"Baik, tapi entah mengapa, berbeda."
-Callesyia Ariandi-
Author POV
Caca berjalan melewati koridor sekolah dengan riang, sesekali bibirnya bersenandung mengikuti alunan lagu dari earphone yang dipakainya.
Ia lega, setidaknya, tugasnya dieskul mading sudah selesai, ia hanya tinggal mengecek apa yang dikerjakan para anggotanya. Dengan begitu, ia sudah tidak memiliki urusan lagi dengan ayah sahabatnya. Ah senangnya.
Seorang laki-laki menghampirinya, menyerahkan satu kotak kecil dengan lilitan pita disekitar tutupnya "Buat gue?"
Caca melepas earphonenya dan memandang laki-laki itu, ia cukup tau tentangnya, Satya, ketua eskul basket sekolah yang mampu memikat perhatian kaum hawa disekitarnya.
"Iya, spesial, buat orang yang spesial juga pastinya," Satya menampilkan senyum manisnya, disekitar mereka, gadis-gadis langsung menjerit seraya memuji ketampanan wajah Satya.
Caca mengangkat satu alisnya "Lo lagi nyoba buat gombalin gue?"
"Ralat, gue lagi nyoba buat ngasih tau seberapa cantiknya lo saat ini." ia mengeluarkan setangkai bunga mawar dari belakang tubuhnya dan menyelipkannya dibelakang rambut Caca.
"Udah?" Caca memutar bola matanya malas, ia ingin pergi dari tempat ini tapi tangannya sudah ditahahan oleh makhluk yang menurutnya sangat menyebalkan dipagi ini.
"Kenapa buru-buru banget sih?"
Caca melirik jam dipergelangan tangan Satya "Kalo emang nggak tau gunanya jam, nggak usah dipake."
Caca berlalu pergi dihadapan Satya dengan wajah kesal, disana, Satya melihat jam tangannya, pantas saja, lima menit lagi bel masuk akan segera bunyi, ia cepat-cepat menuju kelasnya.
Caca benar-benar merutuki Satya sekarang, mengapa laki-laki itu merusak mood bagusnya. Argh!
"Kenapa tuh muka?" Naya menatap kearah Caca dengan heran, gadis itu tiba-tiba duduk disebelahnya dengan wajah yang tak enak dipandang.
"Nggak," ia bergumam lirih, melipat tangannya diatas meja dan menumpukan kepalanya diatas sana.
Naya mengusap rambut Caca pelan, ia tau gadis itu pasti sangat lelah, mengurus eskul mading yang seharusnya sudah bukan lagi tugasnya dan memikirkan apa yang akan ditampilkan eskul dance pada acara ulang tahun sekolah nanti, belum lagi, mempersiapkan UN yang membuat kepala murid-murid hampir pecah.
"Itu apaan Ca?" mata Naya beralih pada kotak yang terletak didekat Caca, samgat cantik, menurutnya.
"Yang mana?" Caca menjawab masih dengan kepala yang ia sembunyikan diantara lipatan tangan.
"Itu kotaknya, dari siapa?" Naya menunjuk kotak itu, membuat Caca kembali teringat sosok menyebalkan, Satya.
"Cacanatic banyak, nggak usah heran." Caca berkata dengan nada sombong.
"Dih, nggak lo buka?"
"Males, paling isinya coklat? Oh atau nggak, surat-surat alay yang ditumpuk jadi satu?" Caca melihat dengan enggan kotak itu.
"Yakin? Gue buka ya," Naya mengambil kotak itu, ia amat sangat penasaran akan isinya.
"Ca, ini-ii.." sama seperti Naya, mulut Caca pun terbuka lebar tanda bahwa mereka benar-benar terkejut, Naya juga mengira bahwa isinya hanyalah satu kotak coklat seperti biasa, bukan Apple Watch seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Old
Romance-bijak dalam membaca- Keynan membawa Caca kepojok ruangan, menatap dengan intens apa yang dikenakan gadis itu "Ingin memamerkan tubuh indahmu, hmm?" "A-apa?" Caca menelan ludahnya, kini hembusan nafas Keynan sangat terasa dilehernya, ia menggeliat...