu Vani, pak Eguh tidak masuk hari ini. Beliau menitipkan tugas untuk kelasmu ke saya. Ini tugasnya," bu Tika memberikan kertas tugasnya pada Vani. Vani pun langsung menerimanya.

"Kerjakan di buku tugas dan kumpulkan ke meja pak Eguh setelah selesai," lanjut bu Tika. Vani mengangguk mengerti.

"Siap bu, kalo gitu saya ke kelas dulu ya bu.." pamit Vani. Bu Tika mengangguk mengijinkan.

♥♥♥

*Vani's POV

Aku memasuki kelas yang senyap, mangumumkantugas yang diberikan oleh bu Tika. Emang, pak Eguh baik banget kasih tugas banyak banget. Yahh, kalo Bahasa Indonesia sih tugasnya gak susah. Bukan sombong loh ya, emang kenyataannya gitu.


Aku duduk dibangku, meletakkan tas, kemudian meletakkan kepala di atas meja. Efek lari-lari masih terasa, capek banget. Kapok deh kalo gini jadinya, gak bakalan deh telat lagi.


Aku jadi teringat dengan hukuman dari bu Tika tadi, yang bener aja! Aku, Dani, apalagi Ody disuruh ikut lomba debat. Yang ada sebelum debat udah keok alias lemes, pasti lawannya pada pinter bicara apalagi debat.


Lah kita? Jauh banget, bisa-bisa kuah bakso kita muncrat semua pas bicara. Apalagi aku, gampang kebawa emosi. Bukannya pesimis ya, aku agak nggak yakin aja sama diri aku sendiri.


"Hadeh bu..bu, kita tuh gak bisa debat malah disuruh ikut lomba debat. Yang ada ya bu, pas debat tuh yang keluar kuah nya pada muncrat! Mana lombanya minggu depan lagi. Hayati gak kuat buuuuuuu!" benar-benar aku ini menggerutu seakan bu Tika ada dihadapanku. Lama-lama stress sendiri.


"Heh mantan!" si kunyuk mantanku di sebelah ini menyenggolku dengan sikut nya, membuat aku mengangkat kepala karena kesal.

Aku butuh banget pelampiasan, tapi kalo sama nih kunyuk...emang dia salah apa? Hah bisa di BK aku, karena 'melakukan kekerasan tanpa sebab'. Jadi bingung sendiri. Tapi, kok aku bisa bingung sendiri ya??


Arrgh! Aku memang sudah stress.


"Heh! Malah bengong," ucap si kunyuk menyadarkanku dari lamunanku.


"Paan sih??" jawabku malas.


"Lo mau lomba ya?" nih kunyuk mulai deh keponya.


"Kepo lo! Udah gak usah ganggu gue, sana kerjain tugas noh dipapan." suruhku.


"Lo aja kagak ngerjain tugasnya," sindirnya.


"Lah, serah gue dong. This is my life!" balasku ketus.

"Up to you my ex."

Nyebelin!

-----------TBC

Give me your vote and comment if you like this story.

Love you guys😘,
11/11/2017
Ayu_Lest

DALOVA : Bestie Vs Posessive BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang