🌃 Different

21 4 0
                                    

00.56 AM

"Kalo emang kita ditakdirkan bersama, kita pasti bakal ketemu lagi kok. Kamu harus janji sama aku, akan setia sampai aku pulang. Oke?"

Kata-kata itu terus gue pegang teguh, bahkan sampai sekarang.

Dan gue selalu percaya padanya, bahwa suatu saat nanti kita akan bertemu lagi.

Malam itu, kami berjanji akan menanti satu sama lain, mengaitkan kelingking, untuk kemudian hari berada di pelukan satu sama lain lagi, seperti sedia kala. Kelihatannya seperti anak kecil, tapi beginilah cara kami menepati janji.

Malam itu, tanggal 6 Februari 2013, di bandara Internasional Soekarno-Hatta, gue melepasnya, pergi ke negeri orang untuk menyelesaikan studinya.

Gue meneguhkan hati, memantapkan langkah, dan senantiasa mengingat janji yang pernah kami buat dulu. Agar janji itu terus ditepati hingga kami bertemu lagi.

5 tahun lamanya gue menunggu kepulangannya. Namun, dia tak kunjung datang. Gue mulai lelah menunggu.

Saat gue mulai kehilangan harapan, sebuah pesan datang kepada gue.

Pesan singkat di handphone butut gue, dari dia, yang mengatakan ingin mengakhiri semuanya karena,

"Aku ketemu orang lain."

Gue terdiam, bingung. Apa maksudnya?

Dia bertemu orang lain?

Siapa orang itu?

Gue perlahan menyadari bahwa dia mulai melupakan gue. Gue yang dulunya 'berarti', menjadi 'tidak berarti' di matanya. Tergantikan oleh orang asing itu.

Rasanya seolah semua beban dunia berada di pundak gue. Berat. Tanpa tangannya yang selalu setia menemani gue, semua terasa berat.

Dan sekarang, dia kembali.

Kami berdua duduk berhadapan, canggung. Dua-duanya hanya duduk, sesekali bicara basa-basi, hitung-hitung mengejar ketertinggalan antara kami berdua.

Saat itu, gue baru saja putus dari pacar gue, Jieun. Dia bilang, dia juga baru putus dari pacarnya yang bernama Chanyeol. Gue hendak mengatakan sesuatu ketika dia menyela,

"Mark, gue pengen kita balikan lagi. Kaya dulu. Gue kangen dengan masa lalu.."

Gue kembali terdiam. Apa yang diinginkannya? Setelah dulu mencampakkan gue, sekarang dia ingin kembali?

"Bisakah.. kita ulang semua dari awal?" Tanyanya, "gue udah berubah. Gue udah sadar. Yang gue lakukan ke lo dulu itu, ga pantes. Gue kejam sama lo. Tapi sekarang gue udah berub-"

"Gue juga udah berubah," potong gue, "dan gue yang sekarang, ga mau dengan lo yang sekarang."

Gue meninggalkannya disitu, terduduk bingung.

Gue, Mark Tuan, berjanji, tidak akan pernah menengok ke belakang, bahkan jika yang dibelakang memaksa gue untuk menengok, gue tidak akan mau.

Dan dia, Wendy Son, sudah menjadi bagian belakang dari buku kehidupan gue.

Gue harus menutupnya.

Gue harus menutupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Midnight TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang