0.8

27.6K 1.3K 33
                                    

"And, i'm always yours."

-Callesyia Ariandi-

Author POV

Pagi-pagi sekali Caca sudah harus stand by disekolahnya, setelah melakukan latihan yang memakan waktu cukup lama, hari ini, mereka diharuskan mengikuti Gladi Resik dengan tujuan menyamakan choreo dan panggung acara.

Berhubung ini adalah latihan terakhir mereka yang artinya, besok, sudah harus tampil diulang tahun sekolah, berbagai persiapan telah dilakukan, seperti mengompakkan gerakan dan membeli busana yang akan digunakan mereka nanti.

"Hoy!" Caca menatap tajam orang yang tiba-tiba menepuk keras pundaknya, didepannya, Naya hanya tertawa keras menyaksikan wajah kesal Caca.

"Apa-apaan sih! Kayak nggak ada kegiatan aja." Caca melipatkan tangannya didepan dada, menatap sekitar dimana banyak anggota OSIS yang sedang menghias acara.

"Tadi nggak ada, tapi sekarang ada, ayo latihan!" Naya menarik lengan Caca, mengganggu kegiatan gadis itu.

Caca bergumam lelah "Lagi?"

Mereka berjalan menuju ruang dance, disaat melewati lapangan basket, Naya menyenggol lengan Caca yang masih tampak acuh. Disana, Satya dengan tubuh atletisnya sedang men-dribbel bola yang langsung dishootnya tanpa cela.

Satya tersenyum dengan kaki yang berjalan kearah mereka, tepatnya, Caca yang masih tampak acuh dan lebih memilih memainkan iPhone-nya.

"Mau GR ya?" Satya mengusap keringat didahinya, gerakan tangan itu pula yang sedari tadi diperhatikan Naya, ah seksinya.

"Iya. Lo masih latihan juga?" sekali lagi, Naya menyikut Caca yang kali ini bisa lebih peka dan segera mengangkat kepalanya dan memberikan senyum tipis pada Satya. Bagaimanapun, ialah yang mengantarnya pulang kemarin.

"Waktu udah mepet, seenggaknya gue nggak mau ngecewain sekolah dipenampilan terakhir."

Naya menepuk bahu Satya "Gue yakin lo dan tim bisa."

Satya hanya tersenyum menanggapinya sampai matanya mengarah pada gadis yang sudah kembali sibuk dengan iPhone-nya "Hai, Ca?"

"Hai."

Naya memutar bola matanya "Oh iya Sat, kita duluan ya, udah ditungguin nih, bye." ia menarik tangan Caca, membawa manusia cuek itu pergi dari sana.

"Lo gimana sih? Satya tuh nyoba pendekatan, peka dong!" Naya rasanya gemas sendiri melihat respon Caca, bukan hanya bicaranya yang irit pada laki-laki, sikap gadis itu juga terlalu dingin.

Caca mengedikkan bahunya "Kan dia, gue enggak."

Tanpa berniat membalas, mereka melanjutkan langkah menuju ruang dance dalam keheningan, sampai disana, anggota dance sudah bersiap ditempat mereka masing-masing. Memutar musik, dan mulai menggerakkan tubuh mengikuti irama.

- - -

Naya menyandarkan tubuhnya didinding ruangan itu, dua jam latihan mampu membuat otot-ototnya pegal, dan sedikit ngilu jika digerakkan.

Ia memperhatikan Caca yang masih tampak mengikuti latihan, dengan adanya cermin besar yang mampu mengukur keindahan gerakan tubuhnya sendiri.

Untuk ukuran seorang dancer, body Caca memang mendukung, tinggi yang seimbang dengan berat tubuhnya serta pinggul yang jika digerakkan begitu menggoda.

Marrying Mr. OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang