..

321 32 16
                                    

Alice yang berdiri tak jauh dari mereka pun bergeser ke arah papan tulis yang jaraknya cukup jauh dari pintu masuk. Ia tak mau menjadi sasaran amarah para cowok berandal itu.

Tsuki Menyadari tangannya ditahan salah satu anggota OSIS bernama Rizal, Tsuki murka, dengan cepat ia mengalihkan serangan dan melayangkan bogem mentah itu menuju wajah kakak OSIS tersebut,

"argghh." Rizal mengerang kesakitan sambil memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Sialan lo." ujar Rizal tak terima dengan perlakuan Tsuki, songong banget anak baru berani memukulnya.

Perkelahian sengitpun tak terhindarkan lagi , Rizal pun tak mau kalah Ia melayangkan bogem mentah ke perut Tsuki, Tsuki tak mempu menghindar dengan serangan balik yg ditujukan kepadanya.  Ia terbatuk, memegang perutnya sambil meringis, terasa nyeri sampai ia menunduk, kakak OSIS tersebut mencengkram kerah baju putih bersih nan rapi yg dikenakan Tsuki dengan tatapan penuh amarah, Tsuki pun tak mau kalah ia juga balik mencengkram kerah seragam Rizal.

Seisi kelas menjadi riuh tak terkendali kakak osis lainnya yang bernama Raline berusaha menenangkan siswa-siswi baru namun sayang tak di dengarkan, suaranya malah langsung habis karena berteriak menyuruh mereka diam.

siswa-siswi baru tersebut semakin bersemangat mereka meneriaki nama Tsuki dan Rizal seperti sedang menyaksikan pertandingan tinju secara live,  dengan kubu yang membela jagoannya masing-masing.

Bintang masih berdiri, perkelahian yang tak bermutu menurutnya.

Dengan gaya santai ala Bintang,  Ia berjalan membelah ketegangan antara Rizal dan Tsuki, menuju Alice.

Alice yang menyaksikan perkelahian itu dengan mata kepalanya sendiri merasa gelisah dan takut.

Tanpa permisi Bintang meraih tangan Alice dan menyeretnya keluar kelas. Tak ada satupun yang menyadarinya, karena mereka sibuk melerai dan menikmati perkelahian antara Rizal dan Tsuki.

Bintang menarik Alice ke koridor yang sepi. lalu berhenti disebuah pohon depan koridor, lalu berbalik dan menyejajarkan wajahnya dengan wajah Alice. Jarak wajah keduanya hanya terpisah beberapa senti.

"Hai orang Kaya." kata Bintang sambil tersenyum miring tanpa melepaskan pegangannya pada lengan Alice.

Seketika Alice lupa caranya bernapas. Ia tak juga bergeming dari posisinya sekarang. Tak pernah ia sedekat ini dengan cowok manapun, terkecuali Ayahnya.        

"Lu kenapa weh?" ujar Bintang sambil terkekeh geli melihat wajah Alice yang merah padam antara menahan nafas dan gugup.

"Baru ditatap gini aja lo udah salting, apalagi kalo gue ngelakuin yang lebih."

Seketika Alice sadar dari keterdiamannya, menyadari maksud dari kata-kata Bintang.

"Gila lo! Dasar cowok overdosis micin" kata Alice sengit sambil menepis tangan Bintang yang masih memegang kedua lengannya.

Masih dengan senyuman jahilnya, Bintang kembali meraih lengan Alice yang bermaksud untuk pergi  menjauh dari cowok kurang waras itu.

"Eitss mau kemana lo?" kata Bintang yang langsung dibalas tatapan tajam Alice.

"Lepas tangan gue cowok over micin !" ucap Alice yang sudah terlihat mulai kesal

Sambil mencoba melepas pegangan tangan Bintang  yang masih menggenggam erat pergelangan tangan Alice. Bintang hanya tersenyum miring dengan alis sebelahnya di naikan.

"Ikhh tangan gue sakit BEGO!, Mau lo apa sih ?!" kata Alice yang sepertinya mulai kehabisan stok kesabaran untuk menghadapi cowok didepannya itu.

"Mau gue ? Gue mau lo !!" ujar Bintang tegas tanpa melepas cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Alice.
Seketika Alice terdiam. Tak lagi melakukan perlawanan, mata keduanya saling menatap intens, dan Bintang pun kembali tertawa bahkan lebih ngakak dari sebelum nya

"Aduh dasar mamalia dan serangga ngapain kawin disekolah? Emang udah engga ada kebon kosong?" ucap seorang siswa dari arah timur.

Siswa yang tampan, rapih, bersih serta barang-barang mahal yang menjadi peningkat ketampanan nya, ia bernama Vino Valentine, seorang anak dari seorang presdir hotel mewah kelas bintang.

Bintang menatap nya dan tersenyum merendahkan, seketika Alice melihat wajah Bintang dan langsung mengetahui isi pikiran Bintang.

Seorang siswa berjalan membelah tatapan Bintang dan Vino, berjalan dengan mata melihat keatas sambil memasukan tangan nya disaku celana

Para pria tampan mulai bermunculan.

Pria ini memiliki wajah tirus dan rambut yang sangat modern, memakai barang-barang mewah juga seperti Vino, akan tetapi seragam yang digunakan tidak rapih karena baju nya dikeluarkan dari celana, kancing leher yang terbuka.

Siswa itu bernama Jonathan Hermes, seorang anak orang kaya dan berasal dari keluarga terpandang.

"Nih lagi nih kecoa yang ga tau sopan-santun lewat ditengah pembicaraan orang tanpa permisi" ucap Vino kepada Jo yang berjalan lewat tengah-tengah Bintang dan Vino

"0,1% persentasi kalo gua bakal tenang tanpa masalah disekolah ini, padahal gua udah janji sama Rachel" batin Bintang yang menatap Alice, Vino, Jonathan dan mengingat ada Tsuki dikelas.

"Sorry ga bisa bahasa makhluk astral" ucap Jo yang terus berjalan tanpa melihat Vino dan Bintang.

Vino tersenyum kesal karena ucapan Jo yang barusan.

"Weh kecoa bunting, lu ga ada otak ya? Siapa yang ngizinin lu ngomong sama gua?" balas Vino

Jonathan pun menghentikan langkah nya dan memalingkan wajah nya kearah Vino.

"Lu denger yah anak lahir dari kondom bocor, kalo gua mirip sama kecoa bunting, semua cewe di dunia pasti  pacaran sama kecoa" balas Jo dengan wajah nyolot.

Alice terkejut 'hah' sambil mangap alice sangat heran dengan perbincangan mereka berdua.

Takk..

Takk..

Suara dari kelapa Jo dan Vino yang di gatak oleh seorang gadis bernama Miracle.

"Lu tuh yah baru gua tinggal sebentar aja udah ribut" ucap Miracle kepada Jo dan Vino.

"Maaf yah temen aku udah buat kalian kesel, nanti aku yang urus deh." ucap Miracle kepada Alice dan Bintang. "Ohh iyah kenalin nama aku Miracle Unicorn."

"Bintang" jawab Bintang angkuh.

"Aku Alice salam kenal yah" ucap Alice sambil tersenyum.

"Ohh iyah sebagai permintaan maaf, gimana kalo aku traktir kalian makan?" ucap Miracle kepada Alice dan Bintang.

Alice ingin membuka suara untuk menolak ajakan Miracle, tetapi Bintang sudah sigap menutup mulut Miracle.

"Oke kita ikut" jawab Bintang.

"Yaudah ayo cuss" ucap Miracle.

"Apansih lu Bintang, lu selalu aja bikin masalah dalam hidup gua" ucap Alice pelan dengan nada sangat greget.

"Kalo lu berdua belum gerak juga, gua itung sampe 3" ucap Miracle menegaskan kepada Jo dan Vino.

"Iyah iya" jawab mereka berdua.

Jo dan Vino takut dengan Miracle.

Bintang tersenyum dan malah memandang ini adalah awal dari semua keindahan masa SMA.

Chapter: Pertemuan

To Be Continue

Apes bnget Alice hidup di sekitar manusia gagal produk smua hahaha

Belum Ada JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang