🌃Reuni

25 4 1
                                    

00.00 AM

"Ga nyangka lo mau datang ke rooftop jam segini..." kata Sehun, saat melihat seorang perempuan baru saja muncul diatas apartment mereka.

Seulgi tersenyum, "Gue gabisa tidur, so why not?"

Seulgi mendekati Sehun yang duduk di sofa usang yang ada didekat pinggiran rooftop, perempuan itu lalu duduk di sebelah Sehun.

Sehun menawarkan sekaleng beer kepada Seulgi, yang langsung diterima dan diminum dengan senang hati.

"You know what? I'm really happy when I saw you at the lobby three days ago. Gue kira cuma halusinasi gue aja, rupanya emang beneran lo" kata Sehun, diiringi kekehan geli yang khas milik pria itu.

"Samaa, gue kira lo belum balik dari Thailand, rupanya kita ketemu disini, lagi..." jawab Seulgi.

Dan terjadilah keheningan yang canggung.

Sehun meneguk beer nya, "How's life?"

"Gak ada yang spesial, hanya ada gue, sendiri, dengan pekerjaan yang sama, arsitek, dan kucing yang sama juga, mocha"

"Gue kurang lebih gitu juga, tapi Vivi sekarang udah punya anak. Putihnya sama kayak dia, kadang gue suka ketukar"

"HAH? BENERAN?! KENAPA LO GAPERNAH BILANG SIH!!!" protes Seulgi heboh, yang membuat Sehun gemas, jika gak dia tahan, mungkin tangannya udah nguyel-nguyel pipi Seulgi sekarang.

"Hadeh, kapan-kapan lo main ke apart gue, lo mendem mulu di kamar gue liat"

Perbincangan malam itupun berlanjut, mereka bercerita tentang update hidup masing-masing, pekerjaan, peliharaan, and also, their love life.

"Gue kaget lo belum ketemu siapa-siapa selama 3 tahun ini, mengingat kalau cewek Thailand gak kalah sama cewek-cewek Jakarta" komentar Seulgi, saat Sehun bercerita selama 3 tahun ini dia tetap menjomblo.

"Hahaha, ngaca dong lo. Di Jepang masa gagal mulu kencan buta lo?"

"Seriusan. Waktu itu tinggal jadian aja, turns out, dia udah punya istri, ga heran kalau kita lagi jalan bareng gue sering merasa aura gaenak."

Keduanya tertawa lebar, seakan-akan mereka hanya teman kuliah yang udah lama gak ketemu.

Tapi kenyataannya, gak sesimpel itu.

"Hey, kalau lo ga terganggu. Gue, ingin kita kayak dulu lagi" ucap Sehun, melihat ekspresi canggung dari raut wajah Seulgi, Sehun melanjutkan, "Maksud gue, as best friend, of course, Mungkin kita emang ditakdirkan jadi sahabat aja gi"

Seulgi berpikir sebentar, "Mungkin emang gitu, kita nyaman satu sama lain. Tapi, ya gitu." Ucap Seulgi, lalu memamerkan senyuman manisnya.

"Bff. Yay/nay?"

"Yay."

A/n

Sebenarnya, one-shot ini muncul aja di otak gue. Jadi pengen gue kembangkan jadi Series.

Book Seulhun? Yay/Nay? (komen disini)

Midnight TalkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang