1.6

13.1K 478 65
                                    

"Kenapa harus nanya kalau ujung-ujungnya pendapat aku ngga kamu terima?"

-Callesyia Ariandi-

- - -

"Hai sayang,"

Disebrang sana, Keynan tersenyum melihat wajah malu-malu Caca.

Sedikit tidak suka, ketika melihat sekeliling caca yang dipenuhi dengan buku-buku tebal. Ia sangat paham, Caca pasti akan belajar hingga larut malam dan melewatkan segala jam makannya. Gadis nakal.

"Apaan sih?" Caca mencoba mengambil bantal untuk menutupi pipinya yang merah merona.

"Kamu lagi belajar apa?"

Menunjukkan sebuah buku tebal kearah kamera ponselnya, "Bahasa Indonesia." lalu merubah raut wajahnya menjadi muram.

"Kenapa ya? pelajaran ini tuh susah banget buat aku pahamin, I mean, aku udah ngerasa bener banget jawabnya tapi diakhir nanti ada aja yang salah. Untuk tanda baca sekecil titik pun, kalau ngga ada, poin aku dikurangin."

Menggigit bibir gemas, Keynan takjub melihat Caca bisa berbicara panjang lebar terhadap satu hal. Ia meletakkan gelas kosong keatas nakas, menyiapkan telinga lebar-lebar untuk mendengarkan kekasihnya.

Caca mengambil buku catatan yang tersusun rapi menggunakan tinta warna-warni, "Liat, aku udah berusaha semaksimal mungkin."

"Ngga semua hal harus kamu kuasai, sayang." Keynan melipat kemeja hingga sebatas siku, lalu menatap Caca dengan wajah serius.

"Manusia, kamu salah satunya, punya batas dalam memahami suatu hal. Berusaha boleh, tapi belajar bersyukur ya."

"Aye aye captain!" tangan kanan Caca ia taruh diujung alis, hormat.

"Kamu sudah makan?"

Tak langsung menjawab, Caca mengalihkan pandangannya kearah jam dinding, ternyata hampir larut, pantas Keynan sudah berada dirumah.

"Belum ya?" membaca raut wajah Caca yang terlihat bingung.

"Kamu mau apa?"

"Ngga, aku kenyang."

"Sayang.."

"Mekdi, aku mau big mac, chicken bites daaaaan mcflurry oreo!" jawab Caca cepat.

"No."

Caca memberi tatapan masam, "Kenapa harus nanya kalau ujung-ujungnya pendapat aku ngga kamu terima?"

Keynan mulai paham, bahwa mempunyai pasangan dengan umur yang terpaut jauh harus mempunyai kesabaran tiada batas. Apalagi untuk perempuan seperti Caca yang mempunyai pengetahuan luas dan seribu kata untuk menjawab omongannya.

"Aku matiin ya, selamat beristirahat, nite om." layar handphone Keynan seketika berubah, dimatikan sepihak.

"Dia.. ngambek?" ia bertanya kepada dirinya sendiri, "Astaga, kamu ini memacari seorang gadis belia, ingatlah Keynan!"

- - -

"Gue kenapa harus ngomong gitu si? Caca image cuek lo ilang nantiii!" Caca merasa gemas pada dirinya yang tidak bisa mengontrol sikap dan perkataan dihadapan Keynan.

Tak lama, pintu kamarnya seperti diketuk seseorang, "Masuk."

Caca melihat bibi nya membawa sebuah plastik besar dengan logo makanan cepat saji, "Ini non, katanya buat non Caca."

Seketika senyum Caca merekah sempurna, "Makasi bi."

Mengambil ponsel nya dengan cepat, ia membuka aplikasi chatting dan mencari nama seseorang disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marrying Mr. OldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang