0.5

31.1K 1.5K 53
                                    

"What?! Dasar om-om gila!"

-Callesyia Ariandi-

Author POV

Caca masih mematung di ambang pintu ruangan luas itu. Dengan pupil mata yang membesar ia melihat pemandangan didepannya. Salah satu lengan pria itu diapit manja oleh gadis disampingnya, Naya.

"Ngapain diem disitu? Sini duduk," Naya menepuk kursi disebelahnya.

Dengan ragu Caca berjalan, menunduk takut saat melintas dihadapan Keynan yang masih menatapnya intens.

"Lo kenapa sih? Kayak baru pertama liat cogan aja, eh?" Naya menyenggol lengan Caca yang masih diam ditempatnya. Memilin tali tas yang ia pakai untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Enggak ah, biasa aja." tepat saat mengangkat wajahnya, mata Caca langsung bertemu dengan iris legam Keynan, pria itu seperti ingin membunuhnya lewat tatapan tajamnya.

"Papa gue mirip oppa yang ada didrakor kan Ca?" Naya menaik turunkan alisnya, menggoda Caca yang wajahnya sekarang memerah menahan malu.

"Oh iya pa, ini Callesyia Ariandi, ketua eskul mading disekolah aku sekaligus sahabat Naya. And, Ca, ini Keynan, papa gue." didalam genggaman tangan Keynan, Caca merasa bahwa pria itu lagi-lagi ingin membunuhnya lewat sentuhan tangan.

"Mm.. Sorry." Caca menggerakan tangannya tidak nyaman. Keynan tersenyum kecil mengetahui kegugupan gadis dihadapannya, ia segera melepaskan tautan tangan mereka dengan perasaan yang sedikit tidak rela.

"Oke, bisa kita mulai wawancaranya?" Caca segera mempersiapkan IPhonenya, bersiap merekam apa yang akan Keynan katakan nanti.

"Tolong perkenalkan diri anda," Caca mengarahkan IPhonenya kedekat mulut Keynan, merekam suara berat yang mengalun indah ditelinganya.

"Keynan Devantara." Caca dengan saksama mengikuti gerakan bibir Keynan, menghirup aroma mint yang tercium hidungnya.

Sedangkan Naya asik mencatat apa yang diucapkan papa-nya, membuat rangkuman tentang asal-usul perusahaannya yang kini berdiri dengan megah.

Entah berapa lama waktu yang mereka habiskan, Caca tertegun kala bibir indah itu berhenti bergerak, ia secepat kilat menormalkan raut wajahnya.

Naya menghela nafas lega, ia merenggangkan otot-otot tangannya yang pegal akibat menulis tadi.

Tangan Keynan terulur untuk meraih gagang telphon disebelahnya "Mau menghubungi siapa pa?"

Mata Keynan beralih pada Naya yang menatapnya penasaran "Sekretaris, papa lupa kalian belum minum dari tadi."

Naya langsung bangkit dari duduknya, menggagalkan Keynan yang hampir terhubung dengan sekretarisnya "Nggak usah pa, biar aku aja, udah lama juga nggak keliling kantor papa."

Tanpa berniat mendengarkan jawaban Keynan, Naya segera keluar dari ruangan papa-nya diikuti dengan lantunan lagu yang keluar dari bibirnya.

Keynan segera menarik lengan Caca kala melihat gadis itu akan berlari menyusul anaknya, membawa tubuh yang tingginya hanya sebatas bahunya untuk mendekat, mempersempit jarak keduanya.

"Ma-mau apa om," Caca mendorong dada bidang Keynan yang tepat didepan wajahnya, mencoba mengusir pikirannya tentang hangatnya pelukan pria ini.

"Calm down." Keynan berbisik tepat ditelinga Caca, meniupnya dengan lembut yang sempat membuat tubuh gadis itu menegang.

Marrying Mr. OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang