04. Sebungkus Oreo

2.2K 389 20
                                    

"Seo Jiwoo? Anak SHS?" Woojin senyum sampe gingsulnya keliatan.

Gue mengernyit. "Lu tau nama gue?"

Woojin terkekeh. "Iya. Kan lu pernah lomba Olimpiade Bahasa Inggris di sekolah gue. Waktu itu gue panitianya yang jaga," jelasnya.

Gue hanya oh kecil.

"Btw, nama lu?" tanya gue basa-basi. Modus dikit, lah.

"Woojin. Park Woojin." Woojin mengajakku bersalaman. Gue menerima uluran tangannya.

"Ehem. Duh, kacang mahal, lho." Daehwi menyindir.

Gue memutar bola mataㅡmalas. Mulai deh.

Woojin tertawa. Dia beralih ke yang lain. Berkenalan sebentar, lalu sedikit berbincang-bincang.

Tante Yooa berjalan pelan, dan duduk di depan kami semua. Serempak, kami ikut duduk menata barisan, dengan urutan Guanlin-Jennie-Somi-Daehwi-gue-Woojin satu deret.

"Sudah kenal masing-masing, kan? Nah sekarang kita mulai lesnya."

Gue hanya mengangguk paham. Sumpah ya, gue laper banget parah dah. Sembari mengeluarkan buku catatan dan kotak pensil, gue mencari jajan yang seingat gue masih ada di dalam tas.

"Oiya, udah gue makan semua tadi di sekolah. Yaelah," gumam gue.

Woojin ngelirik. "Kenapa?"

"Engga, lagi nyari jajan. Laper parah."

Woojin membuka tasnya, lalu ngasih gue satu bungkus Oreo-isi-3.

"Nih, buat ganjel."

Gue mengernyit. "Gapapa?"

"Gue punya satu boks di rumah." Woojin menarik tangan gue, dan menaruhnya di atas telapak tangan gue. Gue tersenyum.

"Makasih."

[✓] Les ㅡ Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang