Little Memories

640 81 6
                                    

Pembulu darah di kening Changkyun berkedut setelah serangkaian kalimat yg keluar dari bibir Hyungwon memasuki lubang di telinganya. Sahabatnya itu sudah pulang sejak kemarin malam, dan siang ini Changkyun, Wonho dan Jooheon memilih memborongnya dengan serangkaian pertanyaan dan tuntutan untuknya bercerita tentang kisah romansanya harus menerima pil pahit karena bukan kisah romantis yg diceritakan.

"lalu kau menyerah?" tanya Changkyun setelah menepuk punggung Hyungwon pelan. Pria itu terdiam menunduk, pandangannya kosong kearah piring dihadapannya. Changkyun bahkan tak bisa menebak apa yg ada dalam otak sajabatnya itu sekarang.

"terserah kau percaya atau tidak, tapi menurutku Bona masih menyukaimu" ucapan itu dilantunkan selembut mungkin oleh Jooheon, "apa yg dia katakan tak lebih hanya untuk jual mahal, dan menuntunmu untuk menunjukan sebesar apa tekatmu untuk membuat dia kembali. Well, kalian sudah bersama bertahun-tahun, bukan sesuatu yg mudah untuknya melupakan setiap kenangan yg kalian buat" ucapan Jooheon mendapat anggukan dari dua temannya.

"tapi dia sepertinya menyukai atasannya itu" balas Hyungwon parau.

"kau tau, Bona hanya sedang tersesat, yg dilihatnya hanya gelap, dan saat sebuah cahaya yg ditawarkan atasannya itu datang dia akan berusaha mengejarnya, menemukan jalan keluar. Tapi itu tak sedikitpun menutup cela untukmu membuatnya berbalik dan mengikuti cahaya yg kau berikan" sekarang gilirah Wonho yg menepuk-nepuk pundak Hyungwon pelan. "sekarang hanya tinggal dirimu, seberapa berani untuk menghidupkan cahaya itu, seberapa kuat untuk menjungkir balikan isi otak Bona, seberapa tangguh untuk membuka hati Bona lagi"

"kau tidak mungkin menyerah semudah ini bukan?" tanya Jooheon dengan nada yg dibuat sedikit meremehkan.

"kau pecundang kalau sampai menyerah hanya dengan gertakan seperti itu" sambung Changkyun yg mau tidak mau menghidupkan kobaran di hati Hyungwon.

Semua yg dikatakan teman-temannya memang benar. Ada sesuatu yg terbuka setelah puluhan kata-kata itu memasuki otaknya yg sejak kemarin diawani kelabu. Kemana perginya otak pintarnya kemarin? Kenapa hal sesederhana ini tak bisa dia tangkap dan harus bersusah payah memohon bantuan sahabat-sahabatnya.
.
.
.
Bona tengah asik mengikuti langkah kaki Minhyuk yg tiba-tiba saja mengajaknya makan siang bersama saat tiba-tiba siluet seseorang yg dikenalnya mencuri perhatian.

"ada apa?" tanya Minhyuk ingin tau saat didapatinnya langkah Bona yg tiba-tiba berhenti.

"sebentar. Sepertinya aku melihat seseorang" balas Bona tanpa melihat Minhyuk dan justru berjalan menjauh.

"Kihyun!!!" panggil Bona saat cetakan wajah seseorang tertangkap jelas di kedua matanya. Dan seulas senyum terpampang saat ditemukannya orang itu menengok kearahnya.

"Bona" balas Kihyun sambil memperpendek jarak diantara mereka.

"kau sedang apa disini?" tanya Bona saat Kihyun sudah berdiri tepat didepannya.

"rapat. Perusahanmu menjadi klien perusahanku" balas Kihyun cepat. Bona mengangguk-angguk mengerti sampai sebuah suara menyentaknya.

"Yoo Kihyun?" suara tanya itu terdengar ragu-ragu namun sangat familiar ditelinga Bona, mau tidak mau membuat Kihyun menengok dan menemukan seseorang berdiri di belakang Bona.

Kihyun memincingkan matanya sambil menganati sosok yg memanggilnya itu lekat-lekat. Dan selanjutnya terjadi sungguh di luar prediksi Bona.

"Lee Minhyuk?" balas Kihyun seraya menghamburkan tubuhnya berpelukan dengan orang yg baru saja dipanggilnya itu. Jelas adegan itu mencuri perhatian banyak orang di lobi kantor tersebut. Bahkan Bona entah sejak kapan sudah mengerutkan keningnya bingung.

"sudah lama sekali"

"iya sudah lama, hampir setengah abad" canda Kihyun yg diberi tawa keras dari Minhyuk sebagai hadiah. "Sejak kapan kau ada disini? Kenapa kau tidak menghubungiku?" tanya Kihyun setelah pelukan itu terlepas.

Stay Here (Hyungwon x Bona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang