🌃 Bubble Tea .VS. Es Dawet

86 16 13
                                    

01.13 AM

"Mber, lo tau ga?" tanya Jackson sambil tiduran di sofa. Amber disebelahnya diem aja, gak gerak.

"Mber?" panggilnya. Pas diliat..

"Tai, tidur ternyata.."

Jackson ninggalin Amber ke dapur. Disana, ada Henry dan Bambam yang lagi debat, bagusan kopi merek apa buat begadang.

"Nescafe aja! Lebih enak tau!" Bambam ngotot sambil bawa rencengan kopi kesayangannya.

"Mending starbucks aja lah bam, lebih berkelas," cetus Henry.

"Sok berkelas lo! Tidur aja cuman pake sempak, pake gaya-gaya berkelas," sindir Bambam. Henry ingin memukul Bambam, tapi sebagai yang paling tua disana, dia harus bisa jadi contoh yang baik.

"Udah deh, mending minum bubble tea aja," celetuk Amber. Iya, dia ngigau. Ngigai aja bisa ngasih usulan ye?

"Apa mber?" Tanya Jackson.

Plak!

Kepala Jackson dipukul pake sendal, "gue bilang minum bubble tea aja! Kok lo bolot sih?!"

"Dih, ngigau aja bisa paham begini. Tidur apa engga sih lo mber?" Tanya Henry.

"Tidur..."

"Tanggal lahir lo?" Tanya Bambam, mau ngetes.

"18 September 1992.."

"Nama panjang lo?" Tanya Jackson.

"Amber Josephine Listanta.."

"Nama adek lo?" Tanya Henry.

"Moonbin Damien Listanta dan Jeno Alexander Listanta.."

"Orang yang lo suka?" Bambam ngetes lagi.

"Mm.. gue sendiri.."

"Bangsat ye.. tidur pun masih najisin.." hina Henry.

"Eh, tadi dia bilang, beli bubble tea aja kan? Kok gue jadi pengen ya?" Kata Jackson. Bambam mengiyakan, "iya, gue juga pengen."

"Emang disini ada gitu, orang jual bubble tea?" Tanya Henry.

"Kali aja ada kan."

"Yaudah, tinggal kita cari aja, ada apa engga.." usul Jackson.

"Ambernya diajak ga?" Tanya Bambam.

"Ajak aja udah. Kalo ditinggal, entar apartemen gue ancur lagi," ujar Henry. Jadi, terpaksalah mereka nentengin Amber yang ngantuk berat.

"Dimana coba di daerah sini, orang jual bubble tea?" Bambam merapatkan jaketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dimana coba di daerah sini, orang jual bubble tea?" Bambam merapatkan jaketnya. Udara malam dingin banget, dan badan Bambam yang super slim itu menggigil.

"Tau nih. Mana dingin banget lagi udaranya.." rutuk Henry sambil meniup-niup telapak tangannya.

"Eh, bantuin ini dong! Berat tau ga ngangkat Amber sendiri!" Keluh Jackson. Amber malah enak-enakan molor di punggung Jackson. Ilernya kemana-mana lagi.

"Ampun deh! Berat banget! Makan apaan sih dia?! Beton?!" Tanya Bambam.

"Eh! Liat itu!" Tunjuk Amber tiba-tiba, bikin yang lain jantungan.

"ASTATANG SI GOBLOK! INNALILLAHI!!"

"TAI KAMBING LO MBER! KAGET GUE BANGSAT!"

"Itu gaes! Ada tukang Dawet!" Seru Amber, nunjuk salah satu kios kecil yang masih buka. Tulisannya "es Dawet Mmmuach!"

"Jadi? Lo ga mau beli bubble tea?" Tanya Jackson ke Amber. Ambernya malah molor lagi, "nyesel gue nanya.."

Mereka masuk ke kios itu, lalu mesen empat es dawet sama beberapa makanan kecil.

"Mber, ini es da-"

Hap!

Langsung diambil, diminum sampe bawah-bawahnya. Bersih.

"Setelah gue pikir-pikir, kalo kita begadang, kayanya kita kesini aja deh. Disini murah, banyak jajanan enaknya.." kata Henry.

"Iya sih, bener.." Jackson dan Bambam mengiyakan.

"Jadi, lo ga mau bubble tea mber?" Tanya Henry.

Amber ngelap mulutnya yang belepotan, "engga deh. Kayanya mulai sekarang, minuman favorit gue itu es dawet.."

Mendengar itu, si abang dawet senyum, terus ketawa, "ihihihihi...."

Bukan kuntilanak kok, abangnya namanya Nickhun Wicaksono.

Bukan kuntilanak kok, abangnya namanya Nickhun Wicaksono

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌃 vote+comment 🌃

Midnight TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang