....

167 19 4
                                    

Di setiap sisi kantin telah penuh sesak dengan para murid, makanan yang disajikan oleh ibu kantin bukan lagi menjadi daya tarik utama.

Melainkan adu jotos antara Bintang dan Tsuki yang sebentar lagi dimulai.

Meja dan kursi kantin di jadikan tempat pijakan bagi mereka yang tak bisa melihat posisi Bintang dan Tsuki.

Melihat kondisi ini Ibu kantin dan beberapa pegawainya tak tinggal diam mereka menegur murid yang berani naik ke meja dan kursinya.

"Turun kamu, gak sopan banget" tegur ibu kantin pada seorang murid cowok.

"Hehehehe maaf bu, nanti saya bersihin deh mejanya" ucapnya seraya turun dari meja dan mengelap jejak sepatunya di sana.

Ibu kantin mendelik kesal ke arahnya, dan beranjak untuk menegur beberapa murid lain yang berdiri di kursi panjangnya.

Baru beberapa langkah ibu kantin pergi, murid cowok tadi kembali naik kembali ke atas meja.

Bintang dan Tsuki berdiri saling berhadapan, mereka layaknya para petinju yang sudah memasuki ring dan siap bertanding dengan penonton yang mengelilingi mereka.

"Lu atau gua dulu?" Tsuki buka suara.

"Bacot" jawab Bintang.

Seakan tak sabar lagi, Bintang langsung melayangkan tinju ke arah wajah Tsuki dan membuat kulit wajahnya yang putih  berubah menjadi kemerahan.

Cuihh..

Tsuki membuang ludah seakan meremehkan pukulan Bintang

"Oke giliran gua" ucap Tsuki

Bintang tersenyum kecut.

"Nih pilih mana? Kanan apa kiri?" ujarnya sambil menolehkan wajah kekanan dan kiri dengan gaya selengean.

"Atau lu.."

belum selesai Bintang berbicara pukulan keras sudah mendarat dipipi bagian kanannya.

"Anjir, kaya pukulan anak SD" ucap Bintang meremehkan sambil memegang singkat  pipinya yang sudah terlihat sedikit memar.

"Udah lu ga usah ngomong mulu, kita liat siapa yang duluan jatoh" ucap Tsuki sambil mendekat ke arah Bintang.

"Jangan deket-deket kalo ngomong" ucap Bintang sambil mendorong bahu Tsuki dengan tangan kirinya.

Bintang memilih mundur selangkah karena yang diperingatkan tak menuruti kata-katanya.

Perlahan Bintang merenggangkan otot-otot tangannya, Ia menundukan sedikit tubuhnya dan memutar-mutar kecil pergelangan tangan kanannya yang sudah terkepal.

Ia menatap tajam wajah tsuki. Pose Bintang saat ini seperti seorang penombak yang ingin membunuh mangsanya.

Bukkk....

Tanpa ampun hantaman keras diberikan oleh Bintang dan mendarat di samping bibir Tsuki sampai bibirnya mengeluarkan darah.

Seketika murid-murid yang ada di sana terdiam sangking kaget dengan kerasnya pukulan Bintang ke Tsuki.

Di sisi lain ibu kantin sudah pasrah dengan meja dan kursi yang di jadikan pijakan oleh para murid.

Serta area jualannya dijadikan tempat tanding.

Perkelahian sudah dimulai dan para murid itu susah sekali ditegur bahkan dimarahi juga tak ada efeknya.

Salah seorang murid yang berdiri di barisan depan arena perkelahian Bintang dan Tsuki berujar kepada teman disamping nya.

"Kok berantem tapi mukul nya ganti-gantian?"

"Laki banget menurut gua" jawab teman nya.

Sedangkan disudut kantin lain kakak kelas yang semakin serius melihat perkelahian tersebut berucap.

"Lebih dari yang gua harapkan, seru abis deh".

Jonathan, Vino dan Miracle mereka juga menyaksikan perkelahian itu.

"Ini baru yang nama nya adu fisik" ucap Jo dengan mata yang terbakar api semangat.

"Baru sekarang gua ngeliat orang berantem sportif begini, Bintang  mukulnya hebat banget lagi" ucap Miracle, aura fangirlnya mulai keluar.

"Akhirnya ada tontonan yang ga kampungan" ucap Vino sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Terlihat Tsuki kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh menahan pukulan Bintang yang sangat keras.

"Seekor ulat tidak akan bisa mengalahkan seekor gagak" ucap Bintang dengan nada yang sedikit kelelahan.

Kepalan tangannya mulai merenggang.

Tsuki mengelap bibirnya yang berdarah dengan dasi sekolah.

"Tapi apa lu tau? Jika gagak memakan ulat apa yang akan terjadi?" Balas Tsuki dan memperbaiki posisi berdirinya.

"Gagak itu akan mati beberapa saat kemudian." Lanjut Tsuki dengan dengan nada menekan pada kata mati.

"Dan bahkan akan lebih banyak ulat yang muncul sesudah gagak itu tewas." Sambung Tsuki sambil tersenyum meremehkan Bintang.

Tsuki memundurkan tubuhnya beberapa langkah dari jangkauan Bintang.

Ia melepaskan dasinya dan dibiarkan terjatuh ke lantai kantin.

Tsuki mengambil kuda-kuda dan berlari kecil lalu melompat kearah Bintang dengan tangan terkepal.

Posisi nya saat ini seperti seorang kesatria berkuda ingin membunuh musuh yang berada dibawahnya.

Tak sempat menghindar...

Bukkkk....

Tinju keras Tsuki mendarat disudut mata bagian kiri Bintang, mengakibatkan bekas luka lama Bintang sobek dan berdarah.

Bintang memiliki luka disamping matanya. Luka yang sudah ia dapatkan dari bayi.

"Aarrrgghhh"

Bintang meringis kesakitan dan terjatuh, kubu yang mendukung Tsuki sibuk bertepuk tangan sedangkan kubu yang memihak pada Bintang berteriak agar Bintang segara bangun dari jatuhnya dan melanjutkan perkelahian itu.

Bintang memegang lukanya.
Darah segar mengalir, mengucur sampai terlihat meleleh pada sela-sela jari tangan Bintang.

Tak lama kemudian, Bintang yang masih tersungkur di lantai kantin merasakan sensasi aneh dalam tubuhnya.

Ia merasakan tempat itu berputar hebat,  pandangannya mulai kabur dan menjadi gelap, teriakan dari murid-murid di sana mulai samar-samar terdengar hingga menghilang.

Akhirnya Bintang tak sadarkan diri.


Chapter: Perkelahian sudah dimulai

ToBeContinue

Aduh kira-kira apa yang terjadi selanjutnya yah?

Next


Belum Ada JudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang