Jealous

729 90 5
                                    

Semua kata-kata Seola yg menembus otaknya membuat Bona dirundung kegundahan disisa harinya. Sejak tadi ingin rasanya Bona membuang arti dari pertemuannya dan Seola itu tapi hasilnya nihil. Yang ada Bona hanya terus melamun dan membayangkan wajah Hyungwon, membuat beberapa kali Minhyuk harus menyadarkannya akan tugas-tugasnya yg sama sekali belum tersentuh.

"Bona"

"Kim Bona" Minhyuk yg entah sudah berapa kali memanggil nama itu merasa bingung, sejak makan siang tadi Bona kembali dengan wajah linglung dan seperti kehilangan nyawanya.

"Bona" panggil Minhyuk lagi sambil meraih bahu kanan Bona, membuatnya terlonjak kaget dan langsung membalikkan tubuhnya.

"i-iya?"

"kau sakit?" Bona menggeleng

"ada masalah?" lagi-lagi Bona menggeleng

"kau kacau sekali hari ini. Ada apa?" tanya Minhyuk sambil menarik kursi untuk duduk disebelah Bona.

"kau bisa menceritakkannya padaku kalau mau" tawar Minhyuk dengan mata penuh kekhawatiran, tapi gadis itu hanya menggeleng lemah.

"aku baik-baik saja" balas Bona "aku hanya sulit berkonsentrasi"

"itu masalahnya. Sejak tadi kau bahkan tak menjawab panggilanku" Minhyuk membuang nafasnya berat.

"maaf" lirih Bona

"baiklah kalau kau memang tak mau cerita. Tapi bisakah kau catatat jadwalku hari jumat ini untuk pergi ke Daegu?"

"Daegu?" tanya Bona bingung sambil meraih pulpen miliknya.

"ya, akan ada pertemuan, kami akan melihat lokasi anak perusahan baru di sana" Minhyuk tersenyum.

"oiya, haruskah kita mengunjungi orang tuamu disana? Seingatku saat membaca biodatamu kau berasal dari Daegu"

"kita?"

"iya. Kau ikut" Minhyuk tersenyum cerah. Sementara Bona hanya bisa membulatkan mata dan mulutnya, dia terlalu bingung harus berekspresi dan berkomentar apa. Saat disadari Minhyuk sudah berjalan kembali ke ruangannya. Apa itu artinya Minhyuk mengira bahwa Bona mengiyakannya? Tapi ini tugas kantor bukan?

Haruanya kini Bona menjerit bahagia, bagaimanapun juga ini adalah perjalanan bisnisnya yg pertama walaupun bukan keluar negeri. Selain itu juga itu artinya dia akan pulang dengan akomodasi kantor yg tak akan membuat uangnya menipis sedikitpun. Tapi kebingungan dan suasanan hatinya yg sedang tidak baik hanya mampu menghadirkan senyum tipis dikedua bibirnya.
.
.
.
Hyungwon melirik arloji ditangan kirinya, ini bahkan sudah lewat 30 menit dari jadwal pulang kantor Bona. Tapi gadis itu belum menunjukkan tubuh mungilnya keluar dari lobi. Entah sudah berapa pesan yg ditinggalkan Hyungwon untuk Bona, tapi tak ada satupun yg terbalaskan. Hyungwon kembali mengingat obrolannya dengan Bona pagi tadi, apa benar gadis itu ada lembur?

Hyungwon sudah siap menelfon gadis itu entah untuk yg keberapa kalinya kalau sudut matanya tidak buru-buru menangkap siluet Bona yg keluar bersama seorang pria disebelahnya. Hyungwon mengerutkan keningnya bingung sekaligus kesal, mereka begitu terlihat akrab, bahkan pria itu mampu membuat senyum Bona nampak begitu cerah meski hari sudah menjadi gelap.

Hyungwon benar-benar menyumpah dalam hatinya bahwa dia tak menyukai pemandangan itu. Ada yg terbakar dalam hatinya. Membuat tubuhnya tanpa kendali berjalan menghampiri dua sosok tersebut dan berdiri dihadapan mereka, menghadirkan ekspresi keterkejutan diwajah Bona dan kebingungan diwajah pria itu.

"Ayo pulang" ajak Hyungwon dengan aura dingin miliknya.

"Hyungwon"

"Ayo kita pulang" aja Hyungwon lagi sambil dengan kurang ajar menyelipkan jemarinya diantara jemari Bona. Hyungwon jelas bisa merasakan keterkejutan dan ketidaksukaan akan aksinya.

Stay Here (Hyungwon x Bona)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang