02. Siapa?

2.8K 433 36
                                    

Gue memasukkan beberapa buku yang tercecer di atas meja. Hari ini hari pertama gue les di Mamanya Jihoon. Dan itu tandanya gue bakal pulang malem, yang artinya sama dengan mengurangi waktu gue main Superstar SM.

"Ji, lu langsung balik apa mau mampir dulu?" tanya Miyoung, teman sebangku sekaligus sahabat gue.

"Langsung balik, mau les soalnya. Anjir banget, kan," jawab gue sembari meranselkan tas ke pundak. Gue berjalan keluar kelas beriringan dengan Miyoung.

"Mampus jadi anak les. Gakpa lah, sekalian cari pacar sana." Miyoung tertawa.

Gue ikut tertawa. "Yaelah, Chanyeol masih setia nunggu gue kok. Tenang aja."

"Yeu, mulai mabok ini orang."

Gue berhenti berjalan saat sudah sampai di halte bus terdekat. Miyoung menepuk pelan pundak gue sambil mengatakan hati-hati yang gue bales dengan anggukan. Kalau Miyoung, dia pulang pergi naik sepeda. Yaiyalah, rumahnya cuma 5 menit dari sekolah kalo naik sepeda.

Kebetulan bis cepat datang. Gue langsung bergegas dan menaiki bis dengan cepat, memilih tempat duduk di dekat pintu. Iya, biar keluarnya cepet.

Gue mengecek ponsel yang syukurlah baterainya masih 76%. Ternyata awet juga baterai ponsel ini.

Sesaat setelah mengaktifkan data, notif langsung bermunculan semua. Yang terbanyak notif LINE. Sisanya Instagram dan Twitter.

Sialan, ternyata cuma chat dari grup dan broadcast dari OA Official.

Setelah beberapa halte terlewati, akhirnya sudah sampai dengan halte tujuan. Gue langsung bergegas dengan cepat, dan turun dari bis dengan gesit. Anak bis mah udah biasa kayak gini.

Jarak dari halte ke komplek rumah kira-kira cuma 200 meter. Palingan, kalau jalan kaki cuma 5 menit.

Akhirnya gue sampai di rumah Tante Yooa. Sudah ada beberapa sepatu yang terparkir di teras rumahnya. Mungkin sekitar 5 pasang. Ditambah sepatu gue jadi 6 pasang.

Gue segera masuk dengan perlahan, dan mengucapkan salam.

"Permisi????"

"Yaaa!"

Suara lengkingan khas ibu-ibu terdengar dari ruang tengah. Tak lama kemudian, tampak wanita berumur 40an berjalan santai dengan pakaian kasualnya. Semi daster.

"Seo Jiwoo? Masuk-masuk, bentar yaa." Tante Yooa menyeret pelan lengan atas gue. Gue hanya bisa pasrah dan mengikuti langkahnya.

"Duduk dulu ya, kenalan dulu kalau belum kenal, kalau udah kenal yaudah ngobrol dulu ya. Kurang satu anak yang belum dateng," Tante Yooa berpaling, "Jihoon! Jangan lupa siapin camilan sama minuman!"

Gue hanya mengangguk kaku. Menoleh 90 derajat, terdapat 2 laki-laki dan 2 perempuan yang semua memandangku. Salah dua dari mereka tersenyum. Yang lain, tetap dengan wajah datarnya.

"Gue Daehwi, salam kenal!" Daehwi, salah satu yang tadi tersenyum, sekarang melebarkan senyumannya.

Gue mengangguk, balas tersenyum. "Gue Jiwoo. Salam kenal juga."

"Gue Somi. Sepupunya Daehwi. Mohon bantuannya, ya." Somi, bule kayaknya, yang juga tersenyum padaku.

"Guanlin. Salken." salah satu cowok yang mojok dan poker face mulai berbicara. Sangat berfaedah.

"Jennie, pake ie." yang lain, Jennie. Untung masih diberi senyum tipis di akhir. Aku balas tersenyum.

"Iya, salken semuanya."

Gue mulai berbincang-bincang dengan Somi, yang ternyata sangat nyambung dengan otakku yang sedikit error. Terkadang Daehwi menimpali, dan kami bertiga ngakak.

"Permisi! Maaf terlambat!"

Gue noleh ke arah sumber suara.

What the hell, who is that boy?

Gingsulnya gak nahan, Bos.

[✓] Les ㅡ Park WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang